Jakarta (ANTARA) - Atlet balap sepeda paralimpik Indonesia, M. Fadli Imammuddin, mengaku terbantu dengan teknologi bike fitting dalam pemilihan sepeda. "Saya sudah mengenal bike fitting ini dari tahun lalu. Dengan teknologi ini saya merasakan banyak perubahan yang mengarah ke perbaikan. Walau bagaimana pun, seorang atlet butuh ukuran yang presisi," kata Fadli di Jakarta, Minggu.
Bike Fitting pada intinya merupakan proses analisis penyesuaian antara bentuk dan ukuran sepeda dengan postur tubuh pesepeda. Bike fitting memakai teknologi mesin otomatis yang bergerak untuk mencari posisi paling optimal sehingga pesepeda mendapatkan sepeda dengan ukuran yang tepat agar mampu memaksimalkan performa dan meminimalisir terjadinya cedera yang diakibatkan kesalahan ukuran atau setelan sepeda.
Selain itu, teknologi ini juga memiliki software analisys system yang terkoneksi secara worldwide. Dengan dynamic scanning 3D saat melakukan simulasi pedalling (mengayuh) di atas smartbike maka setiap angle akan terekam dan secara otomatis sistem akan melakukan koreksi serta memodifikasi pengaturan pada sepeda secara real time.
Menurut Fadli teknologi bike fitting ini sangat penting bagi pesepeda untuk mendapatkan kenyamanan demi meningkatkan performa di atas lintasan.
Baca juga: Pebalap sepeda Annemiek Van Vleuten juarai Vuelta putri
Baca juga: Pebalap sepeda Tadej Pogacar juarai Grand Prix Montreal
Muhammad Fadli Imammuddin adalah atlet para balap sepeda andalan Indonesia dalam berbagai kompetisi dunia, termasuk Paralimpiade Tokyo 2020. Dia satu-satunya wakil Indonesia dari cabang olahraga para cycling dalam pesta olahraga terbesar di dunia untuk atlet difabel tersebut.
Sebelum adanya teknologi yang dikembangkan perusahaan asal Italia tersebut, Fadli mengungkapkan, ia hanya menggunakan feeling atau memilih sepeda berdasarkan perasaan dan kebiasaan.
"Ketika kita memaksimalkan fitting yang nyaman, itu pasti akan memaksimalkan potensi dan power. Dengan fitting bike ini saya juga bisa memaksimalkan dari segi endurance dan speed," ujar Fadli menambahkan. Sejak tahun lalu, fitting bike membantu pebalap sepeda di Indonesia memilih sepeda yang tepat untuk berlomba. Sejak itu pula lebih dari 3.500 pesepeda melakukan bike fitting dan lebih dari 7.000 pesepeda melakukan cleat fitting menggunakan sistem tersebut.
Bike Fitting pada intinya merupakan proses analisis penyesuaian antara bentuk dan ukuran sepeda dengan postur tubuh pesepeda. Bike fitting memakai teknologi mesin otomatis yang bergerak untuk mencari posisi paling optimal sehingga pesepeda mendapatkan sepeda dengan ukuran yang tepat agar mampu memaksimalkan performa dan meminimalisir terjadinya cedera yang diakibatkan kesalahan ukuran atau setelan sepeda.
Selain itu, teknologi ini juga memiliki software analisys system yang terkoneksi secara worldwide. Dengan dynamic scanning 3D saat melakukan simulasi pedalling (mengayuh) di atas smartbike maka setiap angle akan terekam dan secara otomatis sistem akan melakukan koreksi serta memodifikasi pengaturan pada sepeda secara real time.
Menurut Fadli teknologi bike fitting ini sangat penting bagi pesepeda untuk mendapatkan kenyamanan demi meningkatkan performa di atas lintasan.
Baca juga: Pebalap sepeda Annemiek Van Vleuten juarai Vuelta putri
Baca juga: Pebalap sepeda Tadej Pogacar juarai Grand Prix Montreal
Muhammad Fadli Imammuddin adalah atlet para balap sepeda andalan Indonesia dalam berbagai kompetisi dunia, termasuk Paralimpiade Tokyo 2020. Dia satu-satunya wakil Indonesia dari cabang olahraga para cycling dalam pesta olahraga terbesar di dunia untuk atlet difabel tersebut.
Sebelum adanya teknologi yang dikembangkan perusahaan asal Italia tersebut, Fadli mengungkapkan, ia hanya menggunakan feeling atau memilih sepeda berdasarkan perasaan dan kebiasaan.
"Ketika kita memaksimalkan fitting yang nyaman, itu pasti akan memaksimalkan potensi dan power. Dengan fitting bike ini saya juga bisa memaksimalkan dari segi endurance dan speed," ujar Fadli menambahkan. Sejak tahun lalu, fitting bike membantu pebalap sepeda di Indonesia memilih sepeda yang tepat untuk berlomba. Sejak itu pula lebih dari 3.500 pesepeda melakukan bike fitting dan lebih dari 7.000 pesepeda melakukan cleat fitting menggunakan sistem tersebut.