Mataram (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan sebanyak 424 calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kota Mataram telah mengajukan rekomendasi pembuatan paspor ke berbagai negara tujuan.
"Sebanyak 424 calon PMI itu merupakan data kumulatif dari Januari-September 2022," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram Rudi Suryawan di Mataram, Jumat.
Menurutnya, dari 424 orang calon PMI itu sebagian besar sudah mendapatkan rekomendasi atau ID paspor, bahkan 73 orang diantaranya sudah diberangkatkan. Sisanya tinggal menunggu proses, tapi mereka siap diberangkatkan.
"Untuk pemberangkatan memang tergantung dari pihak perusahaan masing-masing. Intinya, tahun ini mereka yang sudah punya ID paspor siap berangkat secara bertahap," katanya.
Menurutnya, dari 73 orang calon PMI yang sudah diberangkatkan itu rata-rata memilih negara tujuan Malaysia untuk bekerja di ladang kelapa sawit. Sementara, sisanya masih menunggu jadwal pemberangkatan dari masing-masing perusahaan.
Menurutnya, ratusan calon PMI itu ada yang bekerja pada sektor formal dan informal dengan berbagai negara tujuan selain ke Malaysia juga ada ke Singapura, Taiwan, Brunai Drussalam, Romania, dan Saudi Arabia.
"Tapi sebagian besar calon PMI sekarang memilih negara tujuan Malaysia," katanya.
Rudi mengatakan, tingginya animo calon PMI ke Malaysia ini karena adanya adanya kerja sama atau MoU pemerintah dengan negara tujuan yang memberangkatkan PMI secara gratis.
"Calon PMI ini banyak yang ke Malaysia mungkin karena pertimbangan dibiayai pemerintah atau gratis. Baik itu untuk tiket pesawat, paspor, cek kesehatan, maupun biaya-biaya lainnya," katanya.
Program pemberangkatan PMI ke Malaysia secara gratis ini sebagai satu upaya pemerintah menekan PMI ilegal, dan agar calon PMI mau mengurus administrasi keberangkatan secara resmi.
"Program 'zero cost' ini merupakan program pemerintah melalui Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) khusus tujuan ke Malaysia," katanya.
Progam "zero cost" itu juga, tambah Rudi, untuk menghilangkan agar calon PMI meminjam uang untuk berangkat ke Malaysia ke rentenir dengan nilai pengembalian berlipat-lipat.
"Program ini khusus untuk negara tujuan Malaysia. Kalau untuk ke negara lain belum ada. Semoga segera menyusul," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Disnaker: 424 calon PMI di Mataram ajukan rekomendasi pembuatan paspor
"Sebanyak 424 calon PMI itu merupakan data kumulatif dari Januari-September 2022," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram Rudi Suryawan di Mataram, Jumat.
Menurutnya, dari 424 orang calon PMI itu sebagian besar sudah mendapatkan rekomendasi atau ID paspor, bahkan 73 orang diantaranya sudah diberangkatkan. Sisanya tinggal menunggu proses, tapi mereka siap diberangkatkan.
"Untuk pemberangkatan memang tergantung dari pihak perusahaan masing-masing. Intinya, tahun ini mereka yang sudah punya ID paspor siap berangkat secara bertahap," katanya.
Menurutnya, dari 73 orang calon PMI yang sudah diberangkatkan itu rata-rata memilih negara tujuan Malaysia untuk bekerja di ladang kelapa sawit. Sementara, sisanya masih menunggu jadwal pemberangkatan dari masing-masing perusahaan.
Menurutnya, ratusan calon PMI itu ada yang bekerja pada sektor formal dan informal dengan berbagai negara tujuan selain ke Malaysia juga ada ke Singapura, Taiwan, Brunai Drussalam, Romania, dan Saudi Arabia.
"Tapi sebagian besar calon PMI sekarang memilih negara tujuan Malaysia," katanya.
Rudi mengatakan, tingginya animo calon PMI ke Malaysia ini karena adanya adanya kerja sama atau MoU pemerintah dengan negara tujuan yang memberangkatkan PMI secara gratis.
"Calon PMI ini banyak yang ke Malaysia mungkin karena pertimbangan dibiayai pemerintah atau gratis. Baik itu untuk tiket pesawat, paspor, cek kesehatan, maupun biaya-biaya lainnya," katanya.
Program pemberangkatan PMI ke Malaysia secara gratis ini sebagai satu upaya pemerintah menekan PMI ilegal, dan agar calon PMI mau mengurus administrasi keberangkatan secara resmi.
"Program 'zero cost' ini merupakan program pemerintah melalui Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) khusus tujuan ke Malaysia," katanya.
Progam "zero cost" itu juga, tambah Rudi, untuk menghilangkan agar calon PMI meminjam uang untuk berangkat ke Malaysia ke rentenir dengan nilai pengembalian berlipat-lipat.
"Program ini khusus untuk negara tujuan Malaysia. Kalau untuk ke negara lain belum ada. Semoga segera menyusul," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Disnaker: 424 calon PMI di Mataram ajukan rekomendasi pembuatan paspor