Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat memanfaatkan pengelolaan Fly Ash Bottom Ash (Faba) yang merupakan limbah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) untuk bahan pembangunan 1.806 masjid dan mushalla.
Manager Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Lombok Nyoman Satriyadi Rai, melalui keterangan resmi di Mataram, Minggu, mengatakan pemanfaatan Faba sebagai bahan pembangunan masjid dan mushalla bekerja sama dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) NTB.
"Kami terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan pemanfaatan Faba. Salah satunya dengan menggandeng DMI NTB melalui pelaksanaan 'workshop' pemanfaatan Faba," katanya.
Ia mengatakan pihaknya berkolaborasi dengan PT Indonesia Power UJP Jeranjang, sudah menggelar "workshop" di Masjid Ushuluddin, Kabupaten Lombok Tengah. Kegiatan tersebut diikuti oleh takmir masjid dan perwakilan dari 12 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lombok Tengah.
Rai menjelaskan tujuan "workshop" tersebut agar masyarakat dapat melihat langsung hasil dari pemanfaatan Faba yang merupakan partikel halus (berupa abu) sisa hasil pembakaran batubara PLTU. "Dengan melihat langsung hasil pemanfaatan Faba, harapannya masyarakat akan semakin banyak yang tertarik untuk menggunakan Faba," ujarnya.
Ia menegaskan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021, Faba saat ini sudah bukan lagi merupakan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), sehingga membuka potensi pemanfaatan Faba yang lebih luas, baik bagi instansi pemerintah, industri kecil menengah, kelompok orang/masyarakat dan badan usaha yang memiliki izin usaha.
"Bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan Faba, dapat langsung datang ke PLTU Jeranjang. Kami berikan secara gratis setelah persyaratannya terpenuhi," ucap Rai.
Ketua DMI NTB Dr Mashur, MS menjelaskan Masjid Ushuluddin merupakan masjid pertama di NTB, yang menggunakan Faba dalam proses pembangunannya. Sebanyak 638 ton Faba digunakan untuk membuat paving block, batu bata dan stabilisasi tanah yang dipasang di area masjid.
Baca juga: PLN pasok IKN dengan SPLU dan dua gardu induk
Baca juga: Kebijakan PLN batasi kapasitas PLTS atap keliru
"Terima kasih kepada PLN. Dengan program ini, akan sangat membantu dalam pembangunan masjid di NTB. Dampak yang lain, tentunya akan mendukung pemberdayaan sirkular ekonomi, baik bagi pengurus masjid maupun warga di sekitar," katanya.
Ia juga berharap dengan kegiatan "workshop" tersebut, potensi pemanfaatan Faba dapat lebih luas dan dampaknya dapat semakin dirasakan oleh masyarakat. "Di Lombok Tengah sendiri, untuk saat ini terdapat potensi pemanfaatan Faba sebanyak 1.309 masjid dan 497 mushalla yang masih dalam tahap pembangunan. Kami siap bersinergi dan berkolaborasi dengan PLN," ujar Mashur.
Manager Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Lombok Nyoman Satriyadi Rai, melalui keterangan resmi di Mataram, Minggu, mengatakan pemanfaatan Faba sebagai bahan pembangunan masjid dan mushalla bekerja sama dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) NTB.
"Kami terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan pemanfaatan Faba. Salah satunya dengan menggandeng DMI NTB melalui pelaksanaan 'workshop' pemanfaatan Faba," katanya.
Ia mengatakan pihaknya berkolaborasi dengan PT Indonesia Power UJP Jeranjang, sudah menggelar "workshop" di Masjid Ushuluddin, Kabupaten Lombok Tengah. Kegiatan tersebut diikuti oleh takmir masjid dan perwakilan dari 12 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lombok Tengah.
Rai menjelaskan tujuan "workshop" tersebut agar masyarakat dapat melihat langsung hasil dari pemanfaatan Faba yang merupakan partikel halus (berupa abu) sisa hasil pembakaran batubara PLTU. "Dengan melihat langsung hasil pemanfaatan Faba, harapannya masyarakat akan semakin banyak yang tertarik untuk menggunakan Faba," ujarnya.
Ia menegaskan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021, Faba saat ini sudah bukan lagi merupakan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), sehingga membuka potensi pemanfaatan Faba yang lebih luas, baik bagi instansi pemerintah, industri kecil menengah, kelompok orang/masyarakat dan badan usaha yang memiliki izin usaha.
"Bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan Faba, dapat langsung datang ke PLTU Jeranjang. Kami berikan secara gratis setelah persyaratannya terpenuhi," ucap Rai.
Ketua DMI NTB Dr Mashur, MS menjelaskan Masjid Ushuluddin merupakan masjid pertama di NTB, yang menggunakan Faba dalam proses pembangunannya. Sebanyak 638 ton Faba digunakan untuk membuat paving block, batu bata dan stabilisasi tanah yang dipasang di area masjid.
Baca juga: PLN pasok IKN dengan SPLU dan dua gardu induk
Baca juga: Kebijakan PLN batasi kapasitas PLTS atap keliru
"Terima kasih kepada PLN. Dengan program ini, akan sangat membantu dalam pembangunan masjid di NTB. Dampak yang lain, tentunya akan mendukung pemberdayaan sirkular ekonomi, baik bagi pengurus masjid maupun warga di sekitar," katanya.
Ia juga berharap dengan kegiatan "workshop" tersebut, potensi pemanfaatan Faba dapat lebih luas dan dampaknya dapat semakin dirasakan oleh masyarakat. "Di Lombok Tengah sendiri, untuk saat ini terdapat potensi pemanfaatan Faba sebanyak 1.309 masjid dan 497 mushalla yang masih dalam tahap pembangunan. Kami siap bersinergi dan berkolaborasi dengan PLN," ujar Mashur.