Kemendukbangga-Kemdiktisaintek kolaborasi riset untuk penurunan stunting

id Penurunan stunting,Percepatan penurunan stunting,Riset stunting,Kemendukbangga,Kemdiktisaintek

Kemendukbangga-Kemdiktisaintek kolaborasi riset untuk penurunan stunting

Wamendukbangga Ratu Isyana Bagoes Oka (dua dari kanan), Wamendiktisaintek Fauzan (dua dari kiri) membahas tentang kolaborasi riset percepatan penurunan stunting di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, Kamis (2/1/2025). ANTARA/HO-Kemendukbangga/BKKBN

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga)/Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagus Oka bertemu dengan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan di Kantor Kemendukbangga di Jakarta untuk membahas kolaborasi riset percepatan penurunan stunting.

"Sesuai arahan Presiden, kolaborasi menjadi sangat penting dilakukan oleh kementerian/lembaga, termasuk potensi kolaborasi antara Kemendukbangga dan Kemendiktisaintek, salah satunya terkait pencegahan stunting yang penting untuk mewujudkan Astacita keempat, yakni Memperkuat Pembangunan Sumber Daya Manusia," ujar Isyana dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Dalam pertemuan tersebut Isyana juga menjelaskan sejumlah program Kemendukbangga/BKKBN seperti Gerakan orang tua asuh cegah stunting atau Genting, serta aplikasi Sistem Informasi Keluarga atau SIGA yang dimiliki Kemendukbangga.

Sementara itu, Wamendiktisaintek Fauzan memaparkan beberapa program Kemendiktisaintek terkait penanganan stunting melalui perguruan tinggi.

"Kemendiktisaintek melalui perguruan tinggi juga sudah melakukan riset, salah satunya terkait ekosistem untuk mengakselerasi pembangunan, khususnya di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) karena tingkat stunting yang tinggi," kata Fauzan.

Baca juga: PKK Mataram prioritas turunkan angka stunting di 2024

Isyana dan Fauzan berharap pertemuan tersebut dapat ditindaklanjuti dengan kerja sama yang lebih konkret dan dapat berdampak langsung kepada masyarakat.

Sebelumnya, Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji menyatakan hasil penghitungan angka stunting tahun 2024 diperkirakan akan keluar pada Januari 2025 sesuai hasil audiensi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Baca juga: Gerakan orang tua asuh cegah stunting gencar di Kota Bima

"Kemarin saya sudah koordinasi dengan Pak Menteri Kesehatan yang menghitung penurunannya atau seperti apa, nanti di Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Bulan Januari sedang dihitung, jadi memang bukan kementerian kita yang menghitung, ada dua rumusan nanti semuanya di Kementerian Kesehatan," katanya.

Ia menyebutkan, berdasarkan SKI tahun 2023, prevalensi stunting di Indonesia yakni 21,5 persen, yang artinya terdapat satu dari lima bayi yang lahir stunting, sehingga perlu dilakukan kolaborasi multipihak untuk menurunkan angka tersebut hingga 18 persen sesuai target pemerintah.