Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) memberikan pelayanan terbaiknya sehingga Festival Pesona Tambora (FPT) bertemakan "207 Tahun Tambora Menyapa Dunia" sukses digelar di jalur pendakian Taman Nasional Gunung Tambora, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat pada 4-5 Juni 2022.
"PLN sangat luar biasa dalam mendukung kegiatan FPT. Meskipun kondisi lokasi yang cukup sulit untuk dilalui, namun PLN menunjukkan dukungannya dengan menyediakan genset untuk suksesnya acara," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu Abdul Muis, melalui keterangan resmi di Mataram, Minggu.
Ia mengatakan lokasi penyelenggaraan FPT di jalur pendakian Doro Ncanga, Taman Nasional Gunung Tambora, berjarak 178 kilometer dari Kota Bima, dan ditempuh dalam waktu empat jam perjalanan.
Abdul yang turut hadir dalam event nasional tersebut menambahkan dengan adanya listrik dari PLN, pihaknya sangat terbantu sehingga gelaran FPT dapat terselenggara dengan baik, meskipun di lokasi yang cukup sulit.
"Kami berharap, ke depan sinergi dapat terus ditingkatkan agar seluruh event yang digelar, khususnya di Kabupaten Dompu dapat berjalan dengan aman dan sukses," ujarnya.
Sementara itu, Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bima, Jimy Indra Baskara menjelaskan total daya yang dibutuhkan untuk gelaran FPT 2022 tersebut adalah 50 kilo Volt Ampere (kVA). Daya tersebut digunakan untuk melistriki beberapa kegiatan yang berlangsung selama festival, di antaranya pameran foto, workshop, aksi sadar wisata, dan lain-lain.
"Kondisi geografis menjadi tantangan terbesar untuk melistriki event itu. Lokasinya jauh dari jaringan PLN, jadi kami harus siapkan beberapa unit genset untuk suplai listriknya," katanya saat ditemui ketika siaga di Pos 1 jalur pendakian Gunung Tambora, di Doro Ncanga.
Untuk memenuhi kebutuhan event berskala internasional tersebut, PLN menyiapkan total empat unit genset. Satu unit genset berkapasitas 100 kVA sebagai suplai utama dan satu unit genset kapasitas 60 kVA untuk cadangan apabila terjadi gangguan.
Selain itu, kata Jimy, pihaknya juga telah menyiapkan dua unit genset portabel berkapasitas 5500 VA dan membangun jaringan tegangan rendah sepanjang 500 meter.
Sebelumnya, kegiatan Teka Tambora yang merupakan rangkaian peringatan 207 Tahun Tambora Menyapa Dunia juga diselenggarakan di Oi Tampuro, Kabupaten Dompu pada 27-29 Mei 2022.
PLN menyiapkan satu unit genset kapasitas 5500 VA untuk menyukseskan berbagai acara seperti pentas seni, educamp dan banyak kegiatan lain.
"Listrik yang andal merupakan salah satu penentu kesuksesan dari suatu event, dan PLN berkomitmen untuk siap melistriki seluruh event yang digelar di NTB, baik yang berskala nasional ataupun internasional. Semoga akan berdampak positif, terutama dapat meningkatkan perekonomian di sekitar Tambora," ucap Jimy.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati Bima, Bupati Dompu dan Balai Taman Nasional Gunung Tambora terkait atas kerjasamanya sehingga PLN berhasil menyukseskan gelaran FPT 2022.
Gelaran Tambora Menyapa Dunia merupakan kegiatan rutin tahunan, yang diselenggarakan untuk memperingati peristiwa meletusnya Gunung Tambora pada 1815.
Para ahli menyebut tahun terjadinya letusan Gunung Tambora sebagai "The Year without Summer" alias tahun tanpa musim panas. Dampak letusannya menembus batas benua, tidak hanya benua Asia, namun hingga benua Amerika, dan benua Eropa, sehingga diyakini mengubah iklim dunia.
"PLN sangat luar biasa dalam mendukung kegiatan FPT. Meskipun kondisi lokasi yang cukup sulit untuk dilalui, namun PLN menunjukkan dukungannya dengan menyediakan genset untuk suksesnya acara," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu Abdul Muis, melalui keterangan resmi di Mataram, Minggu.
Ia mengatakan lokasi penyelenggaraan FPT di jalur pendakian Doro Ncanga, Taman Nasional Gunung Tambora, berjarak 178 kilometer dari Kota Bima, dan ditempuh dalam waktu empat jam perjalanan.
Abdul yang turut hadir dalam event nasional tersebut menambahkan dengan adanya listrik dari PLN, pihaknya sangat terbantu sehingga gelaran FPT dapat terselenggara dengan baik, meskipun di lokasi yang cukup sulit.
"Kami berharap, ke depan sinergi dapat terus ditingkatkan agar seluruh event yang digelar, khususnya di Kabupaten Dompu dapat berjalan dengan aman dan sukses," ujarnya.
Sementara itu, Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bima, Jimy Indra Baskara menjelaskan total daya yang dibutuhkan untuk gelaran FPT 2022 tersebut adalah 50 kilo Volt Ampere (kVA). Daya tersebut digunakan untuk melistriki beberapa kegiatan yang berlangsung selama festival, di antaranya pameran foto, workshop, aksi sadar wisata, dan lain-lain.
"Kondisi geografis menjadi tantangan terbesar untuk melistriki event itu. Lokasinya jauh dari jaringan PLN, jadi kami harus siapkan beberapa unit genset untuk suplai listriknya," katanya saat ditemui ketika siaga di Pos 1 jalur pendakian Gunung Tambora, di Doro Ncanga.
Untuk memenuhi kebutuhan event berskala internasional tersebut, PLN menyiapkan total empat unit genset. Satu unit genset berkapasitas 100 kVA sebagai suplai utama dan satu unit genset kapasitas 60 kVA untuk cadangan apabila terjadi gangguan.
Selain itu, kata Jimy, pihaknya juga telah menyiapkan dua unit genset portabel berkapasitas 5500 VA dan membangun jaringan tegangan rendah sepanjang 500 meter.
Sebelumnya, kegiatan Teka Tambora yang merupakan rangkaian peringatan 207 Tahun Tambora Menyapa Dunia juga diselenggarakan di Oi Tampuro, Kabupaten Dompu pada 27-29 Mei 2022.
PLN menyiapkan satu unit genset kapasitas 5500 VA untuk menyukseskan berbagai acara seperti pentas seni, educamp dan banyak kegiatan lain.
"Listrik yang andal merupakan salah satu penentu kesuksesan dari suatu event, dan PLN berkomitmen untuk siap melistriki seluruh event yang digelar di NTB, baik yang berskala nasional ataupun internasional. Semoga akan berdampak positif, terutama dapat meningkatkan perekonomian di sekitar Tambora," ucap Jimy.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati Bima, Bupati Dompu dan Balai Taman Nasional Gunung Tambora terkait atas kerjasamanya sehingga PLN berhasil menyukseskan gelaran FPT 2022.
Gelaran Tambora Menyapa Dunia merupakan kegiatan rutin tahunan, yang diselenggarakan untuk memperingati peristiwa meletusnya Gunung Tambora pada 1815.
Para ahli menyebut tahun terjadinya letusan Gunung Tambora sebagai "The Year without Summer" alias tahun tanpa musim panas. Dampak letusannya menembus batas benua, tidak hanya benua Asia, namun hingga benua Amerika, dan benua Eropa, sehingga diyakini mengubah iklim dunia.