Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, tingkatkan sosialisasi terhadap keberadaan layanan panggilan darurat 112 secara masif melalui 50 kelurahan, dan sekolah-sekolah agar keberadaan layanan itu dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Selasa, mengatakan, untuk sosialisasi layanan panggilan darurat 112 akan dimulai tahun depan (2023-red), dengan target sasaran utama ke sekolah-sekolah.

"Untuk sosialisasi kali ini kita prioritaskan menyasar sekolah yakni siswa dan guru, sebab untuk masyarakat umum di 50 kelurahan sudah dilaksanakan tahun sebelumnya," katanya.

Pernyataan itu disampaikan menyikapi masih kurangnya pemanfaatan layanan panggilan darurat tunggal 112, kendati panggilan tanpa pulsa itu telah dicanangkan Pemerintah Kota Mataram sejak tahun 2016.

Keberadaan layanan 112 itu dimaksudkan untuk memberikan respon cepat terhadap warga yang sedang berada dalam kondisi darurat. Seperti halnya layanan 119 di negara-negara berkembang.

Swandiasa menilai, masih minim-nya pemanfaatan layanan 112 tersebut karena adanya persoalan budaya masyarakat yang belum terbiasa menggunakan layanan itu seperti di negara-negara maju yang efektif menggunakan 119.

Sementara, masyarakat di Mataram cenderung memilih menghubungi teman, keluarga, atau kolega ketika dalam kondisi darurat.

"Misal, ketika membutuhkan layanan darurat ke rumah sakit, masyarakat akan menghubungi rekan kerja atau teman yang ada di rumah sakit, tidak melalui 112," katanya.

Terkait dengan itu, dia berharap melalui sosialisasi ke sekolah-sekolah yang direncanakan bisa lebih memasifkan pemanfaatan layanan darurat 112 di Kota Mataram.

"Kita akan perkenalkan layanan 112 ke para siswa dan guru di lingkungan sekolah, agar mereka bisa menyebarluaskan informasi tersebut ke pada teman sebaya, keluarga, dan tetangga mereka," katanya.

Di sisi lain, Diskominfo juga aktif memberikan informasi layanan 112 dalam setiap kegiatan dan brosur yang dibuat, sebagai bagian sosialisasi terhadap keberadaan layanan tersebut.

Dikatakannya layanan darurat 112 saat ini dipusatkan di ruang samping Pendopo Wali Kota Mataram, dengan menyiagakan 9 petugas 24 jam dengan tiga sif jam kerja.

"Satu sif beranggota tiga orang. Itu setiap hari operator 112 siaga 24 jam menerima panggilan darurat," katanya.

Hanya saja, lanjutnya, berdasarkan data Januari sampai awal Desember 2022, tercatat lebih dari 100 ribu panggilan masuk ke 112 Kota Mataram. Tetapi, yang bisa ditindaklanjuti atau benar-benar menelpon karena dalam kondisi darurat hanya sekitar 100 telepon.

"Sisanya itu merupakan telpon iseng dan ada juga yang hanya untuk mengecek kartu mereka masih aktif atau tidak. Jadi pemanfaatan-nya ini minim sekali," demikian I Nyoman Swandiasa .
 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024