Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menunda pembukaan tempat isolasi terpusat bagi pasien COVID-19 yang terkonfirmasi dengan gejala ringan dan sedang, akan tetapi mengoptimalkan layanan telemedisin, baik dari tim RSUD Kota Mataram maupun puskesmas.
"Pembukaan isolasi terpusat untuk saat ini masih kami pertimbangkan, tapi layanan telemedisin, home care serta layanan berbasis mikro di kelurahan, siap bergerak, sekaligus memberikan suplai obat-obatan yang dibutuhkan," kata Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Selasa.
Ia menjelaskan nomor layanan telemedisin yang dapat dihubungi pasien COVID-19 untuk melakukan konsultasi kesehatan adalah 085931061540 (telepon atau WhatsApp), sedangkan layanan darurat dapat menghubungi nomor 119 atau (0370) 620009 atau 087777577119 untuk konsultasi via web.
Diakui wali kota, kondisi penularan COVID-19 di Kota Mataram saat ini cukup tinggi, sehingga pihaknya mulai Selasa (15/2) resmi naik level dari PPKM level 1 menjadi PPKM level 3, yang seharusnya memang menyiapkan tempat isolasi terpusat pagi pasien COVID-19 gejala ringan dan sedang.
Apalagi, kata dia, data Dinas Kesehatan Kota Mataram mencatat kasus COVID-19 di daerah itu mencapai 1.158 kasus (angka kumulatif dari 1 Januari-13 Februari 2022), dan 1.053 kasus di antaranya kasus aktif, namun 90 persen atau 989 orang melakukan isolasi mandiri.
Hanya saja, lanjut wali kota, jika melihat gejala penularan omicron saat ini, tidak terlalu parah, seperti ketika awal pandemi.
"Penularannya memang cepat, tapi penyembuhannya juga cepat. Dengan isolasi mandiri sambil mengonsumsi obat-obatan yang sesuai, insya Allah bisa sembuh," katanya.
Di sisi lain, lanjut wali kota, keterisian tempat tidur atau BOR di sejumlah fasilitas kesehatan di Kota Mataram masih relatif aman, yakni 11,3 persen, termasuk ketersediaan oksigen, sehingga pembukaan tempat isolasi terpusat masih ditunda.
"Saya juga sudah menyampaikan kepada pihak rumah sakit, agar pasien positif COVID-19 yang dirawat inap hanya yang komorbid dan lanjut usia (lansia)," kata wali kota.
"Pembukaan isolasi terpusat untuk saat ini masih kami pertimbangkan, tapi layanan telemedisin, home care serta layanan berbasis mikro di kelurahan, siap bergerak, sekaligus memberikan suplai obat-obatan yang dibutuhkan," kata Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Selasa.
Ia menjelaskan nomor layanan telemedisin yang dapat dihubungi pasien COVID-19 untuk melakukan konsultasi kesehatan adalah 085931061540 (telepon atau WhatsApp), sedangkan layanan darurat dapat menghubungi nomor 119 atau (0370) 620009 atau 087777577119 untuk konsultasi via web.
Diakui wali kota, kondisi penularan COVID-19 di Kota Mataram saat ini cukup tinggi, sehingga pihaknya mulai Selasa (15/2) resmi naik level dari PPKM level 1 menjadi PPKM level 3, yang seharusnya memang menyiapkan tempat isolasi terpusat pagi pasien COVID-19 gejala ringan dan sedang.
Apalagi, kata dia, data Dinas Kesehatan Kota Mataram mencatat kasus COVID-19 di daerah itu mencapai 1.158 kasus (angka kumulatif dari 1 Januari-13 Februari 2022), dan 1.053 kasus di antaranya kasus aktif, namun 90 persen atau 989 orang melakukan isolasi mandiri.
Hanya saja, lanjut wali kota, jika melihat gejala penularan omicron saat ini, tidak terlalu parah, seperti ketika awal pandemi.
"Penularannya memang cepat, tapi penyembuhannya juga cepat. Dengan isolasi mandiri sambil mengonsumsi obat-obatan yang sesuai, insya Allah bisa sembuh," katanya.
Di sisi lain, lanjut wali kota, keterisian tempat tidur atau BOR di sejumlah fasilitas kesehatan di Kota Mataram masih relatif aman, yakni 11,3 persen, termasuk ketersediaan oksigen, sehingga pembukaan tempat isolasi terpusat masih ditunda.
"Saya juga sudah menyampaikan kepada pihak rumah sakit, agar pasien positif COVID-19 yang dirawat inap hanya yang komorbid dan lanjut usia (lansia)," kata wali kota.