Jakarta (ANTARA) - Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Syaeful Bakhri menyampaikan sejumlah program dan platform kolaborasi yang disiapkan untuk membangun bidang riset ketenaganukiran Indonesia.
"Perhatian terhadap teknologi nuklir semakin meningkat, baik di tingkat nasional maupun internasional. Presiden Prabowo Subianto telah menjadikan teknologi nuklir, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), sebagai bagian dari strategi pembangunan," kata Syaeful dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Syaeful menjelaskan, setidaknya ada tiga prioritas yang menjadi fokus utama. Pertama, terkait swasembada energi di mana pihaknya telah mempersiapkan rencana pembangunan PLTN untuk mendukung kebutuhan energi nasional.
BRIN menargetkan operasional PLTN pertama Indonesia pada 2032 dengan kapasitas 250-300 MW, menggunakan teknologi small modular reactor (SMR) generasi terbaru.
Kedua, pembangunan SDM iptek ketenaganukliran. Pihaknya juga terus berupaya mengembangkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam bidang teknologi nuklir untuk mendukung kebutuhan tenaga kerja nasional, termasuk target 4.900 tenaga ahli nuklir untuk operasional PLTN pada 2040.
Ketiga, upaya mendukung hilirisasi dan industrialisasi. Dalam hal ini, kata Syaeful, BRIN berperan untuk meningkatkan peran teknologi nuklir dalam mendukung industri domestik, seperti farmasi, pangan, dan pengolahan limbah, melalui aplikasi teknologi berbasis akselerator dan reaktor.
Saat ini, kata Syaeful, BRIN telah menyusun tiga platform kolaborasi nasional sebagai bagian dari peta jalan riset nuklir 2025-2029. Pertama, Platform Teknologi Nuklir untuk Deteksi dan Terapi mengingat nuklir menawarkan metode presisi tinggi untuk pengobatan, seperti terapi kanker menggunakan radioisotop.
"BRIN telah menghasilkan produk radiofarmaka yang mendukung pengobatan modern dengan risiko minimal terhadap jaringan sehat," ujarnya.
Kedua, Platform Energi Rendah Karbon Berkelanjutan. Syaeful menjelaskan bahwa melalui pengembangan PLTN, BRIN berperan sebagai organisasi pendukung teknis, memastikan penerapan teknologi nuklir yang aman dan efisien di Indonesia.
Baca juga: BRIN kenalkan teknologi baterai kuantum
Ketiga, Aplikasi Nuklir untuk Industri dan Kehidupan Sehari-Hari. Dia menerangkan bahwa teknologi nuklir dapat diaplikasikan untuk sterilisasi produk pangan, pengawetan makanan, hingga mutasi genetik pada tanaman untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Menurut dia, penguatan SDM dan platform kolaborasi menjadi kunci keberhasilan implementasi teknologi nuklir. Oleh karena itu, universitas dan industri diundang untuk berkontribusi dalam berbagai program yakni pendidikan mulai dari S1 hingga pascadoktoral, riset bersama, dan program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka).
Baca juga: PPI kukuhkan tujuh periset muda terbaik Indonesia
Selain itu, revitalisasi fasilitas riset seperti Reaktor GA Siwabessy, Reaktor Kartini, dan fasilitas pendukung lainnya menjadi prioritas utama.
“Kolaborasi ini diharapkan melahirkan kemandirian teknologi nuklir dan produk inovatif buatan bangsa Indonesia,” kata Syaeful.