Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Pangan Nasional menyatakan harga telur saat ini merupakan harga yang ideal untuk mencari keseimbangan, supaya peternak ayam petelur di Indonesia maupun di Nusa Tenggara Barat (NTB) tetap semangat produksi.
"Harga telur Rp22 ribu-26 ribu per kilogram saat ini sangat baik untuk para peternak ayam petelur," kata Kepala Badan Pangan Nasional Arif Pratsityo Adi saat acara deklarasi penggabungan perhimpunan peternak unggas rakyat NTB dengan Pinsar Petelur Nasional (PPN) di Hotel Raja Mandalika, Lombok Tengah, Sabtu.
Harga telur saat ini jauh lebih baik bagi peternak, karena sebelumnya peternak ayam mengalami kerugian akibat telur maupun daging ayam tak laku di pasaran dampak Pandemi COVID-19. Selain itu, harga pakan yang mahal menyebabkan harga telur ikut naik, sehingga peternak tidak merugi.
"Kita ingin peternak ayam itu terus berkembang, jangan sampai usaha mereka berhenti, karena harga tidak sesuai dengan biaya produksi peternak," katanya.
Oleh sebab itu, pemerintah saat ini tidak melakukan upaya untuk menurunkan harga telur, karena kenaikan harga telur selaras dengan rencana pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan petani jagung, karena harga jagung yang dijadikan bahan baku pakan peternak otomatis akan baik juga.
"Ini sesuai arahan presiden untuk menjaga masyarakat di bawah atau para peternak itu tidak kemana-mana," katanya.
Harga Eceran Tertinggi (HET) telur saat ini sedang dihitung ulang sesuai dengan harga pokok produksi, sehingga para peternak tidak rugi. Meskipun harga telur saat ini Rp22 ribu-26 ribu per kilogram itu sangat ideal, karena beberapa program bantuan sosial juga terus dijalankan oleh pemerintah pusat untuk membantu masyarakat.
"Pemerintah saat ini masih memberikan subsidi untuk kebutuhan pangan masyarakat," katanya.
Dengan adanya asosiasi ini diharapkan harga telur tetap stabil, tidak ada selisih yang terlalu tinggi antara daerah yang satu dengan daerah lainnya termasuk di NTB. Ia juga berharap peran pemerintah daerah untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengkonsumsi telur produk peternak lokal, sehingga pertumbuhan ekonomi terus bergerak.
"Kami berharap bersama Pinsar Petelur Nasional untuk terus menjaga ketahanan pangan di Indonesia khususnya ayam dan telur, sehingga kesejahteraan peternak terus bisa ditingkatkan," katanya.
"Harga telur Rp22 ribu-26 ribu per kilogram saat ini sangat baik untuk para peternak ayam petelur," kata Kepala Badan Pangan Nasional Arif Pratsityo Adi saat acara deklarasi penggabungan perhimpunan peternak unggas rakyat NTB dengan Pinsar Petelur Nasional (PPN) di Hotel Raja Mandalika, Lombok Tengah, Sabtu.
Harga telur saat ini jauh lebih baik bagi peternak, karena sebelumnya peternak ayam mengalami kerugian akibat telur maupun daging ayam tak laku di pasaran dampak Pandemi COVID-19. Selain itu, harga pakan yang mahal menyebabkan harga telur ikut naik, sehingga peternak tidak merugi.
"Kita ingin peternak ayam itu terus berkembang, jangan sampai usaha mereka berhenti, karena harga tidak sesuai dengan biaya produksi peternak," katanya.
Oleh sebab itu, pemerintah saat ini tidak melakukan upaya untuk menurunkan harga telur, karena kenaikan harga telur selaras dengan rencana pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan petani jagung, karena harga jagung yang dijadikan bahan baku pakan peternak otomatis akan baik juga.
"Ini sesuai arahan presiden untuk menjaga masyarakat di bawah atau para peternak itu tidak kemana-mana," katanya.
Harga Eceran Tertinggi (HET) telur saat ini sedang dihitung ulang sesuai dengan harga pokok produksi, sehingga para peternak tidak rugi. Meskipun harga telur saat ini Rp22 ribu-26 ribu per kilogram itu sangat ideal, karena beberapa program bantuan sosial juga terus dijalankan oleh pemerintah pusat untuk membantu masyarakat.
"Pemerintah saat ini masih memberikan subsidi untuk kebutuhan pangan masyarakat," katanya.
Dengan adanya asosiasi ini diharapkan harga telur tetap stabil, tidak ada selisih yang terlalu tinggi antara daerah yang satu dengan daerah lainnya termasuk di NTB. Ia juga berharap peran pemerintah daerah untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengkonsumsi telur produk peternak lokal, sehingga pertumbuhan ekonomi terus bergerak.
"Kami berharap bersama Pinsar Petelur Nasional untuk terus menjaga ketahanan pangan di Indonesia khususnya ayam dan telur, sehingga kesejahteraan peternak terus bisa ditingkatkan," katanya.