Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, memiliki 18 Kampung Keluarga Berkualitas (KB) tersebar di enam kecamatan sebagai upaya mencegah dan menurunkan angka stunting dari hulu.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Mataram H Moh Carnoto di Mataram, Kamis, mengatakan, keberadaan 18 Kampung KB itu menjadi salah satu cara bagaimana upaya pencegahan stunting dari hulu yakni edukasi remaja terutama remaja putri.
"Bagaimana remaja putri ini bisa mengkonsumsi makanan bergizi, menerapkan pola hidup sehat sehingga mampu menciptakan keluarga berkualitas yang akan melahirkan keturunan sehat dan berkualitas," katanya.
Pernyataan itu disampaikan dalam kegiatan Gebyar Kampung Keluarga Berkualitas, melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat menuju Indonesia sejahtera berlangsung di Lapangan Sangkareang Mataram yang dihadiri langsung Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana serta sejumlah jajaran terkait lainnya.
Carnoto mengatakan, keberadaan 18 Kampung KB yang berada di 18 kelurahan itu memiliki peran penting dalam upaya pencegahan dan menurunkan angka balita kerdil di Kota Mataram.
"Apalagi 18 Kampung KB saat ini sudah memiliki dapur sehat (Dasat) untuk mengatasi masalah balita kerdil serta upaya pencegahan. Penanganan masalah balita kerdil, kami bekerja sama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait salah satunya Dinas Kesehatan," katanya.
Hal itu bisa dilihat dari hasil penimbangan balita pada bulan Agustus 2022, data kasus balita kerdil di Kota Mataram tercatat 17,33 persen, atau menurun dibandingkan tahun sebelumnya 2021 yang mencapai 24,3 persen. "Jika melihat penurunan yang signifikan tersebut, kami optimistis target 14 persen di tahun 2024 bisa tercapai. Bahkan tahun 2023, kita sudah bisa di bawah 14 persen," katanya.
Terkait dengan itu untuk mencapai target tersebut, pihaknya akan menambah keberadaan kampung KB, agar merata di 50 kelurahan yang tersebar di enam kecamatan. "Kita masih punya pekerjaan rumah (PR) 32 kelurahan lagi," katanya.
Baca juga: Bupati Lombok Barat sebut angka stunting terus turun
Baca juga: 1.000 HPK kesempatan maksimalkan gizi dan kesehatan anak
Sementara Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana dalam kesempatan itu mengatakan, optimalisasi Kampung KB menjadi strategis guna meningkatkan kualitas SDM dan memberdayakan serta memperkuat institusi keluarga. "Namun kita tentu menyadari, bahwa DP2KB akan sulit menjalankan amanah ini jika tidak ada dukungan dan koordinasi dari berbagai OPD terkait," katanya.
Karenanya wali kota berharap, kegiatan gebyar Kampung KB dapat menjadi satu pijakan awal untuk Serentak Bantu Usaha (Serbu) Kampung Keluarga Berkualitas bagi semua OPD terkait. "Saya juga berharap kita semua bersama-sama mendukung dan melaksanakan optimalisasi penyelenggaraan kampung KB secara terintegrasi dan konvergen," katanya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Mataram H Moh Carnoto di Mataram, Kamis, mengatakan, keberadaan 18 Kampung KB itu menjadi salah satu cara bagaimana upaya pencegahan stunting dari hulu yakni edukasi remaja terutama remaja putri.
"Bagaimana remaja putri ini bisa mengkonsumsi makanan bergizi, menerapkan pola hidup sehat sehingga mampu menciptakan keluarga berkualitas yang akan melahirkan keturunan sehat dan berkualitas," katanya.
Pernyataan itu disampaikan dalam kegiatan Gebyar Kampung Keluarga Berkualitas, melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat menuju Indonesia sejahtera berlangsung di Lapangan Sangkareang Mataram yang dihadiri langsung Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana serta sejumlah jajaran terkait lainnya.
Carnoto mengatakan, keberadaan 18 Kampung KB yang berada di 18 kelurahan itu memiliki peran penting dalam upaya pencegahan dan menurunkan angka balita kerdil di Kota Mataram.
"Apalagi 18 Kampung KB saat ini sudah memiliki dapur sehat (Dasat) untuk mengatasi masalah balita kerdil serta upaya pencegahan. Penanganan masalah balita kerdil, kami bekerja sama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait salah satunya Dinas Kesehatan," katanya.
Hal itu bisa dilihat dari hasil penimbangan balita pada bulan Agustus 2022, data kasus balita kerdil di Kota Mataram tercatat 17,33 persen, atau menurun dibandingkan tahun sebelumnya 2021 yang mencapai 24,3 persen. "Jika melihat penurunan yang signifikan tersebut, kami optimistis target 14 persen di tahun 2024 bisa tercapai. Bahkan tahun 2023, kita sudah bisa di bawah 14 persen," katanya.
Terkait dengan itu untuk mencapai target tersebut, pihaknya akan menambah keberadaan kampung KB, agar merata di 50 kelurahan yang tersebar di enam kecamatan. "Kita masih punya pekerjaan rumah (PR) 32 kelurahan lagi," katanya.
Baca juga: Bupati Lombok Barat sebut angka stunting terus turun
Baca juga: 1.000 HPK kesempatan maksimalkan gizi dan kesehatan anak
Sementara Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana dalam kesempatan itu mengatakan, optimalisasi Kampung KB menjadi strategis guna meningkatkan kualitas SDM dan memberdayakan serta memperkuat institusi keluarga. "Namun kita tentu menyadari, bahwa DP2KB akan sulit menjalankan amanah ini jika tidak ada dukungan dan koordinasi dari berbagai OPD terkait," katanya.
Karenanya wali kota berharap, kegiatan gebyar Kampung KB dapat menjadi satu pijakan awal untuk Serentak Bantu Usaha (Serbu) Kampung Keluarga Berkualitas bagi semua OPD terkait. "Saya juga berharap kita semua bersama-sama mendukung dan melaksanakan optimalisasi penyelenggaraan kampung KB secara terintegrasi dan konvergen," katanya.