Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, produksi padi di kota itu sudah terealisasi 26 ribu ton dari target 25 ribu ton dengan areal tanam sekitar 1.494 hektare.

"Alhamdulillah, meskipun sempat ada tanaman padi petani terancam puso tapi realisasi produksi padi sudah melampaui target sebesar 26 ribu ton," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram H Mutawalli di Mataram, Senin.

Dikatakan, kendati dalam musim tanam akhir tahun ini sekitar 15 hektare lahan pertanian di Mataram terendam air akibat cuaca ekstrem, namun diyakini tidak mempengaruhi produksi padi petani secara signifikan.

Apalagi, produksi padi petani Kota Mataram tertinggi jika dibandingkan beberapa kabupaten/kota di wilayah NTB, dengan produksi rata-rata di atas 6,2 ton per hektare. "Sementara produksi di kabupaten/kota lainnya, sekitar 5,7 hingga 5,8 ton per hektare." sebutnya.

Ia mengatakan, tingginya produksi padi pada tingkat petani itu karena petani di Kota Mataram menggunakan teknologi jajar legowo sejak beberapa tahun terakhir ini.

Selain itu, intensifikasi pemilihan benih unggul dan pemupukan yang berimbang. Beberapa kabupaten/kota juga ada yang menggunakan pola tanam jajar legowo, tetapi tidak merata dan kurang intensif.

Kalau petani kota, lanjutnya, mulai dari taman hingga panen selalu di kawal oleh penyuluh, sehingga hasilnya bisa maksimal. Pengawalan ketat terhadap petani ini didukung juga karena jarak lahan pertanian di Kota Mataram tidak terlalu jauh, sehingga mudah untuk dikontrol.

"Sementara dalam hal pemupukan, petani kota menggunakan sistem pemupukan berimbang, petani luar cenderung menggunakan pupuk berlebih. Petani kota lebih cepat menyerap informasi teknologi pertanian," katanya.

Lebih jauh Mutawalli menambahkan, target produksi padi di Mataram setiap tahunnya ditentukan oleh pemerintah pusat dan terus mengalami pengurangan seiring dengan berkurangnya areal tanam.

"Kalau dulu produksi padi ditargetkan 35 ribu ton, kemudian turun menjadi 32 ribu ton, 30 ribu ton, 28 ribu ton, dan kini 25 ribu ton. Tahun depan kemungkinan target juga akan turun," katanya.


 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024