Lombok Timur (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah Tuan Guru Bajang (TGB) H Muhammad Zainul Majdi membina para pemuda yang tergabung dalam Persatuan Tani (Peta) NWDI mengembangkan padi organik yang ramah lingkungan dan memiliki nilai ekonomi lebih bagus.
"Saya mendukung pengembangan padi organik yang dilakukan oleh Peta NWDI," kata TGB, dalam panen perdana padi organik sekaligus pengukuhan pengurus Peta di Dusun Joben, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Montong Gading, Lombok Timur, Selasa.
Tidak hanya melakukan panen, mantan Gubernur NTB dua periode itu juga melihat langsung penggunaan pupuk dan pestisida organik oleh Peta NWDI untuk budi daya padi organik. Cucu Pahlawan Nasional TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid itu mendukung upaya kader NWDI memaksimalkan lahan pertanian yang ada untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan secara ramah lingkungan.
""Para pengurus Peta NWDI dan para petani ini akan mendapat ganjaran yang panjang atas amal (bertani) yang panjang ini," ucap TGB yang juga menjabat Ketua Harian Nasional Partai Perindo.
Menurut TGB, padi organik yang sudah dipanen memiliki bulir yang besar dan batang yang subur. Meski baru dilakukan perdana, namun hasilnya masih dapat dimaksimalkan. "Artinya potensi pengembangan pertanian organik masih terbuka lebar. Ekstensifikasi sulit karena lahan digunakan untuk permukiman, namun intensifikasi untuk peningkatan produktivitas dapat dilakukan," ujar Doktor Ahli Tafsir Alquran itu.
TGB mengatakan Peta NWDI telah melakukan tindakan mulia sebab, di dalam ajaran agama disampaikan bahwa menanam tanaman pangan atau pohon, kemudian yang ditanam itu memberi manfaat, maka itu menjadi kebaikan. Saat menanam tak perlu memiliki banyak niat, atau berpikir akan dimanfaatkan oleh siapa.
"Tanam saja, maka makhluk Allah, manusia atau hewan mendapat manfaat dari yang kita tanam maka itu akan menjadi sedekah," ucap TGB yang juga menjabat Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia. Peta NWDI mengusung pertanian organik yang merupakan bagian penting dari ekonomi hijau. Cara bertani yang mengandalkan peran mikroorganisme dalam membenahi unsur hara dalam tanah.
Gas metana yang dihasilkan dari kotoran hewan dan sampah organik dikonversi menjadi energi melalui reaktor biogas untuk dijadikan bahan bakar dan sisanya digunakan sebagai bahan dasar pupuk bokashi.
Baca juga: Anggota Kodim 1620 mengikuti pelatihan kesiapsiagaan dampak bencana
Baca juga: Pos Indonesia menyalurkan bansos Kemensos tahap empat di Lombok Tengah
Program kerja dari Peta NWDI meliputi produksi pupuk organik (bokashi) menggunakan bahan baku berupa sampah organik yang merupakan limbah dari kandang peternak setempat. Selain itu, mengedukasi dan mendampingi petani untuk menggunakan sistem pertanian organik, membantu akses pasar. Dalam acara panen perdana padi organik tersebut, hadir Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Fathul Gani dan sejumlah tokoh masyarakat.
"Saya mendukung pengembangan padi organik yang dilakukan oleh Peta NWDI," kata TGB, dalam panen perdana padi organik sekaligus pengukuhan pengurus Peta di Dusun Joben, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Montong Gading, Lombok Timur, Selasa.
Tidak hanya melakukan panen, mantan Gubernur NTB dua periode itu juga melihat langsung penggunaan pupuk dan pestisida organik oleh Peta NWDI untuk budi daya padi organik. Cucu Pahlawan Nasional TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid itu mendukung upaya kader NWDI memaksimalkan lahan pertanian yang ada untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan secara ramah lingkungan.
""Para pengurus Peta NWDI dan para petani ini akan mendapat ganjaran yang panjang atas amal (bertani) yang panjang ini," ucap TGB yang juga menjabat Ketua Harian Nasional Partai Perindo.
Menurut TGB, padi organik yang sudah dipanen memiliki bulir yang besar dan batang yang subur. Meski baru dilakukan perdana, namun hasilnya masih dapat dimaksimalkan. "Artinya potensi pengembangan pertanian organik masih terbuka lebar. Ekstensifikasi sulit karena lahan digunakan untuk permukiman, namun intensifikasi untuk peningkatan produktivitas dapat dilakukan," ujar Doktor Ahli Tafsir Alquran itu.
TGB mengatakan Peta NWDI telah melakukan tindakan mulia sebab, di dalam ajaran agama disampaikan bahwa menanam tanaman pangan atau pohon, kemudian yang ditanam itu memberi manfaat, maka itu menjadi kebaikan. Saat menanam tak perlu memiliki banyak niat, atau berpikir akan dimanfaatkan oleh siapa.
"Tanam saja, maka makhluk Allah, manusia atau hewan mendapat manfaat dari yang kita tanam maka itu akan menjadi sedekah," ucap TGB yang juga menjabat Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia. Peta NWDI mengusung pertanian organik yang merupakan bagian penting dari ekonomi hijau. Cara bertani yang mengandalkan peran mikroorganisme dalam membenahi unsur hara dalam tanah.
Gas metana yang dihasilkan dari kotoran hewan dan sampah organik dikonversi menjadi energi melalui reaktor biogas untuk dijadikan bahan bakar dan sisanya digunakan sebagai bahan dasar pupuk bokashi.
Baca juga: Anggota Kodim 1620 mengikuti pelatihan kesiapsiagaan dampak bencana
Baca juga: Pos Indonesia menyalurkan bansos Kemensos tahap empat di Lombok Tengah
Program kerja dari Peta NWDI meliputi produksi pupuk organik (bokashi) menggunakan bahan baku berupa sampah organik yang merupakan limbah dari kandang peternak setempat. Selain itu, mengedukasi dan mendampingi petani untuk menggunakan sistem pertanian organik, membantu akses pasar. Dalam acara panen perdana padi organik tersebut, hadir Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Fathul Gani dan sejumlah tokoh masyarakat.