Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akan melakukan pemantauan dan pengecekan kesehatan jemaah haji yang baru pulang dari Tanah Suci sebagai langkah pencegahan penyebaran berbagai jenis penyakit dan virus berbahaya.
"Pemantauan kesehatan jemaah haji, kita lakukan selama 14 hari sejak kedatangan," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram HM Carnoto di Mataram, Jumat.
Hal itu disampaikan menanggapi jadwal kepulangan jemaah haji asal Kota Mataram kelompok terbang (kloter) pertama yang dijadwalkan tiba pada Senin (1/8-2022).
Menurutnya, dalam pemantauan kesehatan jemaah yang sudah pulang ini akan dilakukan oleh tim petugas kesehatan haji dari masing-masing 11 puskesmas se-Kota Mataram.
Tim tersebut sudah memiliki data jemaah sejak sebelum berangkat, sehingga layanan pemantauan ini akan dilakukan dengan dua sistem. Pertama tim yang datang ke rumah jemaah, kedua jemaah bisa datang langsung ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.
"Jika ada jemaah yang mengalami gangguan kesehatan serius, petugas akan merujuk ke rumah sakit untuk tindakan lebih lanjut," katanya.
Sementara menyinggung tentang jemaah haji yang hasil tes usap antigen COVID-19 di Asrama Haji Jalan Lingkar Selatan, menurut Carnoto, akan mengikuti semua prosedur penanganan COVID-19.
Artinya, apabila yang terkonfirmasi itu memiliki gejala berat maka jemaah akan di rujuk ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan.
"Untuk kapasitas ruang perawatan COVID-19 di RSUD Kota Mataram masih mencukupi. Tapi harapan kita tidak ada jemaah yang COVID-19," katanya.
Sedangkan jemaah yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan gejala ringan, masih bisa diizinkan pulang dengan catatan harus melakukan isolasi mandiri.
"Selama isolasi mandiri, petugas kami akan melakukan pemantauan. Jemaah harus sabar, jangan bertemu atau berinteraksi dulu dengan keluarga agar virus tidak menyebar," katanya.
"Pemantauan kesehatan jemaah haji, kita lakukan selama 14 hari sejak kedatangan," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram HM Carnoto di Mataram, Jumat.
Hal itu disampaikan menanggapi jadwal kepulangan jemaah haji asal Kota Mataram kelompok terbang (kloter) pertama yang dijadwalkan tiba pada Senin (1/8-2022).
Menurutnya, dalam pemantauan kesehatan jemaah yang sudah pulang ini akan dilakukan oleh tim petugas kesehatan haji dari masing-masing 11 puskesmas se-Kota Mataram.
Tim tersebut sudah memiliki data jemaah sejak sebelum berangkat, sehingga layanan pemantauan ini akan dilakukan dengan dua sistem. Pertama tim yang datang ke rumah jemaah, kedua jemaah bisa datang langsung ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.
"Jika ada jemaah yang mengalami gangguan kesehatan serius, petugas akan merujuk ke rumah sakit untuk tindakan lebih lanjut," katanya.
Sementara menyinggung tentang jemaah haji yang hasil tes usap antigen COVID-19 di Asrama Haji Jalan Lingkar Selatan, menurut Carnoto, akan mengikuti semua prosedur penanganan COVID-19.
Artinya, apabila yang terkonfirmasi itu memiliki gejala berat maka jemaah akan di rujuk ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan.
"Untuk kapasitas ruang perawatan COVID-19 di RSUD Kota Mataram masih mencukupi. Tapi harapan kita tidak ada jemaah yang COVID-19," katanya.
Sedangkan jemaah yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan gejala ringan, masih bisa diizinkan pulang dengan catatan harus melakukan isolasi mandiri.
"Selama isolasi mandiri, petugas kami akan melakukan pemantauan. Jemaah harus sabar, jangan bertemu atau berinteraksi dulu dengan keluarga agar virus tidak menyebar," katanya.