Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyarankan, agar pohon besar yang sudah keropos di sejumlah ruas jalan di Kota Mataram segera ditebang sebagai upaya mengurangi risiko bencana.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Jumat, mengakui, sebagai upaya mitigasi bencana Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sudah melakukan perantingan pohon untuk mengurangi beban saat terjadi angin kencang.
"Tapi kalau memang ada pohon yang usianya sudah terlalu tua dan keropos, lebih baik langsung ditebang untuk mengurangi risiko bencana. Seperti pohon tumbang di Jalan Langko kemarin (Kamis 22/12)," katanya.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi terjadinya bencana pohon tumbang jenis kenari di Jalan Langko tepatnya dekat Masjid Hubbul Wathan Islamic Center, dan menimpa sebuah mobil pick up bernomor polisi DR 8279 AW, Kamis (22/12) sekitar pukul 14.00 Wita. Sementara, sopir mobil langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara dan saat ini kondisinya mulai membaik.
Mahfuddin yang ditemui usai rapat dengan Asisten I Setda Kota Mataram bersama jajaran teknis lainnya terkait dengan pohon tumbang tersebut mengatakan, usulan itu menjadi salah satu tema rapat yang dibahas.
"Untuk proses penebangan, sepenuhnya nanti dilakukan Dinas Lingkungan Hidup dengan terlebih dahulu dipetakan dan memastikan pohon pada titik-titik mana saja yang layak ditebang," katanya.
Seperti, lanjutnya, satu pohon kenari di depan SMP 15 Mataram di Jalan Langko juga diminta segera ditebang karena kondisinya sudah mulai kering dan dikhawatirkan akan tumbang ketika terjadi angin kencang.
"Mumpung anak-anak sedang libur sekolah, DLH kita harapkan segera menebang pohon tersebut," katanya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam sebelumnya mengatakan, kondisi pohon kenari di Jalan Langko, Pejanggik dan Sepalarang, rata-rata memang bagian dalamnya sudah keropos.
Tapi, pemerintah kota tidak bisa melakukan penebangan secara masif sebab pohon-pohon tersebut memiliki nilai sejarah.
"Karena itu, kalau ada yang tumbang, kita harus segera ganti," katanya.
Sebelumnya, untuk menghindari bencana pohon tumbang, DLH aktif melakukan perantingan terhadap pohon pelindung untuk mengurangi beban ketika terjadi angin kencang.
"Kita hanya bisa melakukan langkah antisipasi, tapi namanya musibah di luar kendali kita. Karena itu imbauan juga terus kita gencarkan agar masyarakat tidak melintasi jalan tersebut ketika terjadi cuaca ekstrem," katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Jumat, mengakui, sebagai upaya mitigasi bencana Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sudah melakukan perantingan pohon untuk mengurangi beban saat terjadi angin kencang.
"Tapi kalau memang ada pohon yang usianya sudah terlalu tua dan keropos, lebih baik langsung ditebang untuk mengurangi risiko bencana. Seperti pohon tumbang di Jalan Langko kemarin (Kamis 22/12)," katanya.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi terjadinya bencana pohon tumbang jenis kenari di Jalan Langko tepatnya dekat Masjid Hubbul Wathan Islamic Center, dan menimpa sebuah mobil pick up bernomor polisi DR 8279 AW, Kamis (22/12) sekitar pukul 14.00 Wita. Sementara, sopir mobil langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara dan saat ini kondisinya mulai membaik.
Mahfuddin yang ditemui usai rapat dengan Asisten I Setda Kota Mataram bersama jajaran teknis lainnya terkait dengan pohon tumbang tersebut mengatakan, usulan itu menjadi salah satu tema rapat yang dibahas.
"Untuk proses penebangan, sepenuhnya nanti dilakukan Dinas Lingkungan Hidup dengan terlebih dahulu dipetakan dan memastikan pohon pada titik-titik mana saja yang layak ditebang," katanya.
Seperti, lanjutnya, satu pohon kenari di depan SMP 15 Mataram di Jalan Langko juga diminta segera ditebang karena kondisinya sudah mulai kering dan dikhawatirkan akan tumbang ketika terjadi angin kencang.
"Mumpung anak-anak sedang libur sekolah, DLH kita harapkan segera menebang pohon tersebut," katanya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam sebelumnya mengatakan, kondisi pohon kenari di Jalan Langko, Pejanggik dan Sepalarang, rata-rata memang bagian dalamnya sudah keropos.
Tapi, pemerintah kota tidak bisa melakukan penebangan secara masif sebab pohon-pohon tersebut memiliki nilai sejarah.
"Karena itu, kalau ada yang tumbang, kita harus segera ganti," katanya.
Sebelumnya, untuk menghindari bencana pohon tumbang, DLH aktif melakukan perantingan terhadap pohon pelindung untuk mengurangi beban ketika terjadi angin kencang.
"Kita hanya bisa melakukan langkah antisipasi, tapi namanya musibah di luar kendali kita. Karena itu imbauan juga terus kita gencarkan agar masyarakat tidak melintasi jalan tersebut ketika terjadi cuaca ekstrem," katanya.