Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal pendidikan Islam Kementerian Agama Muhammad Ali Ramdani menilai pengembangan vokasi harus menyentuh institusi berbasis agama dan mencetak tenaga kerja dalam jumlah besar setiap tahunnya.
"Kami merasa bahwa pengembangan vokasi harus menyentuh institusi pendidikan berbasis agama yang jumlahnya banyak dan mencetak tenaga kerja dalam jumlah besar setiap tahunnya," ujar Ali dalam sebuah acara daring di Jakarta, Rabu.
Ali menilai hal itu penting karena pada praktiknya, angka pengangguran terbuka dari lulusan sekolah menengah masih relatif tergolong tinggi, yakni 9,72 persen berdasarkan survei angkatan kerja nasional 2021 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik.
Dikatakan Ali bahwa sejak 2018 Kementerian Agama telah mendirikan dua madrasah aliyah negeri di Ende, Nusa Tenggara Timur dan Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Selain itu, pihaknya juga telah mengembangkan program keterampilan di 153 madrasah aliyah di seluruh Indonesia.
Namun, di samping itu semua, Ali menilai bahwa mutu penyelenggaraan program pendidikan vokasi masih perlu diasah dan ditingkatkan, menyesuaikan dengan keterampilan yang dicari di era industri digital saat ini. "Untuk itulah diperlukan sinergi yang erat dengan berbagai pihak salah satunya dengan pelaku industri," kata dia.
Ali mengatakan kolaborasi dan sinergi tersebut dapat dilakukan dengan konsep link and match yang mencakup penyusunan kurikulum pembelajaran berbasis proyek magang, peningkatan kompetensi bagi guru dan siswa, hingga pemberian beasiswa dan penempatan kerja.
Baca juga: Volume suara adzan di Lombok Tengah tidak dipersoalkan
Baca juga: Majelis Budhayana Indonesia menyesalkan mutasi enam pejabat Kemenag
Dia berharap program tersebut bisa menjangkau lebih banyak sekolah madrasah aliyah dan madrasah aliyah kejuruan sehingga manfaatnya dirasakan lebih banyak oleh guru dan siswa, serta mencetak lebih banyak sumber daya manusia yang siap bekerja di era digital.
"Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama akan selalu berada pada garis terdepan untuk mendukung inisiatif-inisiatif semacam ini, sebab masa depan generasi muda bangsa ini harus dan patut diperjuangkan bersama dengan bergandengan tangan demi masa depan bangsa yang lebih baik," ucap Ali.
"Kami merasa bahwa pengembangan vokasi harus menyentuh institusi pendidikan berbasis agama yang jumlahnya banyak dan mencetak tenaga kerja dalam jumlah besar setiap tahunnya," ujar Ali dalam sebuah acara daring di Jakarta, Rabu.
Ali menilai hal itu penting karena pada praktiknya, angka pengangguran terbuka dari lulusan sekolah menengah masih relatif tergolong tinggi, yakni 9,72 persen berdasarkan survei angkatan kerja nasional 2021 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik.
Dikatakan Ali bahwa sejak 2018 Kementerian Agama telah mendirikan dua madrasah aliyah negeri di Ende, Nusa Tenggara Timur dan Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Selain itu, pihaknya juga telah mengembangkan program keterampilan di 153 madrasah aliyah di seluruh Indonesia.
Namun, di samping itu semua, Ali menilai bahwa mutu penyelenggaraan program pendidikan vokasi masih perlu diasah dan ditingkatkan, menyesuaikan dengan keterampilan yang dicari di era industri digital saat ini. "Untuk itulah diperlukan sinergi yang erat dengan berbagai pihak salah satunya dengan pelaku industri," kata dia.
Ali mengatakan kolaborasi dan sinergi tersebut dapat dilakukan dengan konsep link and match yang mencakup penyusunan kurikulum pembelajaran berbasis proyek magang, peningkatan kompetensi bagi guru dan siswa, hingga pemberian beasiswa dan penempatan kerja.
Baca juga: Volume suara adzan di Lombok Tengah tidak dipersoalkan
Baca juga: Majelis Budhayana Indonesia menyesalkan mutasi enam pejabat Kemenag
Dia berharap program tersebut bisa menjangkau lebih banyak sekolah madrasah aliyah dan madrasah aliyah kejuruan sehingga manfaatnya dirasakan lebih banyak oleh guru dan siswa, serta mencetak lebih banyak sumber daya manusia yang siap bekerja di era digital.
"Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama akan selalu berada pada garis terdepan untuk mendukung inisiatif-inisiatif semacam ini, sebab masa depan generasi muda bangsa ini harus dan patut diperjuangkan bersama dengan bergandengan tangan demi masa depan bangsa yang lebih baik," ucap Ali.