Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Sumbawa dan PLN Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Tambora kembali berkolaborasi melakukan pemeliharaan bersama untuk menjaga keandalan pasokan listrik di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Kamis (21/7).
Melalui implementasi dari program Collaboration Project Power (CPP) yang merupakan salah satu implementasi program budaya Synergy Cross Sharing and Action, kedua unit melaksanakan pemeliharaan, sesuai dengan fungsi unitnya masing masing.
General Manager PLN NTB Sudjarwo menjelaskan tujuan utama dari kegiatan ini selain menjaga keandalan pasokan listrik, juga bertujuan untuk meningkatkan pelayanan PLN ke pelanggan dengan meminimalisir waktu padam di pelanggan.
Hal itu disebabkan beberapa pekerjaan pemeliharaan yang mengharuskan pelanggan untuk padam, dapat diselesaikan di satu waktu sehingga waktu padam pelanggan dapat lebih pendek.
"Beberapa kegiatan pemeliharaan perlu padam untuk menjaga keselamatan petugas selama bekerja. Dengan CPP yang merupakan implementasi transformasi, pilar Customer Focused, PLN berharap dapat menjaga kualitas layanan ke masyarakat," katanya.
Dalam pelaksanaannya, PLN UPK Tambora, sebagai unit yang mengelola transmisi 150 kV melakukan kegiatan shutdown maintenance bay trafo, pemeliharaan rutin setiap dua tahun sekali.
Tim PLN UPK Tambora akan melakukan pemeriksaan kondisi trafo secara keseluruhan dan melakukan penggantian apabila terdapat komponen yang rusak.
Selain itu, tim akan melakukan pengujian teknis seperti tahanan isolasi, tahanan kontak, winding resistance, intertrip, dll pada beberapa instrumen untuk memastikan alat masih berfungsi dengan baik. Kegiatan shutdown maintenance bay trafo ini sendiri difokuskan di Gardu Induk Labuhan dan GI Empang
PLN UP3 Sumbawa Unit Pelaksana yang mengelola distribusi 20 kV melakukan perabasan pohon pada jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah untuk jalur Poto Tano dan Jereweh. Tak hanya itu, juga dilakukan pengujian serta penggantian beberapa komponen di jaringan distribusi.
"Semoga sistem kelistrikan di NTB, baik di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa selalu andal dan aman. Kami selalu mohon doa dan dukungan dari seluruh masyarakat agar kami dapat memberikan layanan terbaik untuk masyarakat NTB," ujarnya.
Saat ini, beban puncak Sistem Kelistrikan Sumbawa adalah 109 MW dengan daya mampu pembangkit 159 MW. Terdapat cadangan sebesar 50 MW yang masih dapat dioptimalkan oleh masyarakat di Pulau Sumbawa.
Melalui implementasi dari program Collaboration Project Power (CPP) yang merupakan salah satu implementasi program budaya Synergy Cross Sharing and Action, kedua unit melaksanakan pemeliharaan, sesuai dengan fungsi unitnya masing masing.
General Manager PLN NTB Sudjarwo menjelaskan tujuan utama dari kegiatan ini selain menjaga keandalan pasokan listrik, juga bertujuan untuk meningkatkan pelayanan PLN ke pelanggan dengan meminimalisir waktu padam di pelanggan.
Hal itu disebabkan beberapa pekerjaan pemeliharaan yang mengharuskan pelanggan untuk padam, dapat diselesaikan di satu waktu sehingga waktu padam pelanggan dapat lebih pendek.
"Beberapa kegiatan pemeliharaan perlu padam untuk menjaga keselamatan petugas selama bekerja. Dengan CPP yang merupakan implementasi transformasi, pilar Customer Focused, PLN berharap dapat menjaga kualitas layanan ke masyarakat," katanya.
Dalam pelaksanaannya, PLN UPK Tambora, sebagai unit yang mengelola transmisi 150 kV melakukan kegiatan shutdown maintenance bay trafo, pemeliharaan rutin setiap dua tahun sekali.
Tim PLN UPK Tambora akan melakukan pemeriksaan kondisi trafo secara keseluruhan dan melakukan penggantian apabila terdapat komponen yang rusak.
Selain itu, tim akan melakukan pengujian teknis seperti tahanan isolasi, tahanan kontak, winding resistance, intertrip, dll pada beberapa instrumen untuk memastikan alat masih berfungsi dengan baik. Kegiatan shutdown maintenance bay trafo ini sendiri difokuskan di Gardu Induk Labuhan dan GI Empang
PLN UP3 Sumbawa Unit Pelaksana yang mengelola distribusi 20 kV melakukan perabasan pohon pada jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah untuk jalur Poto Tano dan Jereweh. Tak hanya itu, juga dilakukan pengujian serta penggantian beberapa komponen di jaringan distribusi.
"Semoga sistem kelistrikan di NTB, baik di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa selalu andal dan aman. Kami selalu mohon doa dan dukungan dari seluruh masyarakat agar kami dapat memberikan layanan terbaik untuk masyarakat NTB," ujarnya.
Saat ini, beban puncak Sistem Kelistrikan Sumbawa adalah 109 MW dengan daya mampu pembangkit 159 MW. Terdapat cadangan sebesar 50 MW yang masih dapat dioptimalkan oleh masyarakat di Pulau Sumbawa.