Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berhasil menyelesaikan pekerjaan rehabilitasi bangunan di kawasan pusaka Benteng Van den Bosch atau biasa disebut Benteng Pendem di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur (Jatim).
Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti mengatakan pekerjaan rehabilitasi kawasan pusaka Benteng Pendem dilaksanakan dengan mengadopsi adaptive reuse concept, yakni mengembalikan fungsi bangunan cagar budaya dengan fungsi baru serta seminimal mungkin mengubah bentuk bangunan lama dengan tetap menjaga nilai kultural (cultural significance). "Prinsipnya tetap mempertahankan konsep bangunan lama juga dilakukan penguatan struktur dengan menggunakan konstruksi baja," kata Diana dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Penataan Benteng Pendem bertujuan menjaga kelestarian bangunan cagar budaya yang dibangun tahun 1840-an sekaligus meningkatkan potensi pariwisata di Kabupaten Ngawi. Rehabilitasi Benteng Pendem Ngawi mulai dikerjakan sejak 10 Desember 2020 sebagai tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo usai meninjau bangunan bersejarah tersebut pada Februari 2019 silam.
Saat ini pekerjaan konstruksi bangunan telah selesai 100 persen dan siap diresmikan sebagai destinasi wisata edukasi dan landmark kawasan heritage di Kabupaten Ngawi. Rehabilitasi Benteng Pendem Ngawi dilaksanakan selama dua tahun (2020-2022) menggunakan pelaksana konstruksi PT Nindya Karya dengan melibatkan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur.
Anggaran pekerjaan konstruksi bersumber dari APBN senilai Rp125 miliar digunakan untuk merehabilitasi 13 bangunan di dalam kompleks Benteng serta penataan lanskap kawasan Inti Benteng seluas 4,8 hektare, pedestrian kawasan, normalisasi parit, dan pembangunan bangunan pendukung.
Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan Menteri PUPR tinjau dampak gempa Cianjur
Baca juga: Kementerian PUPR targetkan hunian pekerja konstruksi IKN tuntas tahun 2023
Kawasan wisata Benteng Pendem berada di area Yon Armed 12 (Kementerian Pertahanan) seluas 5,4 hektare yang berlokasi sekitar 3 kilometer dari pusat kota Kabupaten Ngawi. Bangunan cagar budaya ini bisa menjadi destinasi wisata pilihan di Kabupaten Ngawi yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 2,5 jam dari Bandara Juanda atau Kota Surabaya via Tol Trans Jawa.
Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti mengatakan pekerjaan rehabilitasi kawasan pusaka Benteng Pendem dilaksanakan dengan mengadopsi adaptive reuse concept, yakni mengembalikan fungsi bangunan cagar budaya dengan fungsi baru serta seminimal mungkin mengubah bentuk bangunan lama dengan tetap menjaga nilai kultural (cultural significance). "Prinsipnya tetap mempertahankan konsep bangunan lama juga dilakukan penguatan struktur dengan menggunakan konstruksi baja," kata Diana dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Penataan Benteng Pendem bertujuan menjaga kelestarian bangunan cagar budaya yang dibangun tahun 1840-an sekaligus meningkatkan potensi pariwisata di Kabupaten Ngawi. Rehabilitasi Benteng Pendem Ngawi mulai dikerjakan sejak 10 Desember 2020 sebagai tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo usai meninjau bangunan bersejarah tersebut pada Februari 2019 silam.
Saat ini pekerjaan konstruksi bangunan telah selesai 100 persen dan siap diresmikan sebagai destinasi wisata edukasi dan landmark kawasan heritage di Kabupaten Ngawi. Rehabilitasi Benteng Pendem Ngawi dilaksanakan selama dua tahun (2020-2022) menggunakan pelaksana konstruksi PT Nindya Karya dengan melibatkan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur.
Anggaran pekerjaan konstruksi bersumber dari APBN senilai Rp125 miliar digunakan untuk merehabilitasi 13 bangunan di dalam kompleks Benteng serta penataan lanskap kawasan Inti Benteng seluas 4,8 hektare, pedestrian kawasan, normalisasi parit, dan pembangunan bangunan pendukung.
Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan Menteri PUPR tinjau dampak gempa Cianjur
Baca juga: Kementerian PUPR targetkan hunian pekerja konstruksi IKN tuntas tahun 2023
Kawasan wisata Benteng Pendem berada di area Yon Armed 12 (Kementerian Pertahanan) seluas 5,4 hektare yang berlokasi sekitar 3 kilometer dari pusat kota Kabupaten Ngawi. Bangunan cagar budaya ini bisa menjadi destinasi wisata pilihan di Kabupaten Ngawi yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 2,5 jam dari Bandara Juanda atau Kota Surabaya via Tol Trans Jawa.