Mataram (ANTARA) - PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) mendatangkan urea bersubsidi sebanyak 11.460 ton menggunakan dua kapal secara bersamaan untuk memenuhi kebutuhan para petani di wilayah Nusa Tenggara Barat.
Kepala Kantor Pemasaran Pusri Wilayah NTB Eman Haris, di Mataram, Jumat, menyebutkan dua kapal tersebut, yakni MV Abu Samah mengangkut urea bersubsidi sebanyak 7.660 ton yang dibongkar muat di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, dan KM Sahabat Sejati mengangkut sebanyak 3.800 ton yang dibongkar muat di Pelabuhan Badas, Kabupaten Sumbawa.
"Saat ini, dua kapal yang berangkat dari Palembang itu, sedang bongkar muat urea bersubsidi untuk kebutuhan petani di Pulau Lombok, dan Pulau Sumbawa," katanya.
Ia mengatakan dengan kedatangan sebanyak 11.460 ton urea bersubsidi ke NTB, maka total stok hingga 27 Januari 2022 mencapai 51.000 ton. Dari jumlah tersebut sudah tersalurkan ke petani sebanyak 38.000 ton dari alokasi Januari yang seharusnya 34.000 ton. Artinya, kata Eman, sebagian alokasi untuk Februari dialihkan untuk memenuhi kebutuhan pada Januari yang relatif tinggi.
"Pada Januari, permintaan urea bersubsidi sangat tinggi karena petani membutuhkan untuk pemupukan padi dan jagung," ujarnya.
Eman yang didampingi AVP Operasi Logistik Bali dan Nusa Tenggara, PT Pusri, Edi Prasetia Sitepu, mengatakan para petani di NTB, tidak perlu khawatir akan ketersediaan urea bersubsidi. Sebab, PT Pusri secara terus menerus mendatangkan kapal pengangkut pupuk untuk kebutuhan setiap bulan, baik untuk wilayah Pulau Lombok, dan Pulau Sumbawa.
Bahkan, kata dia, KM Anugera Buana 8 yang mengangkut sebanyak 2.650 ton urea bersubsidi dalam perjalanan dan akan sandar di Pelabuhan Bima, Kabupaten Bima, pada 29 Januari 2022.
"Jadi petani tidak perlu khawatir dengan isu-isu kelangkaan pupuk. Stok yang kami sediakan selalu melebihi dari kebutuhan bulanan," ucapnya pula.
Ia juga kepada semua pihak untuk ikut berperan aktif dalam mengawasi pendistribusian pupuk bersubsidi sehingga tepat sasaran dan tepat jumlah yang diterima oleh petani.
Kepala Kantor Pemasaran Pusri Wilayah NTB Eman Haris, di Mataram, Jumat, menyebutkan dua kapal tersebut, yakni MV Abu Samah mengangkut urea bersubsidi sebanyak 7.660 ton yang dibongkar muat di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, dan KM Sahabat Sejati mengangkut sebanyak 3.800 ton yang dibongkar muat di Pelabuhan Badas, Kabupaten Sumbawa.
"Saat ini, dua kapal yang berangkat dari Palembang itu, sedang bongkar muat urea bersubsidi untuk kebutuhan petani di Pulau Lombok, dan Pulau Sumbawa," katanya.
Ia mengatakan dengan kedatangan sebanyak 11.460 ton urea bersubsidi ke NTB, maka total stok hingga 27 Januari 2022 mencapai 51.000 ton. Dari jumlah tersebut sudah tersalurkan ke petani sebanyak 38.000 ton dari alokasi Januari yang seharusnya 34.000 ton. Artinya, kata Eman, sebagian alokasi untuk Februari dialihkan untuk memenuhi kebutuhan pada Januari yang relatif tinggi.
"Pada Januari, permintaan urea bersubsidi sangat tinggi karena petani membutuhkan untuk pemupukan padi dan jagung," ujarnya.
Eman yang didampingi AVP Operasi Logistik Bali dan Nusa Tenggara, PT Pusri, Edi Prasetia Sitepu, mengatakan para petani di NTB, tidak perlu khawatir akan ketersediaan urea bersubsidi. Sebab, PT Pusri secara terus menerus mendatangkan kapal pengangkut pupuk untuk kebutuhan setiap bulan, baik untuk wilayah Pulau Lombok, dan Pulau Sumbawa.
Bahkan, kata dia, KM Anugera Buana 8 yang mengangkut sebanyak 2.650 ton urea bersubsidi dalam perjalanan dan akan sandar di Pelabuhan Bima, Kabupaten Bima, pada 29 Januari 2022.
"Jadi petani tidak perlu khawatir dengan isu-isu kelangkaan pupuk. Stok yang kami sediakan selalu melebihi dari kebutuhan bulanan," ucapnya pula.
Ia juga kepada semua pihak untuk ikut berperan aktif dalam mengawasi pendistribusian pupuk bersubsidi sehingga tepat sasaran dan tepat jumlah yang diterima oleh petani.