Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat akan mengevaluasi sistem pendakian di Gunung Rinjani, guna mencegah insiden kecelakaan kembali terjadi seperti yang dialami pendaki asal Brasil Juliana Marins.
"Tentunya kami juga sudah sampaikan kepada keluarga korban, kami akan coba memperbaiki dari sisi regulasi terkait proses pendakian dari turis luar maupun domestik yang ada, agar Rinjani tentunya menjadi destinasi dunia," kata Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti dalam konferensi pers bersama jajaran pemangku kebijakan tingkat daerah usai melihat kondisi jenazah Juliana di RS. Bhayangkara Mataram, Kamis.
Selain itu, pihak pemerintah daerah juga akan membuat regulasi agar mengurangi risiko pendaki mengalami kecelakaan dengan berkoordinasi kepada para pihak terkait.
"Kami akan meminimalisir ini, kejadian ini tidak boleh terulang kembali. Jadi, saya harapkan dukungan dari media juga agar menyampaikan hal-hal ini agar menjadi perbaiki ke depannya," ucap dia.
Baca juga: Jenazah pendaki Rinjani asal Brazil bakal diautopsi
Perihal evakuasi Juliana yang terjebak di jurang sedalam 600 meter dari titik jatuh di jalur Gunung Rinjani terkesan lamban, Indah mengatakan bahwa hal tersebut bukan karena faktor kesiapan dan kesigapan personel di lapangan, melainkan pengaruh cuaca buruk.
"Mohon dibantu agar bisa diluruskan pemberitaan yang mungkin salah, karena kita ketahui bersama yang kita dapatkan, tim langsung bergerak menuju ke lokasi, tetapi karena faktor cuaca dan geografis medan yang ada di Gunung Rinjani, yang berubah-ubah pada setiap waktu agak mempersulit evakuasi yang ada," ujarnya.
Sejak kali pertama mendapatkan informasi, kata dia, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal sudah meminta dukungan helikopter milik PT Amman Mineral melakukan evakuasi.
"Tetapi, itu tadi, kendala cuaca, kemudian Brimob, komandan Brimob langsung memimpin evakuasi bersama Basarnas. Itu adalah perjuangan semua pihak, keluarganya sangat memahami setelah melihat cuaca di Sembalun," kata dia.
Baca juga: Wagub NTB ungkap alasan autopsi pendaki asal Brasil
Insiden Juliana terjatuh di lereng Gunung Rinjani terjadi pada Sabtu (21/6). Pencarian kemudian dilakukan hingga jenazah ditemukan oleh tim SAR gabungan pada Selasa (24/6) pada kedalaman 600 meter menuju lost know position (LKP).
Tim SAR gabungan berhasil melakukan evakuasi jenazah Juliana yang pada akhirnya mengurungkan niat menggunakan helikopter karena kondisi cuaca kurang bersahabat.
Dari pos Pelawangan, jenazah Juliana ditandu menuju Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) yang berada dekat pintu masuk jalur pendakian.
Baca juga: Gubernur NTB sampaikan duka cita WNA Brasil meninggal di Rinjani
Baca juga: Pendaki Brazil yang jatuh di Gunung Rinjani ditemukan meninggal
Baca juga: Terpopuler: PPPK dapat SK, wisatawan jatuh di Gunung Rinjani, hingga harga emas Antam
Baca juga: Pendakian dari Pelawangan menuju puncak Rinjani Lombok ditutup sementara