Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menciptakan biskuit bergizi untuk ibu hamil untuk membantu memenuhi asupan gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk mencegah anemia dan kekerdilan (stunting).
"Sudah dikembangkan produk biskuit bergizi untuk ibu hamil di mana di sini juga mengandung hidrolisat kedelai tetapi untuk mikronutriennya ditambahkan dengan tepung kelor," kata perekayasa ahli utama Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN Noer Laily dalam Webinar Talk to Scientists Riset dan Inovasi untuk Kedauatan Pangan dan Energi yang diikuti secara virtual di Jakarta, Selasa.
Hidrolisat kedelai ini merupakan ingredient (bahan/unsur) yang bisa diformulasikan ke dalam berbagai macam produk untuk meningkatkan penyerapan gizi serta mencegah malnutrisi, mencegah anemia dan kekerdilan (stunting).
Ibu yang menderita anemia dan mempunyai indeks massa tubuh rendah dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan perkembangan bayi, termasuk kecerdasannya, dan berpotensi melahirkan bayi dengan kekerdilan.
Karena dibuat dengan menggunakan tepung kelor, maka biskuit tersebut kaya akan mikronutrien yang bersumber dari daun kelor, yakni vitamin dan mineral. Kelor (Moringa oleifera) juga memiliki kandungan karbohidrat tinggi dan mempunyai aktivitas antioksidan.
Baca juga: BRIN kembangkan teknologi produksi hidrolisat kedelai
Baca juga: BRIN tingkatkan penelitian biodiversitas CyroEM
Kelor juga diketahui sebagai salah satu tanaman yang berpotensi sebagai imunostimulan, yaitu senyawa yang dapat memodulasi sistem imun sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Daun kelor mengandung makronutien dan mikronutrien seperti protein, vitamin A, C, E, B6, tiamin, riboflavin, niacin, dan folat serta kaya akan mineral seperti kalsium (Ca), fosfor (P), natrium (Na), kalium (K), zat besi (Fe), magnesium (Mg), dan zinc (Zn).
Produksi biskuit bergizi tersebut sudah bisa menggunakan skala di industri, dan saat ini sedang dilakukan pengujian efikasi ke ibu hamil untuk masalah anemia atau kurang energi kronis. Skala produksi sudah berhasil dilakukan untuk 300 kilogram/batch.
Komposisi gizi produk dikembangkan dengan mengacu pada pemberian makanan tambahan (PMT) ibu hamil sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016. Kementerian Kesehatan mengatakan sekitar lima dari 10 ibu hamil di Indonesia yang mengalami anemia atau kurang darah berpotensi melahirkan anak dengan kekerdilan (stunting).
Stunting adalah kondisi seorang anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang baik atau masalah kekurangan gizi kronik pada masa awal pertumbuhannya, sehingga anak stunting memiliki tubuh lebih pendek dari tinggi badan normal untuk anak seusianya.
Oleh karena itu, ibu hamil sangat dianjurkan mengonsumsi asupan makanan bergizi dan suplementasi untuk memenuhi kecukupan gizi. Pemerintah Indonesia sangat menaruh perhatian untuk mencegah dan mengatasi masalah kekerdilan dalam rangka menciptakan generasi masa depan Indonesia yang berkualitas dan sehat sehingga dapat berkontribusi maksimal dalam pembangunan dan kemajuan bangsa.
Oleh karena itu, hasil riset dan inovasi berupa biskuit bergizi untuk ibu hamil menjadi salah satu upaya untuk mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka stunting.
"Sudah dikembangkan produk biskuit bergizi untuk ibu hamil di mana di sini juga mengandung hidrolisat kedelai tetapi untuk mikronutriennya ditambahkan dengan tepung kelor," kata perekayasa ahli utama Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN Noer Laily dalam Webinar Talk to Scientists Riset dan Inovasi untuk Kedauatan Pangan dan Energi yang diikuti secara virtual di Jakarta, Selasa.
Hidrolisat kedelai ini merupakan ingredient (bahan/unsur) yang bisa diformulasikan ke dalam berbagai macam produk untuk meningkatkan penyerapan gizi serta mencegah malnutrisi, mencegah anemia dan kekerdilan (stunting).
Ibu yang menderita anemia dan mempunyai indeks massa tubuh rendah dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan perkembangan bayi, termasuk kecerdasannya, dan berpotensi melahirkan bayi dengan kekerdilan.
Karena dibuat dengan menggunakan tepung kelor, maka biskuit tersebut kaya akan mikronutrien yang bersumber dari daun kelor, yakni vitamin dan mineral. Kelor (Moringa oleifera) juga memiliki kandungan karbohidrat tinggi dan mempunyai aktivitas antioksidan.
Baca juga: BRIN kembangkan teknologi produksi hidrolisat kedelai
Baca juga: BRIN tingkatkan penelitian biodiversitas CyroEM
Kelor juga diketahui sebagai salah satu tanaman yang berpotensi sebagai imunostimulan, yaitu senyawa yang dapat memodulasi sistem imun sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Daun kelor mengandung makronutien dan mikronutrien seperti protein, vitamin A, C, E, B6, tiamin, riboflavin, niacin, dan folat serta kaya akan mineral seperti kalsium (Ca), fosfor (P), natrium (Na), kalium (K), zat besi (Fe), magnesium (Mg), dan zinc (Zn).
Produksi biskuit bergizi tersebut sudah bisa menggunakan skala di industri, dan saat ini sedang dilakukan pengujian efikasi ke ibu hamil untuk masalah anemia atau kurang energi kronis. Skala produksi sudah berhasil dilakukan untuk 300 kilogram/batch.
Komposisi gizi produk dikembangkan dengan mengacu pada pemberian makanan tambahan (PMT) ibu hamil sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016. Kementerian Kesehatan mengatakan sekitar lima dari 10 ibu hamil di Indonesia yang mengalami anemia atau kurang darah berpotensi melahirkan anak dengan kekerdilan (stunting).
Stunting adalah kondisi seorang anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang baik atau masalah kekurangan gizi kronik pada masa awal pertumbuhannya, sehingga anak stunting memiliki tubuh lebih pendek dari tinggi badan normal untuk anak seusianya.
Oleh karena itu, ibu hamil sangat dianjurkan mengonsumsi asupan makanan bergizi dan suplementasi untuk memenuhi kecukupan gizi. Pemerintah Indonesia sangat menaruh perhatian untuk mencegah dan mengatasi masalah kekerdilan dalam rangka menciptakan generasi masa depan Indonesia yang berkualitas dan sehat sehingga dapat berkontribusi maksimal dalam pembangunan dan kemajuan bangsa.
Oleh karena itu, hasil riset dan inovasi berupa biskuit bergizi untuk ibu hamil menjadi salah satu upaya untuk mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka stunting.