Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengajak Persatuan Insinyur Indonesia (PII) untuk berkontribusi membangun kota-kota sesuai dengan identitas nasional seperti yang dilakukan dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
“Maka, saya ingin mengajak atau menantang PII untuk menyumbangkan pikiran-pikiran dan gagasan, karena tadi Pak Danis Hidayat (Ketua Umum PII) mengatakan kota-kota kita ke depan juga bisa mencontoh IKN (Ibu Kota Negara),” ucapnya sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Menurut Suharso, capaian pembangunan Indonesia terutama di berbagai kota yang mayoritas dilakukan pihak swasta tak didasari master plan sesuai identitas nasional.Pernyataan itu disampaikan
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya akan menyiapkan 40 kota di Indonesia untuk menjadi percontohan dengan supervisi pembangunan yang didukung master plan. Mulai dari kota-kota yang kaya raya seperti Kabupaten Siak di Riau yang memiliki cukup uang, tapi tidak terlihat landmark kotanya.
Dengan menggunakan semua perangkat instrumen digital, tutur dia, maka bakal sangat cepat untuk merekam rupa muka bumi sehingga mudah merekam jejak-jejak pembangunan kota.
Upaya merekam jejak-jejak pembangunan kota bisa dimulai dengan IKN yang dibagi antara area hijau dengan bangunan. Kemudian juga adanya nursery (pembibitan tanaman) yang sesuai dengan vegetasi yang tumbuh di sana
“Hari ini saya hadir menantang PII untuk bekerja sama dengan Bappenas untuk membangun 40 kota. Insinyur Indonesia itu adalah maker, insinyur Indonesia itu bukan trader,” ungkap Suharso saat Pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Persatuan Insinyur Indonesia (PII) yang digelar di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum PII sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pembangunan Infrastruktur IKN Danis Hidayat menerangkan bahwa kontribusi insinyur di Indonesia akan menjadi sangat krusial bagi bangsa.
Baca juga: Bappenas, UN Global Pulse unveil joint report on Indonesian MSMEs
Baca juga: Hilangkan stunting jaga daya saing anak di tingkat global
“Negara kita betul-betul membutuhkan dukungan insinyur, dimulai dari bidang teknik kesipilan, mekanikal, elektrikal, lingkungan, perkapalan, kelautan, teknik kimia, teknik energi baru terbarukan, dan disiplin lainnya. Selain itu, kita masing-masing bisa berkiprah di berbagai profesi, baik sebagai developer, pelaku industri, pemerintah, akademisi, maupun periset,” kata dia.
Ke depan, tantangan global di bidang teknologi digital, informasi, energi, dan infrastruktur dinilai menuntut insinyur Indonesia meningkatkan profesionalisme.
“Kita di PII juga telah bertransformasi menjadi otoritas keinsinyuran melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014, dan PII telah menjadi bagian dari International Engineering Alliance sejak 2003. Artinya, PII akan terus memberikan dukungan besar bagi insinyur di Indonesia untuk mendapatkan global recognition,” ujar dia.