Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat meluncurkan program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) dalam rangka mempercepat penanganan penurunan kasus stunting di daerah setempat.
"Semoga dengan program ini kasus stunting di Lombok Tengah bisa nol di 2025 mendatang," kata Wakil Bupati Lombok Tengah, HM Nursiah saat acara peluncuran program Dashat di Praya, Sabtu.
Ia mengatakan, program ini merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil dan balita khususnya warga kurang mampu.
"Mencegah stunting dalam kandungan itu lebih baik guna mendukung program pemerintah dalam penurunan kasus stunting," katanya.
Ia mengatakan, upaya dalam pencegahan stunting tidak boleh berhenti, namun harus terus dilaksanakan dengan berbagai program maupun inovasi untuk meningkatkan sumber daya manusia di generasi berikutnya.
"Kita semua harus terus bersinergi dan tidak boleh berhenti," katanya.
Berdasarkan data sementara prevalensi kasus stunting di Lombok Tengah itu mencapai 31 persen dan hasil pendataan 2020 mencapai 27 persen. Selanjutnya dengan adanya program peningkatan kapasitas PUG/PPRG penurunan stunting, 2021 mencapai 26 persen dari jumlah 19.763 balita.
"Artinya kasus stunting di Lombok Tengah terus mengalami penurunan setiap tahun," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi serta pemerintah daerah terus berkomitmen untuk ikhtiar menurunkan kasus stunting di Lombok Tengah khususnya. Peran para penyuluh atau petugas sangat diharapkan guna mendukung program pemerintah dalam mencegah peningkatan kasus stunting.
"Kita juga mengimbau kepada masyarakat untuk ikut mendukung program penurunan kasus stunting ini. Mari kita bersatu jaya menurunkan stunting," katanya.
"Semoga dengan program ini kasus stunting di Lombok Tengah bisa nol di 2025 mendatang," kata Wakil Bupati Lombok Tengah, HM Nursiah saat acara peluncuran program Dashat di Praya, Sabtu.
Ia mengatakan, program ini merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil dan balita khususnya warga kurang mampu.
"Mencegah stunting dalam kandungan itu lebih baik guna mendukung program pemerintah dalam penurunan kasus stunting," katanya.
Ia mengatakan, upaya dalam pencegahan stunting tidak boleh berhenti, namun harus terus dilaksanakan dengan berbagai program maupun inovasi untuk meningkatkan sumber daya manusia di generasi berikutnya.
"Kita semua harus terus bersinergi dan tidak boleh berhenti," katanya.
Berdasarkan data sementara prevalensi kasus stunting di Lombok Tengah itu mencapai 31 persen dan hasil pendataan 2020 mencapai 27 persen. Selanjutnya dengan adanya program peningkatan kapasitas PUG/PPRG penurunan stunting, 2021 mencapai 26 persen dari jumlah 19.763 balita.
"Artinya kasus stunting di Lombok Tengah terus mengalami penurunan setiap tahun," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi serta pemerintah daerah terus berkomitmen untuk ikhtiar menurunkan kasus stunting di Lombok Tengah khususnya. Peran para penyuluh atau petugas sangat diharapkan guna mendukung program pemerintah dalam mencegah peningkatan kasus stunting.
"Kita juga mengimbau kepada masyarakat untuk ikut mendukung program penurunan kasus stunting ini. Mari kita bersatu jaya menurunkan stunting," katanya.