Jakarta (ANTARA) - Bisnis kepelabuhan dan logistik pada 2023 akan tetap tangguh dan cerah karena berbagai faktor mendukungnya, kata Direktur Utama PT Pelindo Solusi Logistik Joko Noerhudha.
"Bisnis pelabuhan dan yang berhubungan dengan logistik cukup resilient (tangguh)," kata Joko di Jakarta, Selasa, saat ditanya mengenai kondisi bisnis logistik tahun 2023 di tengah adanya ancaman krisis ekonomi global.
Joko mengatakan saat pandemi tahun 2020, bisnis logistik hanya turun sekitar 10 sampai 15 persen namun pada tahun 2021 sudah tumbuh sekitar lima persen. Untuk itu pada tahun 2023, tanpa menyebutkan angkanya, Joko optimistis bisnis logistik akan tetap bertahan.
Apalagi, katanya, demografi Indonesia sangat mendukung. Sementara konsumsi, pembangunan, serta produksi juga membaik. Sementara ancaman kekurangan peti kemas tidak lagi menjadi kendala. "Karena pasokan (peti kemas) banyak lagi," katanya.
Dari sisi kondisi ekonomi makro, kata Joko, juga mendukung bisnis kepelabuhan dan logistik. Harga komoditas, devisa dan nilai tukar rupiah juga sudah baik. Pasokan dolar AS yang baik juga mendukung kegiatan ekspor impor.
PT Pelindo Solusi Logistik (PSL) merupakan salah satu dari empat subholding BUMN Kepelabuhanan PT Pelabuhan Indonesia (Persero), yang dibentuk setelah integrasi Pelindo pada 1 Oktober 2021.
Baca juga: Menparekraf pastikan Toba tuan rumah lomba perahu cepat dunia
Baca juga: Anggota DPD berharap ada solusi urai kemacetan ke Pelabuhan Sanur
PSL bergerak pada klaster bisnis logistik dan pengembangan hinterland atau wilayah industri di sekitar pelabuhan. PSL saat ini memiliki ratusan depo dan gudang yang dulu dikelola PT Pelindo I-IV dan anak-anak usahanya sebelum merger. Saat ini PSL mengoperasikan jaringan logistik dan pengembangan hinterland di lebih dari 40 wilayah kerja yang tersebar di seluruh Indonesia dan mengelola enam anak perusahaan.
"Bisnis pelabuhan dan yang berhubungan dengan logistik cukup resilient (tangguh)," kata Joko di Jakarta, Selasa, saat ditanya mengenai kondisi bisnis logistik tahun 2023 di tengah adanya ancaman krisis ekonomi global.
Joko mengatakan saat pandemi tahun 2020, bisnis logistik hanya turun sekitar 10 sampai 15 persen namun pada tahun 2021 sudah tumbuh sekitar lima persen. Untuk itu pada tahun 2023, tanpa menyebutkan angkanya, Joko optimistis bisnis logistik akan tetap bertahan.
Apalagi, katanya, demografi Indonesia sangat mendukung. Sementara konsumsi, pembangunan, serta produksi juga membaik. Sementara ancaman kekurangan peti kemas tidak lagi menjadi kendala. "Karena pasokan (peti kemas) banyak lagi," katanya.
Dari sisi kondisi ekonomi makro, kata Joko, juga mendukung bisnis kepelabuhan dan logistik. Harga komoditas, devisa dan nilai tukar rupiah juga sudah baik. Pasokan dolar AS yang baik juga mendukung kegiatan ekspor impor.
PT Pelindo Solusi Logistik (PSL) merupakan salah satu dari empat subholding BUMN Kepelabuhanan PT Pelabuhan Indonesia (Persero), yang dibentuk setelah integrasi Pelindo pada 1 Oktober 2021.
Baca juga: Menparekraf pastikan Toba tuan rumah lomba perahu cepat dunia
Baca juga: Anggota DPD berharap ada solusi urai kemacetan ke Pelabuhan Sanur
PSL bergerak pada klaster bisnis logistik dan pengembangan hinterland atau wilayah industri di sekitar pelabuhan. PSL saat ini memiliki ratusan depo dan gudang yang dulu dikelola PT Pelindo I-IV dan anak-anak usahanya sebelum merger. Saat ini PSL mengoperasikan jaringan logistik dan pengembangan hinterland di lebih dari 40 wilayah kerja yang tersebar di seluruh Indonesia dan mengelola enam anak perusahaan.