Jakarta (ANTARA) - Formula 1 membatalkan Grand Prix China untuk keempat kalinya secara berturut-turut karena masalah COVID-19 di negara tersebut yang tak kunjung usai. “Formula 1 mengonfirmasi, setelah berbicara dengan promotor dan otoritas terkait, bahwa Grand Prix China 2023 batal digelar karena kesulitan yang terus berlanjut akibat situasi COVID-19,” demikian pernyataan Formula 1 dalam laman resminya, Jumat.

“Formula 1 sedang menimbang opsi alternatif untuk menggantikan slot China pada kalender 2023 dan akan mengumumkannya pada waktunya nanti.”

China terakhir kali menggelar balapan Formula 1 di Shanghai pada 2019 sebelum COVID-19 melanda negara tersebut. Sejak saat ini, China telah membatalkan hampir seluruh kejuaraan internasional yang dijadwalkan digelar di sana kecuali Olimpiade Musim Dingin Beijing pada Februari lalu.

Pembatalan Grand Prix China 2023 diputuskan ketika kota-kota di seluruh China mulai melonggarkan pembatasan COVID-19 setelah protes nasional yang menuntut agar pemerintah mengakhiri penguncian atau lockdown di seluruh negeri.

Kemarahan publik atas kebijakan nol COVID-19 China—yang melibatkan lockdown dan pengujian massal bahkan karantina bagi orang-orang yang tak terinfeksi—telah memicu protes di kota-kota besar, termasuk Beijing, Shanghai dan Guangzhou.

Baca juga: Horner konfirmasi Red Bull tawarkan bangku Ricciardo
Baca juga: Binotto "merasa rileks" tepis rumor dipecat Ferrari

Dengan pembatalan Grand Prix China maka slot tahun depan bisa saja digantikan oleh Portugal atau Turki. Portugal menjadi tuan rumah Grand Prix Portimao pada 2020 dan 2021, sedangkan Istanbul Park terakhir kali menggelar balapan pada 2021.

Namun jika China — yang seharusnya menjadi seri keempat dalam kalender — tidak diganti maka akan ada 23 seri balapan sepanjang tahun yang menjadi balapan dengan seri terbanyak yang pernah ada, demikian AFP.



 

Pewarta : Shofi Ayudiana
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024