Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan penerapan teknologi baik dalam proses pengolahan, penyimpanan, infrastruktur, pengemasan, dan atau pemasaran dapat mencegah kehilangan pangan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
"Melalui teknologi yang tepat berbagai keuntungan dapat diperoleh, selain menjadi lebih efektif dan efisien, prosesnya lebih menguntungkan secara ekonomis serta mampu menjaga kelestarian lingkungan," kata Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari dalam keterangan yang diakses ANTARA di laman resmi BRIN di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan BRIN terus berupaya melakukan riset dan menghasilkan inovasi untuk menjawab masalah kehilangan pangan, antara lain berkaitan dengan teknologi pengolahan pascapanen seperti pengalengan dan teknologi non-termal yang dapat mendukung pascapanen dan produksi pangan berkelanjutan.
Pemuliaan tanaman dengan bantuan teknologi untuk menghasilkan varietas unggul baru dan lebih kompatibel dengan kendala rantai pasokan, dan mempunyai kualitas produk segar yang bagus di konsumen, kata dia, juga dapat menjadi bagian penting dari solusi jangka panjang.
Baca juga: BRIN dorong penguatan ekosistem hortikultura di Indonesia
Baca juga: Warga dapat saksikan "parade langit" subuh sepanjang Juni 2022
Kepala Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN Satriyo Krido Wahono mengatakan beberapa teknologi dan proses pangan seperti pengeringan beku, pengawetan dan pengemasan berpotensi untuk diaplikasikan mengurangi potensi kehilangan pangan.
Konsep pemanfaatan limbah pangan menjadi bahan pangan lain atau bahan non pangan seperti pakan ternak, pupuk organik, material penyerap, bahan pengawet, dan material kemasan, juga memberikan opsi lain untuk mengurangi kehilangan pangan.
"Melalui teknologi yang tepat berbagai keuntungan dapat diperoleh, selain menjadi lebih efektif dan efisien, prosesnya lebih menguntungkan secara ekonomis serta mampu menjaga kelestarian lingkungan," kata Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari dalam keterangan yang diakses ANTARA di laman resmi BRIN di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan BRIN terus berupaya melakukan riset dan menghasilkan inovasi untuk menjawab masalah kehilangan pangan, antara lain berkaitan dengan teknologi pengolahan pascapanen seperti pengalengan dan teknologi non-termal yang dapat mendukung pascapanen dan produksi pangan berkelanjutan.
Pemuliaan tanaman dengan bantuan teknologi untuk menghasilkan varietas unggul baru dan lebih kompatibel dengan kendala rantai pasokan, dan mempunyai kualitas produk segar yang bagus di konsumen, kata dia, juga dapat menjadi bagian penting dari solusi jangka panjang.
Baca juga: BRIN dorong penguatan ekosistem hortikultura di Indonesia
Baca juga: Warga dapat saksikan "parade langit" subuh sepanjang Juni 2022
Kepala Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN Satriyo Krido Wahono mengatakan beberapa teknologi dan proses pangan seperti pengeringan beku, pengawetan dan pengemasan berpotensi untuk diaplikasikan mengurangi potensi kehilangan pangan.
Konsep pemanfaatan limbah pangan menjadi bahan pangan lain atau bahan non pangan seperti pakan ternak, pupuk organik, material penyerap, bahan pengawet, dan material kemasan, juga memberikan opsi lain untuk mengurangi kehilangan pangan.