Mataram (ANTARA) - Tokoh ulama nasional, Dr Tuan Guru Bajang (TGB) H Muhammad Zainul Majdi, Lc, MA, memberikan tiga tips sesuai ajaran agama Islam tentang bagaimana langkah yang perlu dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi isu megathrust.
"Ya waspada dan hati hati, tapi tidak perlu resah apalagi panik. Minimal ada tiga hal yang bisa kita lakukan," kata TGB, seperti dikutip dari akun Instagram pribadinya.
Yang pertama, kata TGB, sebagai orang beriman, dalam situasi apapun, mari berserah diri kepada Allah SWT, tawakal.
"Waalallahi palyatawakkalilmu'minun. Dan kepada Allah orang-orang yang beriman itu selalu berserah diri," jelasnya.
Mantan Gubernur NTB dua periode itu menambahkan, tawakal ini kita suburkan dengan tetap berdoa meminta keselamatan kepada Allah SWT.
"Ketika akan keluar rumah jangan lupa membaca 'Bismillahi tawakkaltu 'alallah," imbaunya.
Baca juga: BNPB: Potensi gempa Megathrust di NTB bentuk kewaspadaan
Baca juga: BRIN: Potensi gempa 15 segmen megathrust di Indonesi
Kemudian ditambah dengan doa Nabi Nuh Alaihissalam:
"Robbi anzilni munzalammubarokam waanta khoirulmunzirin. Yaa Allah tempatkan aku di tempat yang diberkahi. Engkau sebaik-baik yang menempatkan".
"Tempat yang diberkahi itu tentu adalah tempat yang terpelihara dan terlindungi dari segala macam musibah dan marabahaya," ucap cucu dari Pahlawan Nasional, TGH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (Tuan Guru Pancor) itu.
TGB juga mengimbau agar membaca doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW:
"Allahummastur 'awroti wamin roa'ti wahpazni. Ya Allah tutup aib-aibku, hilangkan apapun rasa takut yang ada di dalam diriku, di dalam dadaku, dan peliharalah aku".
Yang kedua, kata dia, amalkan pesan dari Allah SWT.
"'Pasalu Ahlazzakri inkuntum lata'lamuun. Artinya 'Dan tanyalah kepada orang-orang yang mengerti kalau engkau tidak paham'," terang ulama tafsir Al-Qur'an alumni Universitas Al Azhar, Mesir itu.
"Jadi kalau ada berita yang berseliweran itu. Jangan dipercaya semuanya. Kecuali kalau informasi itu datang dari lembaga yang kredibel. Ada lembaga negara, seperti BMKG, dan lembaga-lembaga yang lain, pejabat-pejabat yang memang punya amanah untuk menjelaskan kepada rakyat itu yang kita dengar," tegas TGB.
Baca juga: Masyarakat Mataram diimbau tetap tenang terkait potensi megathrus
Lalu yang ketiga, kata TGB, kita juga perlu belajar tentang kebencanaan. Kenali potensi bencana itu secara spesifik.
"Kalau gempa bumi, apa yang harus dilakukan. Kalau ada potensi tsunami misalnya, gali informasi di mana titik kumpul yang paling dekat dan barang-barang apa yang perlu disiapkan," urainya.
Mantan Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia (BSI) itu mengatakan, mengetahui potensi kebencanaan, bagi orang yang tinggal di Indonesia, yang memang banyak potensi bencana, itu termasuk tuntutan agama.
"Insya Allah dengan tiga hal itu, kita waspada, hati-hati tapi insya Allah tidak akan panik dan resah," tutup TGB yang saat ini masih menjadi Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia sekaligus Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI).
Baca juga: Pariwisata NTB tak terpengaruh berita potensi gempa besar
Pentingnya Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan
Isu megathrust yang belakangan ini ramai diperbincangkan memang menimbulkan kekhawatiran di masyarakat.
Megathrust adalah gempa bumi yang terjadi di zona subduksi, di mana lempeng tektonik saling bertumbukan. Gempa megathrust berpotensi menimbulkan tsunami yang dahsyat.
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terkena gempa megathrust. Hal ini karena Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, yaitu daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk selalu waspada dan siap siaga dalam menghadapi potensi bencana megathrust. Tiga tips yang disampaikan oleh TGB di atas merupakan langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan oleh setiap individu untuk menghadapi potensi bencana tersebut.
Baca juga: TGB prihatin Indonesia masuk negara terbesar judi online di dunia
Baca juga: Tuan Guru Bajang: Pemimpin Ummat Guru Bangsa