Bali (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G.Plate menyebutkan Digital Innovation Network (DIN) G20 yang merupakan bagian dari Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 Indonesia menjadi salah satu jembatan untuk menaikkan kelas startup-startup di Indonesia dalam menghadirkan solusi berbasis teknologi dan digitalisasi.
"DIN G20 berguna juga memperjumpakan ide-ide kreatif startup Indonesia dengan para Venture Capital (Modal Ventura). Kita harapkan bisa berkembang dan bisa naik kelas. Kita berharap juga ada unicorn-unicorn baru," kata Johnny dalam konferensi persnya di Nusa Dua, Bali, Sabtu.
Menurut Johnny DIN G20 menjadi salah satu dukungan pemerintah Indonesia terhadap pertumbuhan startup yang diharapkan mampu mendorong ekonomi digital di Tanah Air.
Adapun dalam DIN G20 secara umum acara ini menjadi forum bagi ekosistem industri ekonomi digital yang terdiri dari startup, modal ventura, dan juga para pemangku kebijakan untuk saling bertukar ide,ilmu, hingga menjadi ruang membangun jaringan untuk memperluas bisnis menjawab tantangan global.
Dalam DIN G20, Indonesia mengirimkan lima perwakilan startup dari lima sektor yaitu Cakap dari sektor Education Technology, Komunal dari sektor Financial Inclusivity, Nusantics dari sektor Healthcare, Sinbad dari sektor Supply Chain, dan Xurya dari sektor Green and Renewable Energy.
Kelima sektor itu dipilih mengikuti fokus-fokus pembahasan di Presidensi G20 Indonesia yang memiliki tema "Recover together, Recover stronger". Para perwakilan perusahaan rintisan itu dipilih mewakili Indonesia karena telah memenuhi kriteria mengantongi pendanaan seri A dengan nilai valuasi perusahaan berkisar di angka 15-20 juta dolar AS.
Baca juga: Restorasi mangrove bukti komitmen RI pada G20
Baca juga: G20 agree on Bali Compact for accelerating energy transition
Johnny juga mengungkapkan dukungan lainnya untuk mendukung pertumbuhan startup di Tanah Air juga terus dilakukan dengan penguatan dan penambahan infrastruktur telekomunikasi dan digital, lalu ada juga pelatihan para talenta digital, hingga pengembangan tata kelola serta regulasi yang baik.
Meski saat ini banyak startup di Tanah Air, Johnny menyakini dengan kolaborasi dan berbagi inovasi yang saling melengkapi maka nantinya para perusahaan rintisan bisa tetap bertahan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air.
"Sebagaimana bisnis di setiap negara, persaingan adalah hal yang memang sudah ada. Sehingga ketika menghadapi persaingan kita perlu membangun kekuatan dengan kolaborasi dan soliditas nasional kita," tutupnya.
Baca juga: Pemerintah Indonesia terima bantuan robot pengaman KTT G20 dari China
"DIN G20 berguna juga memperjumpakan ide-ide kreatif startup Indonesia dengan para Venture Capital (Modal Ventura). Kita harapkan bisa berkembang dan bisa naik kelas. Kita berharap juga ada unicorn-unicorn baru," kata Johnny dalam konferensi persnya di Nusa Dua, Bali, Sabtu.
Menurut Johnny DIN G20 menjadi salah satu dukungan pemerintah Indonesia terhadap pertumbuhan startup yang diharapkan mampu mendorong ekonomi digital di Tanah Air.
Adapun dalam DIN G20 secara umum acara ini menjadi forum bagi ekosistem industri ekonomi digital yang terdiri dari startup, modal ventura, dan juga para pemangku kebijakan untuk saling bertukar ide,ilmu, hingga menjadi ruang membangun jaringan untuk memperluas bisnis menjawab tantangan global.
Dalam DIN G20, Indonesia mengirimkan lima perwakilan startup dari lima sektor yaitu Cakap dari sektor Education Technology, Komunal dari sektor Financial Inclusivity, Nusantics dari sektor Healthcare, Sinbad dari sektor Supply Chain, dan Xurya dari sektor Green and Renewable Energy.
Kelima sektor itu dipilih mengikuti fokus-fokus pembahasan di Presidensi G20 Indonesia yang memiliki tema "Recover together, Recover stronger". Para perwakilan perusahaan rintisan itu dipilih mewakili Indonesia karena telah memenuhi kriteria mengantongi pendanaan seri A dengan nilai valuasi perusahaan berkisar di angka 15-20 juta dolar AS.
Baca juga: Restorasi mangrove bukti komitmen RI pada G20
Baca juga: G20 agree on Bali Compact for accelerating energy transition
Johnny juga mengungkapkan dukungan lainnya untuk mendukung pertumbuhan startup di Tanah Air juga terus dilakukan dengan penguatan dan penambahan infrastruktur telekomunikasi dan digital, lalu ada juga pelatihan para talenta digital, hingga pengembangan tata kelola serta regulasi yang baik.
Meski saat ini banyak startup di Tanah Air, Johnny menyakini dengan kolaborasi dan berbagi inovasi yang saling melengkapi maka nantinya para perusahaan rintisan bisa tetap bertahan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air.
"Sebagaimana bisnis di setiap negara, persaingan adalah hal yang memang sudah ada. Sehingga ketika menghadapi persaingan kita perlu membangun kekuatan dengan kolaborasi dan soliditas nasional kita," tutupnya.
Baca juga: Pemerintah Indonesia terima bantuan robot pengaman KTT G20 dari China