Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan Perum Bulog telah menyalurkan 6.000 ton beras untuk wilayah Jabodetabek dalam upaya menstabilkan harga beras di tingkat konsumen. "Hari ini sudah 6.000 ton, semalam saya dapat preorder (PO) 2.500 ton, kemarin sebelumnya 2.000 ton. Caranya bukan dicipratkan, tapi langsung diguyur," kata dia.
 
Dalam pemantauan Gudang Bulog Kanwil DKI Banten di Kelapa Gading, Jakarta, Jumat, Arief juga menuturkan ketersediaan beras di Kelapa Gading sebanyak 40.000 ton. Kemudian, sebanyak 35.000 ton beras yang berasal dari beras impor dan hasil petani dalam negeri, Bulog bakal menyalurkan dengan kisaran harga di tingkat pedagang Rp8.300-Rp8.900 per kilogram.
 
Adapun beras impor yang dimaksud berasal dari Vietnam, Thailand, Pakistan, dan Myanmar. Sementara itu, penyaluran beras yang dilakukan kali ini dengan kuantiti yang besar agar beras di level konsumen turun di angka Rp9.450 per kilogram dari harga beras yang menembus Rp11.000 per kilogram di kawasan DKI Jakarta.
 
Ia juga menambahkan, stok beras di Pasar Induk Cipinang saat ini sebesar 24.000 ton dan akan ditingkatkan menjadi 30.000 ton ke atas. Adapun cadangan beras pemerintah (CBP) dilakukan dengan skema SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dengan diawasi Satgas Pangan dan Kementerian Perdagangan.

Baca juga: Bulog NTB mendistribusikan 41.941 ton beras KPSH untuk stabilkan harga
Baca juga: Bulog NTB memastikan tidak ada beras impor masuk ke wilayahnya

"Kalau aslinya beras CBP kita paling tinggal 100 ribu ton. Kemudian yang dari luar negeri yang kita targetkan masuk bersama-sama masuk sebelum Januari 2023 kemarin harusnya 200 ribu ton, tapi masuknya hanya 62 ribu ton, saya udah jelaskan ada faktor cuaca, faktor fesel, akhir tahun, sekarang posisi sudah 120 ribu ton," jelas Arief.

Dalam satu atau dua minggu ini, pihaknya bakal menggenapi beras masuk sebesar 200 ton.


 

Pewarta : Sinta Ambarwati
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024