Mataram (ANTARA) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengadakan pelatihan pemanfaatan potensi kopi yang diikuti sebanyak 20 orang pekerja migran Indonesia (PMI) purna yang bermukim di kaki Gunung Rinjani, Desa Sajang, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
"Pelatihan pengolahan biji kopi tersebut diharapkan menjadi solusi untuk perbaikan dan peningkatan mutu produksi, memperluas lapangan kerja, dan memberikan pilihan lain bagi warga Sajang untuk berwirausaha," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis BP2MI NTB Abri Danar Prabawa, di Mataram, Kamis.
Ia mengatakan sebanyak 20 peserta pelatihan merupakan PMI purna yang pernah bekerja di Malaysia. Semuanya memikili lahan kopi di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur.
Desa Sajang merupakan daerah penghasil kopi sekaligus salah satu kantong PMI di Kabupaten Lombok Timur.
Berdasarkan hasil identifikasi, kata Abri, total luas lahan yang dimiliki peserta pelatihan mencapai 7,50 hektare, di mana kepemilikan lahan satu orang mulai dari 50 are hingga dua hektare, dengan hasil panen kopi mencapai 18 ton pada 2020.
"Tapi hasil produksi tersebut belum maksimal karena pohon yang kurang produktif, pengetahuan kelompok tani masih terbatas dalam mengelola lahan dan pengolahan setelah panen," ujarnya.
Dalam pelatihan tersebut, kata dia, para peserta memperoleh pengetahuan tentang budi daya hingga pengolahan biji kopi yang benar dari peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB, dan Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur, serta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Timur.
BP2MI NTB juga menghadirkan nara sumber dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kabupaten Lombok Timur, serta lembaga keuangan, seperti Bank Negara Indonesia dan Pegadaian. Ketiga lembaga itu memberikan pemahaman terkait cara mengakses modal usaha di lembaga keuangan.
"Kami juga menghadirkan para pelaku usaha kopi dari Sembalun, dan pemilik UD Istana Kopi yang memberikan gambaran terkait peluang dan tantangan usaha pengolahan biji kopi," ucap Abri.
"Pelatihan pengolahan biji kopi tersebut diharapkan menjadi solusi untuk perbaikan dan peningkatan mutu produksi, memperluas lapangan kerja, dan memberikan pilihan lain bagi warga Sajang untuk berwirausaha," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis BP2MI NTB Abri Danar Prabawa, di Mataram, Kamis.
Ia mengatakan sebanyak 20 peserta pelatihan merupakan PMI purna yang pernah bekerja di Malaysia. Semuanya memikili lahan kopi di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur.
Desa Sajang merupakan daerah penghasil kopi sekaligus salah satu kantong PMI di Kabupaten Lombok Timur.
Berdasarkan hasil identifikasi, kata Abri, total luas lahan yang dimiliki peserta pelatihan mencapai 7,50 hektare, di mana kepemilikan lahan satu orang mulai dari 50 are hingga dua hektare, dengan hasil panen kopi mencapai 18 ton pada 2020.
"Tapi hasil produksi tersebut belum maksimal karena pohon yang kurang produktif, pengetahuan kelompok tani masih terbatas dalam mengelola lahan dan pengolahan setelah panen," ujarnya.
Dalam pelatihan tersebut, kata dia, para peserta memperoleh pengetahuan tentang budi daya hingga pengolahan biji kopi yang benar dari peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB, dan Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur, serta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Timur.
BP2MI NTB juga menghadirkan nara sumber dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kabupaten Lombok Timur, serta lembaga keuangan, seperti Bank Negara Indonesia dan Pegadaian. Ketiga lembaga itu memberikan pemahaman terkait cara mengakses modal usaha di lembaga keuangan.
"Kami juga menghadirkan para pelaku usaha kopi dari Sembalun, dan pemilik UD Istana Kopi yang memberikan gambaran terkait peluang dan tantangan usaha pengolahan biji kopi," ucap Abri.