Jakarta (ANTARA) - Beberapa pelaku UMKM dari sejumlah daerah di Tanah Air mengatakan pemanfaatan media sosial dan penjualan melalui media digital bisa mempermudah dan memperlancar penjualan produk yang mereka tawarkan hingga ke luar negeri.
“Sangat membantu, lewat platform digital jangkauan penjualan kami sampai ke mancanegara," ungkap Yulianah, pemilik usaha Jakarta Candle, saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Yulianah mengatakan penjualan dan promosi produk mereka melalui media digital dan media sosial sangat membantu meningkatkan penjualan produk lilin aroma terapi dan lilin hias mereka. produk Jakarta Candle terjual hingga ke beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, Australia, Uni Emirat Arab, Filipina dan Vietnam.
Ia memaparkan, Jakarta Candle (JC) dirintis pada tahun 2011 dan mengalami puncak penjualan pada sekitar tahun 2014-2015 seiring kemunculan platform dagang elektronik dan media sosial.
Dalam kondisi pesanan yang mulai bertambah, lanjutnya, membuat JC menambah dua orang pekerja dan saat pengepakan merekrut tetangga sekitar tempat usaha terutama kaum ibu. “Penjualan kami melalui Tokopedia, Shopee, Bukalapak. Kalau untuk berkomunikasi dengan buyer (pembeli) luar negeri melalui Instagram dan Whatsapp," tuturnya.
Baca juga: Pemkab Lombok Tengah sebut gaji 13 dorong pertumbuhan ekonomi UMKM
Baca juga: Perbankan lebih tertarik ke UMKM dibanding sektor hijau
Yulia mengutarakan harapannya agar produk-produk UKM seperti Jakarta Candle bisa merambah ke internasional dan membawa harum nama Indonesia. Hal yang sama di rasakan Soe Art, produsen tas denim premium asal Lamongan, Jawa Timur. Menurut Marketing Soe Art, Shony Abdillah, media digital, e-commerce, media sosial dan marketplace (lokapasar) sangat membantu pemasaran produk mereka terutama saat pandemi.
Penjualan digital Soe Art yang berdiri sejak tahun 2014 itu dilakukan melalui media sosial seperti Instagram WhatsApp dan Facebook. Dengan cara itu penjualannya bisa merambah hingga ke Uni Emirat Arab. “Harapannya bisa memanfaatkan platform digital dengan maksimal sehingga dapat memperluas pasar dan juga mempromosikan produk dengan mudah,” kata Shony
Deny Andriwati seorang pengusaha makanan di bilangan Tebet, Jakarta, saat dihubungi Antara melalui sambungan telepon, Selasa, juga mengaku terbantu dengan penggunaan media digital terutama dari sisi pemasaran. Ia biasa menggunakan media Tiktok untuk promosi. “Aku biasa pake Tiktok, dari sana suka banyak yang pesan atau tanya-tanya dulu baru pesan kalo mereka cocok jadi langganan,” kata dia.
Deny juga mengakui bahwa aplikasi jasa pengantaran dirasakan sangat membantu untuk lalu lintas pesanan produk dimsum buatannya. Dari usahanya ia bisa mendapat penghasilan bersih hingga Rp6 juta per bulan. Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan saat ini ada 19 juta UMKM yang masuk ekosistem digital dari target 30 juta UMKM pada tahun 2024.
“Sangat membantu, lewat platform digital jangkauan penjualan kami sampai ke mancanegara," ungkap Yulianah, pemilik usaha Jakarta Candle, saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Yulianah mengatakan penjualan dan promosi produk mereka melalui media digital dan media sosial sangat membantu meningkatkan penjualan produk lilin aroma terapi dan lilin hias mereka. produk Jakarta Candle terjual hingga ke beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, Australia, Uni Emirat Arab, Filipina dan Vietnam.
Ia memaparkan, Jakarta Candle (JC) dirintis pada tahun 2011 dan mengalami puncak penjualan pada sekitar tahun 2014-2015 seiring kemunculan platform dagang elektronik dan media sosial.
Dalam kondisi pesanan yang mulai bertambah, lanjutnya, membuat JC menambah dua orang pekerja dan saat pengepakan merekrut tetangga sekitar tempat usaha terutama kaum ibu. “Penjualan kami melalui Tokopedia, Shopee, Bukalapak. Kalau untuk berkomunikasi dengan buyer (pembeli) luar negeri melalui Instagram dan Whatsapp," tuturnya.
Baca juga: Pemkab Lombok Tengah sebut gaji 13 dorong pertumbuhan ekonomi UMKM
Baca juga: Perbankan lebih tertarik ke UMKM dibanding sektor hijau
Yulia mengutarakan harapannya agar produk-produk UKM seperti Jakarta Candle bisa merambah ke internasional dan membawa harum nama Indonesia. Hal yang sama di rasakan Soe Art, produsen tas denim premium asal Lamongan, Jawa Timur. Menurut Marketing Soe Art, Shony Abdillah, media digital, e-commerce, media sosial dan marketplace (lokapasar) sangat membantu pemasaran produk mereka terutama saat pandemi.
Penjualan digital Soe Art yang berdiri sejak tahun 2014 itu dilakukan melalui media sosial seperti Instagram WhatsApp dan Facebook. Dengan cara itu penjualannya bisa merambah hingga ke Uni Emirat Arab. “Harapannya bisa memanfaatkan platform digital dengan maksimal sehingga dapat memperluas pasar dan juga mempromosikan produk dengan mudah,” kata Shony
Deny Andriwati seorang pengusaha makanan di bilangan Tebet, Jakarta, saat dihubungi Antara melalui sambungan telepon, Selasa, juga mengaku terbantu dengan penggunaan media digital terutama dari sisi pemasaran. Ia biasa menggunakan media Tiktok untuk promosi. “Aku biasa pake Tiktok, dari sana suka banyak yang pesan atau tanya-tanya dulu baru pesan kalo mereka cocok jadi langganan,” kata dia.
Deny juga mengakui bahwa aplikasi jasa pengantaran dirasakan sangat membantu untuk lalu lintas pesanan produk dimsum buatannya. Dari usahanya ia bisa mendapat penghasilan bersih hingga Rp6 juta per bulan. Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan saat ini ada 19 juta UMKM yang masuk ekosistem digital dari target 30 juta UMKM pada tahun 2024.