Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Nusa Tenggara Barat berkomitmen mewujudkan hutan energi dengan cara menanam bibit pohon sebanyak 15.800 batang di area Pembangkit Listrik Tenaga Uap Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat dan PLTU Jeranjang Kabupaten Lombok Barat.
"Penanaman bibit pohon secara serentak di dua lokasi PLTU tersebut juga dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI)," kata General Manager PLN NTB Sudjarwo, dalam keterangan resmi di Mataram, Selasa.
Khusus di PLTU Taliwang, kata dia, aksi menanam pohon dilakukan dengan menggandeng Kelompok Tani Bonto Saile Sumbawa Barat, dan juga Komunitas Hijau Biru, serta Dinas Lingkungan Hidup setempat.
Sebanyak 15.800 bibit pohon ditanam di dua lokasi tersebut, terdiri atas bibit pohon untuk hutan energi seperti gamal, lamtoro, turi, banten, waru, kelor, jagung dan kaliandra. Tanaman tersebut merupakan jenis yang dapat dipergunakan dalam mendukung program co-firing di PLTU Jeranjang, dan PLTU Taliwang.
"Selain itu, beberapa jenis tanaman hortikultura seperti kacang komak, tomat, cabe, dan terong serta tanamam buah seperti buah naga, sawo dan anggur juga ikut ditanam pada kegiatan tersebut," ujar Sudjarwo.
Ia mengatakan kegiatan penghijauan tersebut adalah salah satu bentuk komitmen untuk tetap menjaga dan berkontribusi terhadap lingkungan.
Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), kegiatan tersebut merupakan aksi serta implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) Nomor 13, yaitu mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya dengan target menguatkan daya tahan dan kapasitas adaptasi terhadap bahaya hal-hal yang berkaitan dengan iklim dan bencana alam.
"Kami optimis untuk terus mengambil peran dalam memerangi perubahan iklim melalui program-program yang dapat berdampak langsung pada alam. Selain itu, tentunya kegiatan hari ini merupakan dukungan nyata kami untuk mensukseskan net zero emission di NTB tahun 2050," ucap Sudjarwo.
Aksi tersebut, lanjutnya, merupakan kelanjutan dari pelaksanaan green living ecosystem and energy yang diresmikan oleh Gubernur NTB H Zulkieflimansyah, beberapa waktu lalu di Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat.
Sudjarwo menjelaskan co-firing merupakan proses substitusi sebagian atau seluruh bahan bakar batubara dengan biomassa sehingga menciptakan ekonomi sirkular untuk masyarakat setempat.
"Semoga upaya yang kami lakukan hari ini dapat membuahkan hasil yang maksimal, untuk bumi kita yang hijau, yang nantinya akan dinikmati oleh anak cucu kita di masa depan," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB Julmansyah, menyambut baik aksi penanaman bibit pohon oleh PLN sebagai upaya kepedulian terhadap lingkungan.
Hal itu juga sejalan dengan masuknya NTB dalam program NTB net zero emission pada 2050, yang disampaikan oleh Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalillah, pada Glasgow Climate Pack.
"Program NTB net zero emission 2050 akan berfokus pada pengurangan emisi. Selain itu, fokus kami saat ini adalah mengkaji manajemen stok co-firing yang digunakan industri secara umum dan pada pembangkit khususnya PLTU Jeranjang," ujarnya.
"Penanaman bibit pohon secara serentak di dua lokasi PLTU tersebut juga dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI)," kata General Manager PLN NTB Sudjarwo, dalam keterangan resmi di Mataram, Selasa.
Khusus di PLTU Taliwang, kata dia, aksi menanam pohon dilakukan dengan menggandeng Kelompok Tani Bonto Saile Sumbawa Barat, dan juga Komunitas Hijau Biru, serta Dinas Lingkungan Hidup setempat.
Sebanyak 15.800 bibit pohon ditanam di dua lokasi tersebut, terdiri atas bibit pohon untuk hutan energi seperti gamal, lamtoro, turi, banten, waru, kelor, jagung dan kaliandra. Tanaman tersebut merupakan jenis yang dapat dipergunakan dalam mendukung program co-firing di PLTU Jeranjang, dan PLTU Taliwang.
"Selain itu, beberapa jenis tanaman hortikultura seperti kacang komak, tomat, cabe, dan terong serta tanamam buah seperti buah naga, sawo dan anggur juga ikut ditanam pada kegiatan tersebut," ujar Sudjarwo.
Ia mengatakan kegiatan penghijauan tersebut adalah salah satu bentuk komitmen untuk tetap menjaga dan berkontribusi terhadap lingkungan.
Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), kegiatan tersebut merupakan aksi serta implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) Nomor 13, yaitu mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya dengan target menguatkan daya tahan dan kapasitas adaptasi terhadap bahaya hal-hal yang berkaitan dengan iklim dan bencana alam.
"Kami optimis untuk terus mengambil peran dalam memerangi perubahan iklim melalui program-program yang dapat berdampak langsung pada alam. Selain itu, tentunya kegiatan hari ini merupakan dukungan nyata kami untuk mensukseskan net zero emission di NTB tahun 2050," ucap Sudjarwo.
Aksi tersebut, lanjutnya, merupakan kelanjutan dari pelaksanaan green living ecosystem and energy yang diresmikan oleh Gubernur NTB H Zulkieflimansyah, beberapa waktu lalu di Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat.
Sudjarwo menjelaskan co-firing merupakan proses substitusi sebagian atau seluruh bahan bakar batubara dengan biomassa sehingga menciptakan ekonomi sirkular untuk masyarakat setempat.
"Semoga upaya yang kami lakukan hari ini dapat membuahkan hasil yang maksimal, untuk bumi kita yang hijau, yang nantinya akan dinikmati oleh anak cucu kita di masa depan," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB Julmansyah, menyambut baik aksi penanaman bibit pohon oleh PLN sebagai upaya kepedulian terhadap lingkungan.
Hal itu juga sejalan dengan masuknya NTB dalam program NTB net zero emission pada 2050, yang disampaikan oleh Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalillah, pada Glasgow Climate Pack.
"Program NTB net zero emission 2050 akan berfokus pada pengurangan emisi. Selain itu, fokus kami saat ini adalah mengkaji manajemen stok co-firing yang digunakan industri secara umum dan pada pembangkit khususnya PLTU Jeranjang," ujarnya.