Lombok Tengah, NTB, 28/5 (ANTARA) - General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok (BIL) Lombok Pujiono mengatakan, maskapai penerbangan Silk Air belum mengkoordinasikan rencana penambahan frekuensi penerbangan internasional ke Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

    "Belum ada koordinasi atau informasi langsung dari manajemen Silk Air, tapi saya dapat info dari pemerintah provinsi kalau akan ada penambahan frekuensi penerbangan Silk Air," kata Pujiono, ketika ditemui di Lombok Tengah, Senin.  

     Kendati demikian, Pujiono berjanji akan membantu memperjelas rencana penambahan frekuensi penerbangan Silk Air ke BIL, yang hingga kini masih mengambang.

     Ia pun mengapresiasi upaya Pemerintah Provinsi NTB yang terus mendesak maskapai penerbangan Silk Air untuk merealisasikan rencana penambahan frekuensi penerbangan internasional ke Pulau Lombok itu.

     Wakil Gubernur (Wagub) NTB H Badrul Munir terus berupaya berkoordinasi dengan manajemen Silk Air terkait rencana penambahan frekuensi penerbangan internasional ke Pulau Lombok itu segera terealisasi.

     Manajemen Silk Air berjanji akan segera menyelesaikan kendala teknis dan akan merealisasikan penambahan frekuensi penerbangan itu pada November 2012, namun Wagub NTB meminta direalisasi akhir triwulan kedua 2012 atau Juni mendatang.

     Pada 9 Mei 2012, Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Emirsyah Satar mengatakan, maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan Silk Air belum menyepakati kode penerbangan, sehingga penambahan frekuensi penerbangan internasional ke Pulau Lombok belum bisa terlaksana.

     "Sampai sekarang Silk Air masih menggunakan kode penerbangan AMI, sementara kami (Garuda) sudah menggunakan LOP, sehingga tidak nyambung," kata Emirsyah, di sela-sela peresmian dimulainya pembangunan gedung sekolah usia dini di Desa Taman Sari, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, NTB. 

     Kode penerbangan AMI merupakan kode yang diberikan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional atau International Civil Aviation Organization (ICAO) kepada maskapai penerbangan dan otoritas penerbangan, untuk rute ke Bandara Selaparang Mataram, sejak 1995.

     Terhitung 30 September 2011, Bandara Selaparang Mataram ditutup, dan mulai 1 Oktober 2011 rute penerbangan ke Mataram dialihkan ke Bandara Internasional Lombok (BIL) dengan kode penerbangan LOP yang diberikan ICAO.  

     Emirsyah mengatakan, maskapai penerbangan internasional Silk Air harus menyesuaikan dengan kode penerbangan yang digunakan Garuda Indonesia, jika ingin menjalin kerja sama penerbangan ke Pulau Lombok.

     Hal itu merupakan sistem yang berlaku dalam mekanisme kerja sama penerbangan internasional, apalagi Silk Air yang mengajak kerja sama.

     "Itu sistem yang harus dipenuhi, terakhir tim kami sudah temui mereka, tetapi tidak ada kesepakatan. Ya sudah, bagi kami syarat wajar itu harus dipenuhi dulu baru bisa," ujarnya.

     Seperti diketahui, setiap maskapai penerbangan asing yang hendak beroperasi di wilayah Indonesia, harus terlebih dahulu menjalin kerja sama teknis dengan maskapai nasional.

     Silk Air memilih bekerja sama dengan Garuda Indonesia Airways, namun masih terkendala teknis operasional sehingga menunda penambahan frekuensi penerbangan dari tiga kali seminggu menjadi lima kali seminggu.

     Silk Air merupakan anak perusahaan penerbangan terkenal Singapore Air yang pernah membuka rute penerbangan langsung dari Bandara Changi Singapura ke Bandara Selaparang Mataram Lombok, yang kemudian beralih ke rute Kuala Lumpur (Malaysia) - Lombok (Indonesia).

     Rute penerbangan Silk Air ke Lombok yang sebelumnya mendarat di Bandara Selaparang Mataram, kini berpindah ke Bandara Internasional Lombok (BIL) di Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, sekitar 40 kilometer arah selatan Kota Mataram.

     Setiap penerbangan Silk Air ke Lombok, rata-rata mengangkut 80-an orang penumpang yang berasal dari berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Inggris dan negara Eropa lainnya.

     Sementara ini, frekuensi penerbangan Silk Air menggunakan jenis pesawat Air Bus 319 dan 320 kapasitas 128 penumpang, hanya tiga kali seminggu yakni setiap Senin, Kamis dan Sabtu, dan akan menambah jadwal penerbangan pada Rabu, Jumat dan Minggu.  (*)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024