Sidoarjo (ANTARA) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Juanda meminta kepada masyarakat tidak mengkhawatirkan dampak equinox (matahari melintasi garis khatulistiwa secara periodik) yang mengakibatkan peningkatan suhu selama beberapa hari terakhir.

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Senin mengatakan, dampak equinox yang terjadi karena tak selalu menyebabkan suhu ekstrem. "Equinox bukan seperti gelombang panas (heat wave) yang dapat meningkatkan suhu secara drastis, serta kejadian peningkatan suhu udara ekstrem di luar kebiasaan dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama," katanya.

Ia mengatakan, masyarakat diminta mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan. "Secara umum seminggu ke depan masih didominasi kondisi cerah berawan, dan berpotensi hujan sedang hingga lebat di sebagian kecil wilayah Jawa Timur," katanya.

Ia mengatakan, pada bulan Oktober 2022 beberapa wilayah masuk dalam kategori hujan tinggi hingga sangat tinggi. "Salah satunya seperti di Ngawi, Bojonegoro, Magetan, Pacitan, Trenggalek, Kediri, Tulungagung, Blitar, Malang, Batu, Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi," ujarnya.

Baca juga: Waspadai gelombang tinggi di wilayah perairan NTB
Baca juga: Gempa M6,4 di Meulaboh akibat subduksi lempeng

Ia menambahkan, suhu panas itu karena gerak semu matahari dari belahan bumi utara menuju ke selatan. "Nah, ini diprakirakan ke depan kalau misalnya ada potensi hujan suhunya akan semakin panas," ujarnya.

 

Pewarta : Indra Setiawan
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024