Mataram (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menerapkan layanan darurat khusus ibu hamil dan melahirkan melalui aplikasi "permaisuri dancing" atau persalinan aman bayi sehat ibu berseri dengan ANC (ante natal care) atau periksaan rutin.

"Aplikasi ini merupakan layanan kedaruratan bagi ibu hamil dan melahirkan dimanapun berada, tim PSC kami siap turun ke lokasi," kata Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Mataram dr Ni Ketut Eka Nurhayati di Mataram, Kamis.

Pernyataan itu disampaikan seusai kegiatan peresmian pemanfaatan rumah duka atau gedung instalasi pemulasaran jenazah (IPJ) serta pencanangan aplikasi "permaisuri dancing" oleh Wali Kota Mataram Mohan Roliskana.

Eka mengatakan, aplikasi "permaisuri dancing" bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak, serta mencegah terjadinya stunting atau anak kerdil.

Melalui aplikasi ini, katanya, ibu hamil atau yang akan melahirkan ketika berada dalam kondisi darurat bisa langsung menekan tombol yang ada dalam aplikasi tersebut.

Penekanan tombol itu akan tersambung langsung ke tim PSC 119 RSUD Kota Mataram, kemudian petugas 119 menghubungi nomor telpon warga yang menekan tombol guna mencari tahu lokasi dengan aplikasi GPS.

"Dengan menggunakan aplikasi GPS, petugas PSC 119 bisa menemukan lokasi ibu hamil, dan tim kami segera turun ke lokasi untuk melakukan tindakan," katanya.

Dikatakan, khusus bagi warga Kota Mataram layanan darurat bagi ibu hamil dan melahirkan tersebut diberikan secara gratis. Sedangkan warga luar kota menyesuaikan.

"Aplikasi ini memang tidak hanya bisa diakses oleh ibu hamil dari Kota Mataram saja melainkan juga dari luar Mataram. Selama mereka punya dan sudah mendaftar dalam aplikasi itu," katanya.

Di sisi lain, lanjut Eka, untuk mengoptimalkan pemanfaatan aplikasi "permaisuri dancing" pihaknya telah bekerja sama dengan 11 puskesmas dan para bidan praktek se-Kota Mataram.

Bahkan tim dari puskesmas sudah dilatih terkait bagaimana sistem kerja aplikasi "permaisuri dancing", untuk kemudian disampaikan kepada para ibu hamil yang ada di wilayah kerja masing-masing.

Selain itu, para bidan praktek, bidan polindes serta dokter-dokter spesialis kandungan telah dibuatkan grup media sosial WhatsApp untuk memudahkan membagi informasi, komunikasi dan koordinasi.

"Ketika ada masalah yang dihadapi saat penanganan ibu hamil dan melahirkan, para petugas bisa konsultasi di grup, sehingga tidak hanya konsultasi ketika akan merujuk pasien," katanya Eka.

 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024