Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram di Provinsi Nusa Tenggara Barat masih fokus berupaya meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau dosis penguat pertama pada warga lanjut usia (lansia), yang baru mencapai 38 persen dari total 14.660 warga berusia 60 tahun ke atas yang menjadi sasaran vaksinasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr. H Usman Hadi di Mataram, Selasa, mengatakan bahwa upaya peningkatan cakupan vaksinasi COVID-19 dosis penguat bagi warga lansia tidak mudah mengingat sebagian dari mereka punya komorbiditas.
"Sebagian besar lansia memiliki penyakit komorbid sehingga tidak memenuhi kriteria untuk divaksin, seperti darah tinggi, diabetes, gangguan pernafasan, dan lainnya," katanya.
Dengan cakupan vaksinasi dosis penguat pertama yang masih tergolong rendah, ia mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Mataram belum menjalankan kebijakan pemerintah untuk melaksanakan vaksinasi dosis keempat atau dosis penguat kedua pada warga berusia 60 tahun ke atas.
"Vaksinasi booster kedua atau dosis keempat bagi lansia belum ada, sebab dosis ketiga saja masih sulit kita tingkatkan karena berbagai kendala," katanya.
Dinas Kesehatan Kota Mataram, menurut dia, terus berupaya menggerakkan warga lansia untuk menjalani vaksinasi COVID-19 hingga mendapat vaksinasi penguat guna meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi virus corona.
"Efikasi dua kali vaksinasi terhadap penularan COVID-19 sekitar 63 persen, tapi jika ditambah booster bisa mencapai di atas 90 persen," katanya.
Usman mengatakan bahwa pelayanan vaksinasi COVID-19 tersedia di 11 puskesmas dan RSUD Kota Mataram.
"Stok vaksin di puskesmas dan rumah sakit tetap ada. Sekarang jenis vaksin yang tersedia Pfizer. Sedangkan untuk jenis lainnya, termasuk vaksin IndoVac, hingga kini belum ada distribusi ke daerah," katanya.
Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada 28 November 2022, vaksinasi dosis penguat pertama sudah dilakukan pada 81.296 warga atau 25,76 persen dari sasaran vaksinasi COVID-19.
Sedangkan vaksinasi COVID-19 dosis pertama dan kedua masing-masing sudah dilakukan pada 372.519 orang (118,04 persen) dan 288.358 orang (91,37 persen).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr. H Usman Hadi di Mataram, Selasa, mengatakan bahwa upaya peningkatan cakupan vaksinasi COVID-19 dosis penguat bagi warga lansia tidak mudah mengingat sebagian dari mereka punya komorbiditas.
"Sebagian besar lansia memiliki penyakit komorbid sehingga tidak memenuhi kriteria untuk divaksin, seperti darah tinggi, diabetes, gangguan pernafasan, dan lainnya," katanya.
Dengan cakupan vaksinasi dosis penguat pertama yang masih tergolong rendah, ia mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Mataram belum menjalankan kebijakan pemerintah untuk melaksanakan vaksinasi dosis keempat atau dosis penguat kedua pada warga berusia 60 tahun ke atas.
"Vaksinasi booster kedua atau dosis keempat bagi lansia belum ada, sebab dosis ketiga saja masih sulit kita tingkatkan karena berbagai kendala," katanya.
Dinas Kesehatan Kota Mataram, menurut dia, terus berupaya menggerakkan warga lansia untuk menjalani vaksinasi COVID-19 hingga mendapat vaksinasi penguat guna meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi virus corona.
"Efikasi dua kali vaksinasi terhadap penularan COVID-19 sekitar 63 persen, tapi jika ditambah booster bisa mencapai di atas 90 persen," katanya.
Usman mengatakan bahwa pelayanan vaksinasi COVID-19 tersedia di 11 puskesmas dan RSUD Kota Mataram.
"Stok vaksin di puskesmas dan rumah sakit tetap ada. Sekarang jenis vaksin yang tersedia Pfizer. Sedangkan untuk jenis lainnya, termasuk vaksin IndoVac, hingga kini belum ada distribusi ke daerah," katanya.
Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada 28 November 2022, vaksinasi dosis penguat pertama sudah dilakukan pada 81.296 warga atau 25,76 persen dari sasaran vaksinasi COVID-19.
Sedangkan vaksinasi COVID-19 dosis pertama dan kedua masing-masing sudah dilakukan pada 372.519 orang (118,04 persen) dan 288.358 orang (91,37 persen).