Mataram (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Hj Sitti Rohmi Djalilah mengingatkan masyarakat berhenti melakukan tindak diskriminasi terhadap kaum disabilitas di wilayah itu.

"Bisa jadi anak-anak berkebutuhan khusus memiliki kemampuan yang lebih daripada manusia yang normal. Maka dari itu setop diskriminasi terhadap semua saudara kita yang disabilitas. Justru kita harus bangga, kasih tempat, berikan dukungan supaya mereka juga berdaya," kata Wagub NTB saat menghadiri peresmian Amani Eco School yang berlangsung di Dusun Ketapang, Desa Gegerung, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, dalam keterangan tertulis diterima di Mataram, Kamis.

Ia menyampaikan ada 28.652 orang dengan berbagai jenis disabilitas di NTB. Oleh karena itu pemerintah, kata Wagub, terus berupaya memberikan kesempatan berupa pelatihan, seperti pelatihan pijat, pelatihan keterampilan menjahit, bengkel dan lain sebagainya.

Saat ini saja di NTB tersebar 44 Sekolah Luar Biasa (SLB), di antaranya berada di Kota Mataram tiga sekolah, Lombok Barat tiga sekolah, Lombok Tengah empat sekolah, Lombok Timur enam sekolah, Lombok Utara dua sekolah, Sumbawa dua sekolah, Sumbawa Barat satu sekolah, Dompu enam sekolah, Kota Bima lima sekolah dan Bima sebanyak 12 sekolah.

"Apabila nantinya anak-anak kita lulus SLB, dia bisa mendapatkan pekerjaan, bahkan kalau di Pemprov sudah menerima di instansi vertikal juga anak-anak di sana. Saudara-saudara kita yang disabilitas kalau memang sesuai dengan keahlian yang mereka punya, sehingga ini yang harus terus menerus kita dukung untuk menggerakkan ini sehingga kita berjuang bersama-sama untuk perempuan, anak-anak dan disabilitas," terangnya.

Amani Eco School yang diinisiasi oleh Lombok Eco Internasional Connection bersama dengan PLN Peduli memiliki program yang terdiri dari Ecology Education dan Disable Trainning.

Ecology Education diperuntukkan untuk anak-anak agar dapat menanamkan literasi belajar sehingga anak-anak di sekitar Desa Gegerung dapat terus tumbuh dengan mendapatkan pengetahuan ilmu yang baik. Sedangkan Disable Training disiapkan bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus sehingga mendapatkan ruang untuk bisa mengembangkan diri.

Pendiri Lombok Eco Internasional Connection, Aisyah Odist, mengatakan bahwa direncanakan sebanyak 10 Eco School yang akan didirikan. Amani Eco School merupakan lokasi ke empat dan diharapkan dapat menjadi pusat pelatihan bagi para disabilitas.

"Kita berharap agar Eco scool ini menjadi pusat kegiatan seperti pelatihan recycle yang bermanfaat bagi para disabilitas," katanya.

General Manager PLN UIW NTB Sudjarwo mengatakan bahwa ini merupakan salah satu program PLN Peduli yaitu program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PLN Unit Induk Wilayah NTB.

"Program PJSL PLN ini berusaha untuk memberikan, mengupayakan, mendorong pencapaian program-program yang sustainable yang berkelanjutan. Dalam pembangunan eco school ini, memanfaatkan faba. Faba adalah sisa pembakaran batu bara dari PLTU yang ada di Jeranjang.

Faba ini bisa dimanfaatkan untuk banyak hal, di antaranya bahan bangunan untuk pabrik, bahkan hasil penelitian, bisa sebagai penyubur tanah atau media tanah.

Sudjarwo berharap kehadiran Amina Eco School memberikan kesadaran pada masyarakat mengenai kesadaran lingkungan kemudian memberikan pelatihan-pelatihan sebagai bekal dari teman-teman yang berkebutuhan khusus.

"Harapan ke depan, PLN terus berkontribusi khususnya pada NTB ini. Sehingga manfaat dari PLN bisa menjadi maksimal, selain memberikan kenyamanan pada masyarakat, dan mendorong kemakmuran, kesejahteraan masyarakat, itu juga menjadi maksimal," katanya.

Pewarta : Nur Imansyah
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024