Mataram (ANTARA) - Pembentukan Koperasi Merah Putih pada setiap desa dan kelurahan menjadi upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka pengangguran di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Koperasi Merah Putih menjadi energi baru terutama untuk desa berdaya dan memberikan kontribusi terhadap ekonomi desa," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil NTB Lalu Hamdi di Mataram, Kamis.
Hamdi menilai keberadaan Koperasi Merah Putih yang disandingkan dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dapat mempercepat desa-desa menjadi mandiri dalam bidang ketahanan pangan, sosial, ekonomi, hingga ekologi.
Dari total 1.021 desa yang tersebar pada delapan kabupaten di Nusa Tenggara Barat, saat ini ada sebanyak 106 desa dengan tingkat kemiskinan ekstrem. Program desa berdaya yang dicanangkan Pemerintah NTB bertujuan untuk mengatasi persoalan tersebut.
"Dalam program kerja desa berdaya itu sudah ditetapkan 20 program prioritas, salah satunya Koperasi Merah Putih," kata Hamdi.
Baca juga: Tiga desa di NTB jadi percontohan Koperasi Merah Putih
Lebih lanjut dia menyampaikan meski BUMDes dan Koperasi Merah Putih adalah dua lembaga ekonomi tingkat desa yang bertujuan membangun kemandirian desa, namun kedua entitas usaha itu punya perbedaan.
Usaha yang dikelola BUMDes terintegrasi dengan program pemerintah desa dan berfokus kepada peningkatan pendapatan asli desa. Sedangkan, Koperasi Merah Putih berfokus terhadap pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan gotong-royong dan kekeluargaan.
"Kami mengutamakan mutualisme dalam pengelolaan BUMDes dan Koperasi Merah Putih. Kalau harus bersaing usaha, maka bersaing secara sehat," pungkas Hamdi.
Baca juga: Koperasi Merah Putih dorong akselerasi ekonomi masyarakat desa di NTB
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2025, penduduk usia kerja di Nusa Tenggara Barat tercatat mencapai 4,17 juta orang dari total penduduk sebanyak 5,5 juta orang. Jumlah angkatan kerja mencapai 3,19 juta orang dengan rincian 3,09 juta orang bekerja dan 102,63 ribu orang menganggur.
Dari angka 3,09 juta orang bekerja tersebut terdiri dari pekerja penuh 1,70 juta orang, pekerja paruh waktu 786,43 ribu orang, dan pekerja setengah pengangguran sebanyak 606,36 ribu orang.
Laki-laki menduduki tingkat pengangguran terbuka sebanyak 3,37 persen, sedangkan perempuan hanya 3,02 persen. Apabila menurut wilayah, maka tingkat pengangguran terbuka paling banyak terdapat di perkotaan sebanyak 4,10 persen dan perdesaan hanya 2,21 persen.
Baca juga: NTB gandeng Unram-UIN diklat pengurus Kopdes Merah Putih
Baca juga: Progres pendirian Kopdes Merah Putih di NTB capai 90 persen