Mataram (ANTARA) - Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Manemeng, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat berhasil membuat batako dan paving blok dengan memanfaatkan limbah batubara hasil pembakaran pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dioperasikan PT PLN (Persero).
Ketua Bumdes Desa Manemeng, Kecamatan Brang Ene, Firman, di Mataram, Jumat, mengatakan pelaku usaha mikro (UMKM) yang menjadi anggotanya mendapatkan bantuan berupa mesin alat cetak paving block dan batako senilai Rp111 juta.
"Kami sangat berterima kasih kepada PLN karena mendapat bantuan yang sangat bermanfaat bagi Desa Manemeng. Apalagi ini merupakan hal yang baru terkait pemanfaatan fly ash dan bottom ash (FABA) PLTU yang ternyata memiliki potensi yang sangat besar," katanya.
Fly ash adalah abu yang berterbangan di atas tungku pembakaran batubara, sementara bottom ash merupakan hasil pembakaran batubara yang mengendap di tungku pembakaran batubara.
Manager PLN Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Tambora, Wayan Budi Laksana, mengatakan pihaknya kembali menyalurkan bantuan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada masyarakat, berupa mesin alat cetak paving block dan batako.
Sebelumnya, pihaknya juga memberikan bantuan mesin alat cetak kepada UMKM Al Ahza di Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, untuk memanfaatkan FABA untuk bahan baku batako dan paving blok.
"Hal itu merupakan wujud konsistensi PLN dalam memanfaatkan limbah FABA mensubstitusi bahan baku produk paving block dan batako secara masif di tengah masyarakat, khususnya di Pulau Sumbawa," ujarnya.
Baca juga: PLN berikan bantuan mesin cetak batako kepada Proklim di Sumbawa Barat
Baca juga: Pabrik block solutions menjadi solusi daur ulang sampah plastik NTB
Ia mengatakan hasil produksi paving block dan batako tersebut nantinya akan dikomersilkan serta digunakan untuk bantuan sosial kepada masyarakat sekitar.
Wayan berharap melalui bantuan pelatihan dan pemberian alat paving blok dan batako tersebut memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk dapat mengolah dan memanfaatkan limbah bukan bahan berbahaya dan beracun (B3) FABA, sehingga menciptakan nilai ekonomis bagi masyarakat, khususnya di Kabupaten Sumbawa Barat.
"Kegiatan TJSL yang merupakan komitmen perusahaan terhadap pembangunan yang berkelanjutan ini kami harapkan dapat memberikan manfaat pada ekonomi, sosial, lingkungan dan tata kelola dengan prinsip yang lebih terintegrasi, terarah, terukur dampaknya serta dapat dipertanggungjawabkan dan merupakan bagian dari pendekatan bisnis perusahaan," ucap Wayan.
Ketua Bumdes Desa Manemeng, Kecamatan Brang Ene, Firman, di Mataram, Jumat, mengatakan pelaku usaha mikro (UMKM) yang menjadi anggotanya mendapatkan bantuan berupa mesin alat cetak paving block dan batako senilai Rp111 juta.
"Kami sangat berterima kasih kepada PLN karena mendapat bantuan yang sangat bermanfaat bagi Desa Manemeng. Apalagi ini merupakan hal yang baru terkait pemanfaatan fly ash dan bottom ash (FABA) PLTU yang ternyata memiliki potensi yang sangat besar," katanya.
Fly ash adalah abu yang berterbangan di atas tungku pembakaran batubara, sementara bottom ash merupakan hasil pembakaran batubara yang mengendap di tungku pembakaran batubara.
Manager PLN Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Tambora, Wayan Budi Laksana, mengatakan pihaknya kembali menyalurkan bantuan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada masyarakat, berupa mesin alat cetak paving block dan batako.
Sebelumnya, pihaknya juga memberikan bantuan mesin alat cetak kepada UMKM Al Ahza di Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, untuk memanfaatkan FABA untuk bahan baku batako dan paving blok.
"Hal itu merupakan wujud konsistensi PLN dalam memanfaatkan limbah FABA mensubstitusi bahan baku produk paving block dan batako secara masif di tengah masyarakat, khususnya di Pulau Sumbawa," ujarnya.
Baca juga: PLN berikan bantuan mesin cetak batako kepada Proklim di Sumbawa Barat
Baca juga: Pabrik block solutions menjadi solusi daur ulang sampah plastik NTB
Ia mengatakan hasil produksi paving block dan batako tersebut nantinya akan dikomersilkan serta digunakan untuk bantuan sosial kepada masyarakat sekitar.
Wayan berharap melalui bantuan pelatihan dan pemberian alat paving blok dan batako tersebut memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk dapat mengolah dan memanfaatkan limbah bukan bahan berbahaya dan beracun (B3) FABA, sehingga menciptakan nilai ekonomis bagi masyarakat, khususnya di Kabupaten Sumbawa Barat.
"Kegiatan TJSL yang merupakan komitmen perusahaan terhadap pembangunan yang berkelanjutan ini kami harapkan dapat memberikan manfaat pada ekonomi, sosial, lingkungan dan tata kelola dengan prinsip yang lebih terintegrasi, terarah, terukur dampaknya serta dapat dipertanggungjawabkan dan merupakan bagian dari pendekatan bisnis perusahaan," ucap Wayan.