Mataram (ANTARA) - Sejumlah pekerja di Kota Mataram, menilai program bantuan subsidi upah (BSU) yang telah dibagikan pemerintah sebagai kompensasi penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM), tepat waktunya karena sangat membantu keuangan mereka.
M Kasim seorang pekerja pada salah satu perusahaan swasta di Kota Mataram, NTB, Jumat, menyampaikan, terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan BSU masing-masing Rp600 ribu kepada para pekerja yang bergaji rendah.
"BSU yang diberikan pemerintah ini tepat waktu, seiring dengan terjadinya penyesuaian harga BBM," katanya.
Ia menilai, BSU yang diberikan bagian dari bentuk perhatian pemerintah kepada para pekerja dalam menghadapi dampak penyesuaian harga BBM.
"Alhamdulillah, ada kita pakai tambahan beli kebutuhan pokok terutama beras. Kalau sudah ada beras, kita bekerja lebih tenang," katanya.
Di sisi lain, Kasim berharap agar BSU ini tidak diberikan sekali saja, tetapi bisa setip tahun agar ada bonus tambahan bagi pekerja.
"Apalagi sejak pandemi COVID-19, terjadi penyesuaian upah para pekerja. Karena itulah, kita sagat bersyukur dengan BSU ini," kata Kasim yang tahun lalu juga pernah mendapatkan BSU sebesar Rp1,2 juta.
Hal senada juga dilontarkan Muammar Qadafi seorang pegawai non-ASN di Lingkup Pemerintah Kota Mataram. Dirinya, sangat bersyukur mendapatkan BSU untuk meringankan beban kebutuhan pokok yang terus naik seiring penyesuaian harga BBM.
"BSU sebesar Rp600 ribu saya gunakan untuk membeli kebutuhan pokok sehari-hari. Sisanya saya kasi istri dan ibu," katanya.
Muammar yang baru pertama kali mendapat BSU sangat bersyukur dan berharap tahun depan pemerintah kembali memberikan BSU. "Kalau bisa setiap tahun kita dikasih BSU, tidak hanya pas terjadi penyesuaian BBM saja," katanya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram H Rudi Suryawan sebelumnya mengatakan, jumlah pekerja di Kota Mataram yang sudah mendapatkan pencairan BSU sebanyak 26.384 orang.
BSU itu dicairkan dalam tiga tahap, yakni tatap pertama 12.000 orang, tahap kedua sebanyak 6.533 orang dan tahap ketiga 7.851 pekerja.
"Sementara, jumlah pekerja yang diusulkan melalui BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan BSU sebagai kompensasi penyesuaian harga BBM sekitar 50.000 orang pekerja," katanya.
Artinya, lanjut Rudi, masih tersisa sekitar 23.616 orang pekerja yang masih dalam tahap verifikasi data di tingkat kementerian. Harapannya, mereka juga bisa lolos verifikasi.
"Informasi dari BPJS Ketenagakerjaan, setelah pencairan tahap ketiga, masih ada lagi pencairan tahap selanjutnya," kata Rudi.
Lebih jauh Rudi mengatakan, calon penerima BSU di Kota Mataram tahun ini sebanyak 50.000 pekerja bertambah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sebanyak 26.000 pekerja, namun yang lolos verifikasi dan mendapat BSU sekitar 7.000 orang.
"Penambahan itu dipicu karena BPJS Ketenagakerjaan juga mengusulkan pegawai non-ASN masuk menjadi calon penerima, termasuk para kader posyandu yang sudah terdaftar menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan," katanya.
M Kasim seorang pekerja pada salah satu perusahaan swasta di Kota Mataram, NTB, Jumat, menyampaikan, terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan BSU masing-masing Rp600 ribu kepada para pekerja yang bergaji rendah.
"BSU yang diberikan pemerintah ini tepat waktu, seiring dengan terjadinya penyesuaian harga BBM," katanya.
Ia menilai, BSU yang diberikan bagian dari bentuk perhatian pemerintah kepada para pekerja dalam menghadapi dampak penyesuaian harga BBM.
"Alhamdulillah, ada kita pakai tambahan beli kebutuhan pokok terutama beras. Kalau sudah ada beras, kita bekerja lebih tenang," katanya.
Di sisi lain, Kasim berharap agar BSU ini tidak diberikan sekali saja, tetapi bisa setip tahun agar ada bonus tambahan bagi pekerja.
"Apalagi sejak pandemi COVID-19, terjadi penyesuaian upah para pekerja. Karena itulah, kita sagat bersyukur dengan BSU ini," kata Kasim yang tahun lalu juga pernah mendapatkan BSU sebesar Rp1,2 juta.
Hal senada juga dilontarkan Muammar Qadafi seorang pegawai non-ASN di Lingkup Pemerintah Kota Mataram. Dirinya, sangat bersyukur mendapatkan BSU untuk meringankan beban kebutuhan pokok yang terus naik seiring penyesuaian harga BBM.
"BSU sebesar Rp600 ribu saya gunakan untuk membeli kebutuhan pokok sehari-hari. Sisanya saya kasi istri dan ibu," katanya.
Muammar yang baru pertama kali mendapat BSU sangat bersyukur dan berharap tahun depan pemerintah kembali memberikan BSU. "Kalau bisa setiap tahun kita dikasih BSU, tidak hanya pas terjadi penyesuaian BBM saja," katanya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram H Rudi Suryawan sebelumnya mengatakan, jumlah pekerja di Kota Mataram yang sudah mendapatkan pencairan BSU sebanyak 26.384 orang.
BSU itu dicairkan dalam tiga tahap, yakni tatap pertama 12.000 orang, tahap kedua sebanyak 6.533 orang dan tahap ketiga 7.851 pekerja.
"Sementara, jumlah pekerja yang diusulkan melalui BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan BSU sebagai kompensasi penyesuaian harga BBM sekitar 50.000 orang pekerja," katanya.
Artinya, lanjut Rudi, masih tersisa sekitar 23.616 orang pekerja yang masih dalam tahap verifikasi data di tingkat kementerian. Harapannya, mereka juga bisa lolos verifikasi.
"Informasi dari BPJS Ketenagakerjaan, setelah pencairan tahap ketiga, masih ada lagi pencairan tahap selanjutnya," kata Rudi.
Lebih jauh Rudi mengatakan, calon penerima BSU di Kota Mataram tahun ini sebanyak 50.000 pekerja bertambah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sebanyak 26.000 pekerja, namun yang lolos verifikasi dan mendapat BSU sekitar 7.000 orang.
"Penambahan itu dipicu karena BPJS Ketenagakerjaan juga mengusulkan pegawai non-ASN masuk menjadi calon penerima, termasuk para kader posyandu yang sudah terdaftar menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan," katanya.