Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Jajaran TNI Kodim 1620 Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, bersama Yayasan Tulus Angen Community (TAC) menggelar peringatan Hari Disabilitas Internasional 2022 untuk memberikan dukungan dan perhatian dalam rangka perlindungan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
Dandim 1620/Lombok Tengah, Letkol Kav. I. F. Andi Yusuf K di Praya, Sabtu, mengatakan bahwa semua ciptaan Tuhan adalah makhluk yang sempurna dan di dunia ini semua sama.
"Tidak ada ciptaan Tuhan yang tidak sempurna. Sekalipun mereka yang diberi kekurangan itu pasti punya kelebihan. Dan kita semua juga demikian, pasti punya kekurangan dan kelebihan," katanya.
Ia mengatakan, peringatan hari Disabilitas Internasional 2022 di selenggarakan di Makodim dengan maksud untuk memberikan dukungan dan perhatian dalam rangka perlindungan serta pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
Selain itu, tujuannya juga untuk mengembangkan wawasan masyarakat agar lebih memahami persoalan-persoalan yang terjadi berkaitan dengan kehidupan para penyandang disabilitas. Sehingga masyarakat dapat memberikan dukungan untuk meningkatkan martabat hak, dan kesejahteraan para penyandang disabilitas.
"Kegiatan ini sesuai dengan komitmen pelaksanaan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas yang telah terwujud dan telah di atur dalam undang-undang tentang penyandang disabilitas," katanya.
Kegiatan ini juga sebagai bentuk komitmen untuk mewujudkan hak dan keadilan bagi penyandang disabilitas khususnya di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Tengah.
Sesuai tema yang diambil yaitu "Stop Prasangka Buruk Yang Mengakibatkan Perlakuan Diskriminatif "Ableism" Terhadap Penyandang Disabilitas. Karena Fikiranmu Mempengaruhi Perilakumu".
"Peringatan Hari Disabilitas Internasional bersama Yayasan Tulus Angen Community (TAC) ini berfokus pada penegakan hak asasi manusia, pembangunan berkelanjutan, serta perdamaian dan keamanan untuk penyandang disabilitas," katanya.
Oleh karenanya Ia mengajak kita semua dapat saling memberi dan berbagi serta membaur bersama mereka tanpa adanya kesenjangan sosial. Diskriminasi dan marjinalisasi muncul akibat tidak adanya moral kepedulian di dalam diri seseorang yang melihat kelemahan orang lain.
"Mereka berhak mendapatkan penghormatan dan kesamaan hak dengan orang lain, karena kita semua sama," katanya.*
Dandim 1620/Lombok Tengah, Letkol Kav. I. F. Andi Yusuf K di Praya, Sabtu, mengatakan bahwa semua ciptaan Tuhan adalah makhluk yang sempurna dan di dunia ini semua sama.
"Tidak ada ciptaan Tuhan yang tidak sempurna. Sekalipun mereka yang diberi kekurangan itu pasti punya kelebihan. Dan kita semua juga demikian, pasti punya kekurangan dan kelebihan," katanya.
Ia mengatakan, peringatan hari Disabilitas Internasional 2022 di selenggarakan di Makodim dengan maksud untuk memberikan dukungan dan perhatian dalam rangka perlindungan serta pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
Selain itu, tujuannya juga untuk mengembangkan wawasan masyarakat agar lebih memahami persoalan-persoalan yang terjadi berkaitan dengan kehidupan para penyandang disabilitas. Sehingga masyarakat dapat memberikan dukungan untuk meningkatkan martabat hak, dan kesejahteraan para penyandang disabilitas.
"Kegiatan ini sesuai dengan komitmen pelaksanaan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas yang telah terwujud dan telah di atur dalam undang-undang tentang penyandang disabilitas," katanya.
Kegiatan ini juga sebagai bentuk komitmen untuk mewujudkan hak dan keadilan bagi penyandang disabilitas khususnya di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Tengah.
Sesuai tema yang diambil yaitu "Stop Prasangka Buruk Yang Mengakibatkan Perlakuan Diskriminatif "Ableism" Terhadap Penyandang Disabilitas. Karena Fikiranmu Mempengaruhi Perilakumu".
"Peringatan Hari Disabilitas Internasional bersama Yayasan Tulus Angen Community (TAC) ini berfokus pada penegakan hak asasi manusia, pembangunan berkelanjutan, serta perdamaian dan keamanan untuk penyandang disabilitas," katanya.
Oleh karenanya Ia mengajak kita semua dapat saling memberi dan berbagi serta membaur bersama mereka tanpa adanya kesenjangan sosial. Diskriminasi dan marjinalisasi muncul akibat tidak adanya moral kepedulian di dalam diri seseorang yang melihat kelemahan orang lain.
"Mereka berhak mendapatkan penghormatan dan kesamaan hak dengan orang lain, karena kita semua sama," katanya.*