Mataram (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, meningkatkan upaya pencegahan kasus penyalahgunaan narkoba yang kini mulai merambah di kalangan anak.
Kepala Polresta Mataram Komisaris Besar Polisi Mustofa di Mataram, Senin, mengatakan, upaya tersebut akan mengedepankan fungsi pendekatan ke masyarakat, khususnya kepada orang tua.
"Dari kami tentunya akan menggiatkan kolaborasi, memberikan imbauan melalui sekolah-sekolah, maupun media sosial," kata Mustofa.
Mustofa menyampaikan hal itu usai mendengar kabar pengungkapan kasus Satuan Reserse Narkoba Polresta Mataram dalam satu bulan terakhir yang turut mengamankan empat anak berstatus pelajar.
Meskipun tes urine empat pelajar yang ditangkap polisi dari kasus berbeda tersebut menunjukkan hasil negatif, namun Mustofa meyakinkan bahwa hal itu tetap menjadi bahan perhatian.
Ia pun berharap munculnya fenomena keterlibatan anak dalam kasus narkoba ini menjadi pelajaran bagi seluruh orang tua.
"Karena ini berkaitan dengan anak, jadi seratus persen itu masih menjadi tanggung jawab orang tua," ujarnya.
Orang tua, menurut dia, harus bisa meningkatkan peran pengawasan terhadap perilaku anak. Berikan pemahaman perihal bahaya narkoba sejak dini.
"Jadi ada sebuah anekdot, uang hilang, dia lapor polisi, tetapi saat anak tidak pulang, tidak dicari. Jadi lebih baik bicarakan pencegahan, dengan meningkatkan pengawasan perilaku anak," kata Mustofa.
Kepala Polresta Mataram Komisaris Besar Polisi Mustofa di Mataram, Senin, mengatakan, upaya tersebut akan mengedepankan fungsi pendekatan ke masyarakat, khususnya kepada orang tua.
"Dari kami tentunya akan menggiatkan kolaborasi, memberikan imbauan melalui sekolah-sekolah, maupun media sosial," kata Mustofa.
Mustofa menyampaikan hal itu usai mendengar kabar pengungkapan kasus Satuan Reserse Narkoba Polresta Mataram dalam satu bulan terakhir yang turut mengamankan empat anak berstatus pelajar.
Meskipun tes urine empat pelajar yang ditangkap polisi dari kasus berbeda tersebut menunjukkan hasil negatif, namun Mustofa meyakinkan bahwa hal itu tetap menjadi bahan perhatian.
Ia pun berharap munculnya fenomena keterlibatan anak dalam kasus narkoba ini menjadi pelajaran bagi seluruh orang tua.
"Karena ini berkaitan dengan anak, jadi seratus persen itu masih menjadi tanggung jawab orang tua," ujarnya.
Orang tua, menurut dia, harus bisa meningkatkan peran pengawasan terhadap perilaku anak. Berikan pemahaman perihal bahaya narkoba sejak dini.
"Jadi ada sebuah anekdot, uang hilang, dia lapor polisi, tetapi saat anak tidak pulang, tidak dicari. Jadi lebih baik bicarakan pencegahan, dengan meningkatkan pengawasan perilaku anak," kata Mustofa.