Mataram (ANTARA) - Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat meraih tiga Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Tahun 2022 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.

Rilis Pemerintah Kota Mataram di Mataram, Rabu, menyebutkan, tiga Penghargaan STBM tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Kemenkes Dante Saksono Harbuwono kepada Wakil Walikota Mataram TGH Mujiburrahman yang bertempat di Hotel Discovery Ancol, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta pada Rabu.

Wakil Wali Kota Mataram TGH Mujiburrahman mengatakan tiga Penghargaan STBM 2022 yang diraih itu terdiri atas tiga kategori, meliputi, Kabupaten/Kota Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Berkelanjutan, Kabupaten/Kota Penerapan Lima Pilar STBM, dan Kabupaten/Kota Terbaik Stop Buang Air Besar Sembarangan (Open Defecation Free).

"Alhamdulillah, tiga penghargaan ini menjadi prestasi bergengsi di bidang kesehatan," katanya.

Terkait dengan itu, Wakil Wali Kota menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras dan berkomitmen untuk menerapkan lima pilar STBM dan konsisten mengimbau masyarakat untuk tidak buang air besar sembarangan.

"Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan semua pihak terutama masyarakat yang sudah berpartisipasi dan berkomitmen menerapkan lima pilar STBM," katanya.

Menurutnya, ketiga penghargaan ini diraih setelah Kota Mataram melewati proses sosialisasi, pengusulan dari pemerintah daerah setempat dan klaim keberhasilan, kemudian diverifikasi di tingkat provinsi yang dilanjuti dengan verifikasi di tingkat pusat, dan terakhir dilakukan observasi lapangan. "Apa yang telah kita raih ini bisa terus dipertahankan dan ditingkatkan," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr Usman Hadi sebelumnya mengatakan, penilaian lima pilar STBM yang dimaksudkan meliputi, tidak BAB sembarangan (Stop BABS), mencuci tangan pakai sabun (CTPS), mengelola air minum dan makanan rumah tangga yang aman, pengamanan sampah rumah tangga dengan benar, dan pengamanan limbah cair rumah tangga dengan aman.

Saat ini masyarakat baik yang berada di pinggiran aliran sungai maupun pesisir pantai sudah bisa merubah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), salah satunya dengan membuat jamban keluarga. "Jika tidak ada jamban keluarga, mereka bisa menggunakan jamban komunal," katanya.

Baca juga: Wujudkan pembangunan berkelanjutan, PLN raih 19 penghargaan di ajang ISDA 2022
Baca juga: Telkom raih penghargaan tempat kerja inklusif

Lebih jauh Usman mengakui, hal yang paling berat saat ini adalah bagaimana mempertahankan agar Mataram bisa tetap menjadi kota dengan status BABS nol.

Karenanya, dalam hal ini perlu pengawasan dan kerja sama lintas sektor baik itu dari Dinas PUPR, Bappeda, aparat kecamatan, kelurahan, dan lingkungan, perlu terus meningkatkan komunikasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait STBM. "Masyarakat juga harus bisa terlibat secara masif serta memiliki komitmen sama terkait BABS nol," katanya.
 

Pewarta : Nirkomala
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024