Denpasar (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra menanggapi surat terbuka dari peternak sapi di Kabupaten Karangasem yang berharap pemerintah segera mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di daerah tersebut.

"Bisa jadi kalau yang dimaksud lambat adalah vaksinasi, maka harus dimaklumi karena yang divaksin di radius 30 meter. Kalau bapak itu sapinya di radius 30 meter sekarang saya telepon Sekda Karangasem tolong cari, tapi kalau di luar itu mohon maklum," kata Indra di Denpasar, Jumat.

Dalam surat terbuka yang beredar di sosial media, peternak di Karangasem khususnya Kecamatan Sidemen yang menyebut diri Peternak Kecil menuliskan permintaan agar bupati dan dinas terkait segera mengantisipasi atau merespons virus PMK ini dengan mengadakan vaksinasi dan bertindak cepat dengan turun langsung menanggapi keluhan.

"Kalau vaksinasi yang dilangsungkan lambat, maka saya tegaskan vaksinnya terbatas dan kita distribusikan ke sembilan kabupaten. Meskipun Tabanan belum ada kasus tetap kita vaksin karena sifatnya mencegah, dan kalau pemberian vitaminnya yang dianggap lambat, maka saya katakan vitamin ini terbatas," ujar Sekda Bali kepada media.

Baca juga: BNPB menyiapkan 1,4 juta vaksin PMK untuk NTB

Selain keterbatasan vaksin PMK dan jarak penerima yang menjadi prioritas, Indra tak dapat memungkiri bahwa Karangasem merupakan kabupaten kedua di Bali dengan populasi ternak kaki empat terbanyak. "Karangasem itu kabupaten terbanyak kedua setelah Buleleng, populasi sapinya 133.594, di bawah Buleleng yang 148.944," kata Indra.

Dengan jumlah tersebut, pemerintah berharap agar peternak dapat memaklumi. Kendati demikian, untuk meminimalisir kerugian para petani hewan, pemerintah berupaya mencari pemotong hewan yang dapat membeli daging dengan harga standar.

Hal ini menjadi salah satu upaya yang mampu dilakukan pemerintah Kabupaten Karangasem. Sekretaris Daerah Kabupaten Karangasem I Ketut Sedana Merta mengatakan bahwa harga sapi masih dalam status layak.

Harga yang diperoleh peternak yang sapinya terjangkit PMK relatif setara dengan harga normal, hal ini juga didukung oleh situasi Hari Raya Idul Adha beberapa waktu lalu, sehingga kebutuhan pasar akan pasokan daging masih tinggi.

Ketut Sedana menyampaikan bahwa kendala selain yang diharapkan warga lewat surat terbuka yang beredar akan sama dengan kabupaten/kota lainnya, maka itu saat ini pihaknya masih mencari upaya untuk mencegah penambahan kasus.

Baca juga: Australia siapkan Rp51,9 miliar dukung RI perangi PMK

"Kami lakukan vaksinasi dan berjalan baik, dengan melihat populasi dan persentase, yang sudah divaksin 12.584 ekor, dan sekitar 6.000 sisa vaksin maka daerah selain titik yang divaksin seperti Kubu dan Sidemen yang meminta izin diperbolehkan mendapat atas seizin satgas," kata Sekda Karangasem secara daring.

Disamping itu, pemerintah Kabupaten Karangasem menyebut bahwa penyaluran vaksin PMK dan vitamin masih tetap digencarkan, sembari memberikan sosialisasi secara menyeluruh. Namun Sedana mengakui bahwa minimnya sumber daya manusia, yaitu hanya sebanyak 15 petugas yang ada turut menjadi penghambat.

 

Pewarta : Ni Putu Putri Muliantari
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024