Mataram (ANTARA) - Sebanyak 150 calon pekerja migran Indonesia (CPMI) dari Nusa Tenggara Barat yang sempat tertunda penempatannya, akhirnya diberangkatkan ke Malaysia menggunakan pesawat sewaan, Sime Darby Plantation.
Para pahlawan devisa itu dilepas oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi didampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB I Gede Putu Aryadi, di Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) NTB di Mataram, Kamis.
Hadir pada acara pelepasan tersebut, perwakilan Sime Darby Plantation Mohd Azan Bin Yaacob, perwakilan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), dan perwakilan empat Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI).
"Saya berbangga atas dibukanya kembali lapangan kerja di Malaysia untuk masyarakat NTB," kata Sekda Gita Aryadi.
Ia menegaskan bahwa tentang langkah satu-satunya yang harus ditempuh, baik oleh perusahaan penyalur tenaga kerja maupun PMI.
Dengan begitu, kata Gita, pemerintah akan siap membantu apabila ada suatu permasalahan di kemudian hari.
"Negara akan tumpah darah membantu kalau sudah prosedural," ujarnya.
Kadisnakertrans NTB I Gede Putu Aryadi juga mengingatkan tentang urgensi pengiriman PMI secara prosedural.
Menurut dia, isu yang berkembang selama ini terkait dengan susahnya mendapatkan izin merupakan permainan para calo ilegal.
"Sekarang isu yang dibuat seolah-olah ini sulit, itu dibuat oleh tekong dan mafia yang tidak punya izin sebenarnya," ucapnya.
Direktur Utama PT Cipta Rezeki Utama, Erman Akbar Sopyan, yang ditunjuk sebagai panitia mewakili empat P3MI, mengatakan pemberangkatan perdana tersebut sebagai jawaban atas penantian panjang para calon PMI NTB yang sudah menunggu hampir tiga tahun lantaran pandemi COVID-19.
"Pemberangkatan perdana kali ini paling istimewa karena Sime Darby Plantation, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Malaysia yang bergerak di bidang perkebunan sawit mencarter pesawat khusus untuk menjemput CPMI asal NTB," katanya.
Bekerja di Sime Darby Plantation, menurut dia, terjamin dengan pendapatan tinggi. Bahkan saat COVID-19 dan harga minyak dunia tinggi, PMI bisa mendapatkan gaji hingga Rp26 juta sebulan.
Sementara rata-rata gaji normal sebesar 1.500 ringgit hingga 3.000 ringgit per bulan, bahkan lebih.
"Atau bisa mencapai Rp10 jutaan sebulan, asal PMI tekun dan rajin bekerja. untuk itu, diharapkan para CPMI (Calon Pekerja Migran Indonesia) yang diberangkatkan ini benar-benar memanfaatkan dengan sebaik-baiknya peluang bekerja di Sime Darby," katanya.
Sebanyak 150 orang PMI yang diberangkatkan ke Malaysia direkrut oleh empat P3MI, yakni PT Cipta Rezeki Utama, PT Cahaya Lombok, PT Primadaya Pratama Pandu Karya, dan PT Wira Karitas.
Para pahlawan devisa itu dilepas oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi didampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB I Gede Putu Aryadi, di Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) NTB di Mataram, Kamis.
Hadir pada acara pelepasan tersebut, perwakilan Sime Darby Plantation Mohd Azan Bin Yaacob, perwakilan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), dan perwakilan empat Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI).
"Saya berbangga atas dibukanya kembali lapangan kerja di Malaysia untuk masyarakat NTB," kata Sekda Gita Aryadi.
Ia menegaskan bahwa tentang langkah satu-satunya yang harus ditempuh, baik oleh perusahaan penyalur tenaga kerja maupun PMI.
Dengan begitu, kata Gita, pemerintah akan siap membantu apabila ada suatu permasalahan di kemudian hari.
"Negara akan tumpah darah membantu kalau sudah prosedural," ujarnya.
Kadisnakertrans NTB I Gede Putu Aryadi juga mengingatkan tentang urgensi pengiriman PMI secara prosedural.
Menurut dia, isu yang berkembang selama ini terkait dengan susahnya mendapatkan izin merupakan permainan para calo ilegal.
"Sekarang isu yang dibuat seolah-olah ini sulit, itu dibuat oleh tekong dan mafia yang tidak punya izin sebenarnya," ucapnya.
Direktur Utama PT Cipta Rezeki Utama, Erman Akbar Sopyan, yang ditunjuk sebagai panitia mewakili empat P3MI, mengatakan pemberangkatan perdana tersebut sebagai jawaban atas penantian panjang para calon PMI NTB yang sudah menunggu hampir tiga tahun lantaran pandemi COVID-19.
"Pemberangkatan perdana kali ini paling istimewa karena Sime Darby Plantation, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Malaysia yang bergerak di bidang perkebunan sawit mencarter pesawat khusus untuk menjemput CPMI asal NTB," katanya.
Bekerja di Sime Darby Plantation, menurut dia, terjamin dengan pendapatan tinggi. Bahkan saat COVID-19 dan harga minyak dunia tinggi, PMI bisa mendapatkan gaji hingga Rp26 juta sebulan.
Sementara rata-rata gaji normal sebesar 1.500 ringgit hingga 3.000 ringgit per bulan, bahkan lebih.
"Atau bisa mencapai Rp10 jutaan sebulan, asal PMI tekun dan rajin bekerja. untuk itu, diharapkan para CPMI (Calon Pekerja Migran Indonesia) yang diberangkatkan ini benar-benar memanfaatkan dengan sebaik-baiknya peluang bekerja di Sime Darby," katanya.
Sebanyak 150 orang PMI yang diberangkatkan ke Malaysia direkrut oleh empat P3MI, yakni PT Cipta Rezeki Utama, PT Cahaya Lombok, PT Primadaya Pratama Pandu Karya, dan PT Wira Karitas.