Mataram (ANTARA) - Akademisi Universitas Mataram memberikan dukungan melalui kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pengembangan produksi kentang di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Direktur Pascasarjana Unram, Prof Ir. Muhammad Sarjan selaku tim peneliti Kentang Sembalun dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Rabu mengatakan, permasalahan peningkatan produksi kentang di Sembalun dihadapkan pada kendala produktivitas yang berhubungan dengan manajemen produksi, kesesuaian lahan dan ketersediaan benih bermutu yang sangat terbatas.

Tim Peneliti Kentang Unram, sejak 2013 sampai 2018, telah melakukan penelitian perbenihan kentang di Sembalun melalui skim Penelitian Unggulan Strategis Nasional (PUSNAS).

"Penelitian ini menghasilkan berbagai inovasi perbenihan kentang mulai dari umbi, stek pucuk, sampai dengan kultur jaringan (planlet)," katanya.

Ia mengatakan, Sembalun merupakan kawasan potensial pengembangan tanaman kentang di Nusa Tenggara Barat, karena merupakan daerah dataran tinggi dengan kesesuaian agroklimat untuk produksi kentang.

Selain itu, kawasan Sembalun adalah satu dari sangat sedikit kawasan di dunia yang terbebas dari endemik nematoda sista kuning (NSK), penyakit yang sangat ditakuti oleh petani kentang.

Memperhatikan potensi tanaman kentang di Sembalun, pada 2022 Tim Unram mendapatkan dana penelitian skim Matching Fund Kedaireka atau Kemitraan Agribisnis Kentang untuk Pasar Indonesia.

"Penanaman kentang dalam skala besar dilakukan oleh petani Sembalun sejak 2003, dan 2004 petani Sembalun mulai menjalin kemitraan dengan Indofood untuk menanam kentang industri sebagai bahan baku kripik kentang," katanya.

Ketua Tim Matching Fund Unram, Ir Aluh Nikmatullah mengatakan bahwa kegiatan Matching Fund ini dilatabelakangi konsumsi kentang industri di Indonesia masih harus dipenuhi melalui impor benih dari luar negeri.

Sementara itu produsen kentang industri terbatas dan terkendala pemenuhan kebutuhan kentang yang sesuai spesifikasi pasar.

"Pola kemitraan produksi umbi kentang industri pernah menjadi andalan NTB, namun terhenti, terkendala tingginya produksi tinggi dan kebutuhan benih yang masih diimpor," katanya.

Oleh karena itu, Program Matching Fund ini ditujukan membangun kembali kemitraan perbenihan dan produksi umbi konsumsi untuk kebutuhan industri di Indonesia.

"Dalam kegiatan Matching Fund ini, Tim Unram menggandeng PT Clarexindo Makmur Sejahtera (CMS), perusahaan swasta nasional pertanian yang menghasilkan benih kentang industri," katanya.

Kegiatan Matching Fund ini dilaksanakan melalui diseminasi teknologi budi daya dan teknologi perbenihan kentang melalui pelatihan dan pendampingan. Selain itu, dilakukan juga pelatihan dan pendampingan pengolahan kentang industri bagi wanita tani, bekerjasama dengan Tim Universitas Teknologi Sumbawa (UTS).

Kegiatan ini melibatkan petani pelaku agribisnis perbenihan untuk kepentingan kemitraan, pelaku on-farm agribisnis untuk menyediakan umbi kentang industri bagi pasar Indonesia, dan wanita tani pelaku UMKM pengolahan kentang. Kegiatan tersebut dilaksanakan sejak September 2022 oleh 7 orang dosen, dan melibatkan 12 mahasiswa magang, KKN dan skripsi.

“Jadi, program Mathcing Fund ini juga diarahkan untuk mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, atau MBKM, dan pemenuhan indeks kinerja utama Universitas Mataram,” katanya.


 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Universitas Mataram dukung pengembangan kentang di Sembalun

Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024