Program Satu Anak Stunting Satu Orang Tua Asuh diterapkan di Mataram

id TP PKK,Kota Mataram,stunting

Program Satu Anak Stunting Satu Orang Tua Asuh diterapkan di Mataram

Ketua TP PKK Kota Mataram Hj Kinnastri Mohan Roliskana. ANTARA/Nirkomala.

Mataram (ANTARA) - Tim Penggerak PKK Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), menerapkan program penanganan stunting dengan Gerakan Satu Anak Stunting, Satu Orang Tua Asuh, sebagai upaya mendukung program Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram mencapai target nol stunting pada tahun 2026.

"Melalui program tersebut kami targetkan pada triwulan pertama tahun 2026 Mataram nol kasus stunting," kata Ketua TP PKK Kota Mataram Kinnastri Mohan Roliskana usai menghadiri Pelantikan dan Pengukuhan Lembaga Kesejahteraan Keluarga Sosial (LK2S) Kota Mataram Tahun 2025 di Mataram, Kamis.

Data terakhir November 2025, katanya, kasus stunting di Kota Mataram tercatat 5,87 persen atau sekitar 1.000 kasus balita stunting.

Dengan angka tersebut, lanjutnya, maka jumlah orang tua asuh yang dibutuhkan sekitar 1.000 orang. Jumlah itu dinilai tidak terlalu besar dan pihaknya optimistis akan mendapatkan orang tua asuh untuk balita stunting.

"Insya Allah, bisa. Yang penting terkoordinasi dengan baik agar anak-anak stunting bisa tertangani dengan cepat dan tepat sasaran," katanya.

Baca juga: Poliklinik tumbuh kembang anak di Mataram upaya penurunan stunting

Untuk pendataan orang tua asuh tersebut, pihaknya mengoptimalkan peran dari pembina posyandu yakni dari lurah dan camat, dan memberikan posisi masing-masing untuk orang tua asuh.

Dengan demikian, kata dia, fungsi sebagai orang tua asuh bisa dilaksanakan secara maksimal dan balita stunting bisa lebih fokus ditangani.

Salah satu peran dari orang tua asuh, katanya, memberikan suplai makanan tambahan untuk mendukung peningkatan gizi balita stunting.

"Jika selama ini balita stunting mendapatkan suplai makanan 1-2 bulan sekali, dengan adanya orang tua asuh dihadapkan bisa diberikan seminggu sekali," katanya.

Baca juga: Tekan stunting, Dokter spesialis anak dihadirkan di 11 puskesmas Mataram

Begitu juga jika ternyata balita stunting tersebut memiliki penyakit komorbid, lanjutnya, maka orang tua asuh diharapkan bisa membantu untuk penanganan atau cek kesehatan lebih lanjut.

Penanganan, katanya, bisa dilakukan secara bertahap melalui tingkat puskesmas kemudian dirujuk ke Rumah Sakit H Moh Ruslan (HMR) Kota Mataram di Poliklinik Stunting.

"Kami sudah melakukan sinkronisasi program dengan dinas terkait dengan RS HMR untuk penanganan balita stunting dengan penyakit komorbit," katanya.

Baca juga: MBG di Mataram diharapkan jadi strategi nyata turunkan stunting
Baca juga: Kelurahan Mataram Barat raih penghargaan bebas stunting
Baca juga: Faktor sanitasi pengaruhi angka stunting di Mataram
Baca juga: Forum GenRe berperan bantu identifikasi kasus sunting di Mataram

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.