Mataram (ANTARA) - Sebanyak 46 warga Kabupaten Cianjur dilaporkan meninggal dunia pasca gempa bermagnitudo 5,6 yang mengguncang wilayah tersebut.

Yang meninggal saat ini sebanyak 46 orang dan 700 orang ke rumah sakit, kata Bupati Cianjur, Herman Suherman melalui wawancara di salah satu televisi nasional, TV One, Senin.

Disebutkan, saat ini kondisi Cianjur dalam keadaan mencekam dan listrik padam.

Gempa bumi dengan magnitudo (M)5,6 berpusat di darat 10 km barat daya Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Fenomena ini terjadi pada Senin (21/11), pukul 13.21 WIB.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kekuatan gempa yang diukur dengan skala MMI atau modified Mercalli intensity, wilayah Cianjur V-VI MMI, Garut dan Sukabumi IV – V MMI, Cimahi, Lembang, Kota Bandung Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor dan Bayah III MMI, Rancaekek, Tangerang Selatan, DKI Jakarta dan Depok II – III MMI.

Berdasarkan kajian inaRISK, sebanyak 32 kecamatan di Kabupaten Cianjur memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi.

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bahaya gempa bumi. Warga di wilayah terdampak gempa dapat melakukan pengecekan struktur bangunan apabila ingin memasuki rumahnya kembali.

Pastikan tidak ada kerusakan struktur seperti kerusakan tiang rumah, kuda-kuda atap, dan kerusakan struktur lainnya. Di samping itu, tetap waspada terhadap potensi gempa susulan dengan terus mengikuti pemutakhiran data dari instansi berwenang, ujarnya.

 

Pewarta : ANTARA
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024