Mataram (ANTARA) - Delegasi Uni Eropa dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Nusa Tenggara Barat menjajaki kerja sama investasi dan perdagangan yang bisa menguntungkan kedua belah pihak. Berdasarkan keterangan resmi di Mataram, Kamis, penjajakan kerja sama dimulai dengan pertemuan antara delegasi Uni Eropa dengan pengurus Kadin NTB, guna membicarakan peluang investasi dan perdagangan serta meningkatkan pemahaman mengenai negosiasi perjanjian kerja sama ekonomi komperehensif (CEPA).
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket menjelaskan Provinsi NTB memiliki potensi tinggi di sektor perdagangan dan investasi, terutama terkait ekonomi hijau dan ekonomi digital yang sejalan dengan prioritas Uni Eropa.
"Terlebih kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika menawarkan peluang besar untuk meningkatkan perekonomian NTB," katanya.
Ketua Kadin NTB H Faurani mengapresiasi kunjungan Kedutaan Besar Uni Eropa ke NTB, dan berharap potensi perdagangan dan investasi di sektor ekonomi unggulan di Pulau Lombok, dan Pulau Sumbawa dapat tergali dalam pertemuan tersebut.
Menurut dia, NTB saat ini menjadi sorotan dunia khususnya di sektor pariwisata. Sejak beberapa tahun terakhir, pariwisata NTB mengalami kemunduran akibat gempa bumi dan pandemi COVID-19.
"Namun dengan suksesnya pembangunan KEK Mandalika terutama pembangunan Sirkuit Mandalika dan gelaran World Superbike dan MotoGP menjadikan pariwisata NTB mulai menggeliat. Dan mudahan pada Juni 2022 akan dilaksanakan MXGP di Pulau Sumbawa," ujarnya.
Baca juga: Kadin percepat perdagangan dan investasi bersama Swiss
Lebih lanjut, Mantan Ketua Gabungan Pengusaha Konstruksi (Gapensi) NTB itu mengatakan Kadin NTB selaku mitra utama Pemerintah Daerah NTB tidak puas sampai di situ. Sebab, pihaknya ingin bagaimana supaya sektor perdagangan dengan luar negeri dan investasi tumbuh di NTB.
Faurani menambahkan KEK Mandalika dan destinasi pariwisata lainnya seperti Senggigi, Gunung Rinjani, dan Samota di Pulau Sumbawa, membutuhkan masuknya investasi dalam dan luar negeri untuk membangun sarana dan prasarana yang mendukung pariwisata, seperti perhotelan, resort, pusat perbelanjaan dan lainnya.
Baca juga: Dubes Belarusia menjajaki kerja sama ekonomi dengan Kadin NTB
Dengan bangkitnya pariwisata, maka akan mengalir permintaan terhadap produk industri kecil dan menengah (IKM), baik untuk pasar di kawasan wisata maupun pasar pasar eksport.
"Artinya, produk IKM NTB akan banyak laku dan itu tentu akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Faurani. Uni Eropa adalah persatuan ekonomi dan politik dari 27 negara anggota dengan jumlah penduduk sebanyak 447 juta.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket menjelaskan Provinsi NTB memiliki potensi tinggi di sektor perdagangan dan investasi, terutama terkait ekonomi hijau dan ekonomi digital yang sejalan dengan prioritas Uni Eropa.
"Terlebih kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika menawarkan peluang besar untuk meningkatkan perekonomian NTB," katanya.
Ketua Kadin NTB H Faurani mengapresiasi kunjungan Kedutaan Besar Uni Eropa ke NTB, dan berharap potensi perdagangan dan investasi di sektor ekonomi unggulan di Pulau Lombok, dan Pulau Sumbawa dapat tergali dalam pertemuan tersebut.
Menurut dia, NTB saat ini menjadi sorotan dunia khususnya di sektor pariwisata. Sejak beberapa tahun terakhir, pariwisata NTB mengalami kemunduran akibat gempa bumi dan pandemi COVID-19.
"Namun dengan suksesnya pembangunan KEK Mandalika terutama pembangunan Sirkuit Mandalika dan gelaran World Superbike dan MotoGP menjadikan pariwisata NTB mulai menggeliat. Dan mudahan pada Juni 2022 akan dilaksanakan MXGP di Pulau Sumbawa," ujarnya.
Baca juga: Kadin percepat perdagangan dan investasi bersama Swiss
Lebih lanjut, Mantan Ketua Gabungan Pengusaha Konstruksi (Gapensi) NTB itu mengatakan Kadin NTB selaku mitra utama Pemerintah Daerah NTB tidak puas sampai di situ. Sebab, pihaknya ingin bagaimana supaya sektor perdagangan dengan luar negeri dan investasi tumbuh di NTB.
Faurani menambahkan KEK Mandalika dan destinasi pariwisata lainnya seperti Senggigi, Gunung Rinjani, dan Samota di Pulau Sumbawa, membutuhkan masuknya investasi dalam dan luar negeri untuk membangun sarana dan prasarana yang mendukung pariwisata, seperti perhotelan, resort, pusat perbelanjaan dan lainnya.
Baca juga: Dubes Belarusia menjajaki kerja sama ekonomi dengan Kadin NTB
Dengan bangkitnya pariwisata, maka akan mengalir permintaan terhadap produk industri kecil dan menengah (IKM), baik untuk pasar di kawasan wisata maupun pasar pasar eksport.
"Artinya, produk IKM NTB akan banyak laku dan itu tentu akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Faurani. Uni Eropa adalah persatuan ekonomi dan politik dari 27 negara anggota dengan jumlah penduduk sebanyak 447 juta.