Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan ruang kreatif di kawasan Kota Tua Ampenan sebagai tempat kegiatan pembinaan dan pementasan seni budaya baik lokal maupun modern.
"Ruang kreatif ini merupakan bangunan tua di bagian pojok Taman Jangkar Ampenan yang kita tata tapi tidak merubah konsep bangunan agar bisa menjadi destinasi wisata kota tua di daerah ini," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Kamis.
Menurutnya, ruang kreatif dengan bentuk fisik lantai dua itu akan dibagi untuk beberapa kegiatan yakni untuk pembinaan UMKM dan seni budaya.
Untuk lantai satunya, kata Denny, diberikan ruang untuk anak muda yang ingin berkreasi seni dan budaya baik lokal maupun modern.
"Kami juga akan menutup jalan di depan Taman Jangkar yang selama ini digunakan untuk aktivitas pedagang durian agar tidak ada kendaraan melintas. Lokasi itu akan kita tata agar anak-anak muda bisa menggelar pentas seni kapan saja secara terbuka," katanya.
Sementara pada lantai atas digunakan untuk pembinaan pelaku UMKM sebab pembinaan UMKM juga menjadi tanggung jawab Dispar.
"Pada ruang kreatif itu, pelaku UMKM akan diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri dengan mendesain, mengemas, dan memasarkan produk sendiri baik secara nasional maupun internasional," katanya.
Denny menargetkan, ruang kreatif tersebut bisa dimanfaatkan tahun 2023, sebab saat ini anggaran untuk penataannya baru tersedia Rp200 juta yang digunakan untuk pengecatan bangunan, jendela, dan pintu.
Sebagai pelengkap, pada bagian atas luar gedung tua itu akan dipasang jam dinding dengan ukuran besar sehingga dapat memudahkan masyarakat maupun wisatawan yang berada di sekitar areal tersebut sekaligus menjadi identitas kawasan Kota Tua Ampenan.
"Kita masih kekurangan anggaran Rp400 juta untuk bisa menata ruang kreatif secara keseluruhan dan itu udah kita usulkan tahun 2023," katanya.
Lebih jauh Denny mengatakan, penataan bangunan tua yang menjadi ruang kreatif itu sudah menjadi milik Pemerintah Kota Mataram dimaksudkan juga untuk memberikan motivasi terhadap para pemilik bangunan tua di sekitarnya agar mau menata bangunan miliknya secara mandiri.
Sementara terkait dengan para pedagang durian yang berada di Taman Jangkar, kata Denny, direncanakan akan direlokasi karena dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga akan melakukan penataan Taman Jangkar.
"Dengan demikian, penataan bangunan tua sebagai ruang kreatif bisa terintegrasi dengan Taman Jangkar yang juga merupakan satu sejarah Kota Tua Ampenan," katanya.
"Ruang kreatif ini merupakan bangunan tua di bagian pojok Taman Jangkar Ampenan yang kita tata tapi tidak merubah konsep bangunan agar bisa menjadi destinasi wisata kota tua di daerah ini," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Kamis.
Menurutnya, ruang kreatif dengan bentuk fisik lantai dua itu akan dibagi untuk beberapa kegiatan yakni untuk pembinaan UMKM dan seni budaya.
Untuk lantai satunya, kata Denny, diberikan ruang untuk anak muda yang ingin berkreasi seni dan budaya baik lokal maupun modern.
"Kami juga akan menutup jalan di depan Taman Jangkar yang selama ini digunakan untuk aktivitas pedagang durian agar tidak ada kendaraan melintas. Lokasi itu akan kita tata agar anak-anak muda bisa menggelar pentas seni kapan saja secara terbuka," katanya.
Sementara pada lantai atas digunakan untuk pembinaan pelaku UMKM sebab pembinaan UMKM juga menjadi tanggung jawab Dispar.
"Pada ruang kreatif itu, pelaku UMKM akan diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri dengan mendesain, mengemas, dan memasarkan produk sendiri baik secara nasional maupun internasional," katanya.
Denny menargetkan, ruang kreatif tersebut bisa dimanfaatkan tahun 2023, sebab saat ini anggaran untuk penataannya baru tersedia Rp200 juta yang digunakan untuk pengecatan bangunan, jendela, dan pintu.
Sebagai pelengkap, pada bagian atas luar gedung tua itu akan dipasang jam dinding dengan ukuran besar sehingga dapat memudahkan masyarakat maupun wisatawan yang berada di sekitar areal tersebut sekaligus menjadi identitas kawasan Kota Tua Ampenan.
"Kita masih kekurangan anggaran Rp400 juta untuk bisa menata ruang kreatif secara keseluruhan dan itu udah kita usulkan tahun 2023," katanya.
Lebih jauh Denny mengatakan, penataan bangunan tua yang menjadi ruang kreatif itu sudah menjadi milik Pemerintah Kota Mataram dimaksudkan juga untuk memberikan motivasi terhadap para pemilik bangunan tua di sekitarnya agar mau menata bangunan miliknya secara mandiri.
Sementara terkait dengan para pedagang durian yang berada di Taman Jangkar, kata Denny, direncanakan akan direlokasi karena dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga akan melakukan penataan Taman Jangkar.
"Dengan demikian, penataan bangunan tua sebagai ruang kreatif bisa terintegrasi dengan Taman Jangkar yang juga merupakan satu sejarah Kota Tua Ampenan," katanya.