Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Mataram didominasi pelaku perjalanan, baik luar daerah maupun luar negeri.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Jumat, mengatakan kenaikan kasus COVID-19 sejak bulan Oktober 2022, dipicu karena tingginya mobilitas masyarakat.
"Karenanya, hampir semua pasien terkonfirmasi positif COVID-19 merupakan pelaku perjalanan dalam dan luar negeri. Ada yang dari Jakarta, bahkan dari Negara Singapura," ujarnya.
Data Dinkes Kota Mataram per 1 November 2022, menyebutkan kasus COVID-19 di Kota Mataram selama Oktober 2022 sebanyak 74 kasus, 21 kasus dinyatakan sembuh, dan 53 kasus masih isolasi dan sebagian besar isolasi mandiri karena terkonfirmasi gejala ringan batuk dan pilek.
"Sedangkan pasien yang terindikasi komorbid, direkomendasikan rawat inap," katanya.
Sementara, setiap hari tambahan kasus terkonfirmasi positif di Kota Mataram terus bertambah. Untuk hari ini Jumat (4/11) tercatat tambahan 19 kasus, dan Kamis (3/11) tercatat 12 kasus.
"Hari sebelumnya saya lupa, tapi peningkatan kasus di awal pekan ini yang sudah mencapai puluhan harus kita waspadai dengan meningkatkan protokol kesehatan (prokes)," katanya.
Usman mengimbau, agar masyarakat harus tetap waspada dengan taat menerapkan protokol kesehatan (prokes) melalui gerakan 5M plus yakni menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari keramaian, mengurangi mobilitas, plus melakukan vaksinasi.
"Selain itu, kami juga meningkatkan upaya pencegahan melalui 3T (testing, tracing dan treatment) atau tes, telusur dan tindak lanjut perawatan," katanya.
Namun demikian, menurut Usman, kendati terjadi penambahan kasus COVID-19 dan penyebaran yang sangat cepat, pembukaan rumah sakit darurat dinilai belum mendesak.
Pasalnya, kapasitas ruang isolasi dan perawatan pasien COVID-19 di RSUD Kota Mataram masih memadai, bahkan RSUD Mataram sudah menyiapkan dua lantai untuk rawat inap pasien COVID-19.
Apalagi, temuan kasus COVID-19 sekarang ini rata-rata bergejala ringan sehingga cukup dengan isolasi mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari mereka sudah bisa beraktivitas secara normal lagi setelah melakukan tes usap atau swab PCR dan dinyatakan negatif.
"Informasi sementara, kasus COVID-19 yang ditemukan merupakan varian Omicron dan hingga saat ini belum ada terkonfirmasi varian XBB. Semoga tidak pernah ada," katanya.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes: Kasus COVID-19 di Mataram didominasi pelaku perjalanan
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Jumat, mengatakan kenaikan kasus COVID-19 sejak bulan Oktober 2022, dipicu karena tingginya mobilitas masyarakat.
"Karenanya, hampir semua pasien terkonfirmasi positif COVID-19 merupakan pelaku perjalanan dalam dan luar negeri. Ada yang dari Jakarta, bahkan dari Negara Singapura," ujarnya.
Data Dinkes Kota Mataram per 1 November 2022, menyebutkan kasus COVID-19 di Kota Mataram selama Oktober 2022 sebanyak 74 kasus, 21 kasus dinyatakan sembuh, dan 53 kasus masih isolasi dan sebagian besar isolasi mandiri karena terkonfirmasi gejala ringan batuk dan pilek.
"Sedangkan pasien yang terindikasi komorbid, direkomendasikan rawat inap," katanya.
Sementara, setiap hari tambahan kasus terkonfirmasi positif di Kota Mataram terus bertambah. Untuk hari ini Jumat (4/11) tercatat tambahan 19 kasus, dan Kamis (3/11) tercatat 12 kasus.
"Hari sebelumnya saya lupa, tapi peningkatan kasus di awal pekan ini yang sudah mencapai puluhan harus kita waspadai dengan meningkatkan protokol kesehatan (prokes)," katanya.
Usman mengimbau, agar masyarakat harus tetap waspada dengan taat menerapkan protokol kesehatan (prokes) melalui gerakan 5M plus yakni menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari keramaian, mengurangi mobilitas, plus melakukan vaksinasi.
"Selain itu, kami juga meningkatkan upaya pencegahan melalui 3T (testing, tracing dan treatment) atau tes, telusur dan tindak lanjut perawatan," katanya.
Namun demikian, menurut Usman, kendati terjadi penambahan kasus COVID-19 dan penyebaran yang sangat cepat, pembukaan rumah sakit darurat dinilai belum mendesak.
Pasalnya, kapasitas ruang isolasi dan perawatan pasien COVID-19 di RSUD Kota Mataram masih memadai, bahkan RSUD Mataram sudah menyiapkan dua lantai untuk rawat inap pasien COVID-19.
Apalagi, temuan kasus COVID-19 sekarang ini rata-rata bergejala ringan sehingga cukup dengan isolasi mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari mereka sudah bisa beraktivitas secara normal lagi setelah melakukan tes usap atau swab PCR dan dinyatakan negatif.
"Informasi sementara, kasus COVID-19 yang ditemukan merupakan varian Omicron dan hingga saat ini belum ada terkonfirmasi varian XBB. Semoga tidak pernah ada," katanya.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes: Kasus COVID-19 di Mataram didominasi pelaku perjalanan